- MoU dilakukan dalam menghadapi meningkatnya permintaan manufaktur mobil.
- Hyundai Motor Company and PT Adaro Minerals Indonesia juga membentuk sistem kerja sama mengenai produksi dan pasokan aluminium.
- Hyundai akan perluas kerja sama dalam mengukuhkan kepemimpinan Indonesia terkait mobil ramah lingkungan pada masa depan.
SKOR.id – Hyundai Motor Company dan PT Adaro Minerals Indonesia, Tbk (AMI) baru-baru ini menandatangani Memorandum of Understanding (MoU).
Kedua belah pihak berkomitmen mengamankan ketersediaan aluminium yang stabil di tengah meningkatnya permintaan alumunium untuk manufaktur mobil.
Penandatanganan MoU dilakukan di sela B20 Summit 13-14 November 2022 (sebelum G20 Summit) di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali.
Kerja sama ini juga untuk membangun sistem kerja sama komprehensif terkait produksi dan ketersediaan aluminum oleh AMI.
Dalam hal ini AMI melalui anak perusahaannya PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), yang akan memberikan manfaat untuk kedua belah pihak.
Acara MoU dihadiri Jaehoon Chang, President and CEO Hyundai Motor Company dan Garibaldi Thohir, President Commissioner of PT Adaro Minerals Indonesia, Tbk.
B20 merupakan official engagement group G20 yang mewakili komunitas bisnis global dengan arahan memberikan rekomendasi kebijakan untuk ditindaklanjuti.
Arahan tersebut mengenai prioritas yang ditetapkan oleh tiap kepresidenan sehingga memacu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Tahun ini, B20 Summit mengangkat tema “Advancing Innovative, Inclusive and Collaborative Growth” dalam mendukung tema G20 “Recover Together, Recover Stronger.”
Kolaborasi Hyundai Motor Company dan PT Adaro Minerals Indonesia menandai komitmen masing-masing perusahaan percepat transisi menuju energi berkelanjutan.
Terutama terkait karbon netral. Indonesia kaya akan sumber daya alam dan energi, termasuk aluminium, sehingga dinilai memiliki daya saing pada masa depan.
Aluminium hijau Indonesia diklasifikasikan sebagai aluminium rendah karbon menggunakan pembangkit listrik tenaga air.
Itu merupakan sumber listrik ramah lingkungan dan diharapkan dapat menyediakan aluminium yang memenuhi kebijakan carbon neutralization milik HMC.
Terutama di tengah meningkatnya permintaan aluminium pada produsen mobil global.
Selain itu, ketersediaan dan permintaan jadi tidak stabil karena variabel situasional yang tidak dapat diprediksi dan menyebabkan kenaikan harga energi untuk produksi aluminium.
Youngtack Lee, Senior Vice President and Head of Hyundai Motor Asia Pacific Headquarter, menyambut baik kerja sama kedua pihak.
“Hyundai Motor Company mulai mengoperasikan pabrik manufaktur di Indonesia dan telah secara aktif bekerja sama dalam berbagai bidang di Indonesia,” kata Lee.
“Hal ini kemudian menciptakan sinergi di Industri otomotif masa depan, seperti berinvestasi dalam joint ventures manufaktur sel baterai,” ia menambahkan.
“Kerja sama smelter aluminium ini juga diharapkan mempererat hubungan antara Hyundai Motor Company dan Indonesia dengan sinergi yang lebih kuat,” ucap Lee.
Bagian dari kerja sama antara lain produksi dan ketersediaan aluminium yang diproduksi KAI dan Hyundai Motor berhak membeli aluminium produksi KAI sejak tahap awal.
Juga negosiasi pertama pembelian aluminium karbon rendah produksi KAI mendatang (volume off-take belum ditentukan pada kisaran 50.000 TPA hingga 100.000 TPA).
Sedangkan Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, optimistis terhadap prospek dari kerja sama tersebut.
“Kerja sama ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap pengolahan hilir mineral Indonesia di kawasan industri hijau terbesar dunia di Kalimantan Utara,” ucap Christian.
Menurutnya itu juga tak lepas dari dukungan pemangku kepentingan dan Hyundai Motor Company yang punya rekam jejak, pengalaman, dan teknologi mutakhir kendaraan listrik.
“Kami berharap mencapai Tanggal Operasi Komersial atau Commercial Operation Date (COD) kuartal pertama 2025 dan memproduksi aluminium 500.000 TPA pada tahap awal."
PT Kalimantan Aluminium Industry adalah perseroan terbatas di mana PT Adaro Indo Aluminium memegang mayoritas sahamnya.
PT Adaro Indo aluminium juga merupakan perseroan terbatas yang mayoritas sahamnya dipegang oleh PT Adaro Minerals Indonesia, Tbk.
Berdasarkan kerja sama dalam produksi mobil, sel baterai, dan aluminium di Indonesia, Hyundai Motor Company menyatakan akan terus memperluas bidang kerja sama.
Sehingga, akan mengukuhkan kepemimpinan Indonesia terkait mobil ramah lingkungan pada masa depan.
Berita Otomotif Lainnya:
Wuling Air EV Tampil dalam Pameran Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai di Bali
Suspensi Baru Mitsubishi New Xpander Cross Setara Pajero Sport
Jadi Safety Car WSBK Indonesia 2022, Ini Dia Interior dan Spesifikasi Hyundai i30 N