- Wakil Asia Tenggara belum pernah absen menempatkan juara pada tujuh edisi All England terakhir.
- Namun, awal prestasi wakil Asia Tenggara di All England muncul pada edisi 1949.
- Ganda putra Malaya (Malaysia), Ooi Teik Hock/Teoh Seng Khoon, menjadi wakil pertama Asia yang menjuarai All England.
SKOR.id - Dominasi wakil Asia Tenggara di All England dibuka melalui kemenangan ganda putra Malaysia, Ooi Teik Hock/Teoh Seng Khoon, di partai final tahun 1949.
All England merupakan turnamen bulu tangkis tertua yang masih terselenggara hingga saat ini. Edisi pertama turnamen All England digelar pada tahun 1899.
Pada awalnya, All England diikuti oleh para atlet Inggris dan negara persemakmuran Kerajaan Inggris Raya. Kontestan dari Asia pertama kali muncul pada 1920, yakni K. S. Tann yang mewakili Cina. Tiga tahun setelahnya, muncul sosok Hassan Ali Fyzee yang mewakili India.
Lantas, kapan wakil Asia Tenggara mulai muncul pada turnamen All England?
Tahun 1935, wakil Asia Tenggara baru muncul di ajang ini. Saat itu, sosok Ong Hock Sim menjadi partisipsan, mewakili Malaya (Malaysia).
Sayang, Ong Hock Sim langsung kalah pada putaran pertama. Legenda bulu tangkis Inggris dan juara bertahan All England, Ralph Cyril Fulford Nichols, masih terlalu dominan untuk Hock Sim dengan menang 15-11, 15-11.
Setelahnya, beberapa nama atlet Malaya mewakili Asia Tenggara. Selain Hock Sim, terdapat sosok A. S. Samuel yang menjadi partisipan. Hanya saja, gelar juara belum didapat oleh Asia Tenggara hingga gelaran All England tak teselenggara pada 1940-1947 karena Perang Dunia Kedua.
Gelar juara pada 1949
Asia Tenggara akhirnya meraih gelar juara pada tahun 1949. Gelar juara disabet oleh ganda putra, Ooi Teik Hock/Teoh Seng Khoon.
Sosok Ooi Teik Hock bermain dobel di sektor ganda dan tunggal. Namun, "rezeki" sang legenda diraih ketika bermain di sektor ganda.
Mendiang Teik Hock saat itu bermain impresif pada sektor tunggal. Ia menembus final dan berhadapan dengan atlet Amerika Serikat, Dave Freeman. Namun, wakil Malaya tersebut harus mengakui keunggulan lawan dengan skor akhir 1-15, 6-15.
Ooi Teik Hock lalu berpasangan dengan Teoh Seng Khoon di sektor ganda putra. Ia berkesempatan untuk membalaskan kekalahan pada Dave Freeman saat bertemu di final ganda putra. Saat itu, Freeman berpasangan dengan Wynn Rogers.
Hasilnya, wakil Malaya berhasil meraih kemenangan di final dengan skor akhir 15–5, 15–6.
Pasangan Ooi Teik Hock/Teoh Seng Khoon bukan ganda sembarangan. Keduanya masuk dalam juga tim Thomas Cup 1949 dan meraih juara.
Terkhusus pada Ooi Teik Hock, sang legenda punya segudang prestasi di bulu tangkis. Selain juara All England 1949, sang legenda juga juarai All England 1954, US Open 1954, dan Malaysia Open 1955. Di level tim, Ooi Teik Hock membawa Malaysia juara Thomas Cup 1949, 1952, dan 1955.
Dominasi Asia Tenggara berlanjut
Setelah era Ooi Teik Hock dan Teoh Seng Khoon, dominasi Asia Tenggara di All England pun berlanjut.
Beberapa bukti dominasi yang terekam sejarah dibawa oleh nama-nama seperti Rudy Hartono, Lee Chong Wei, Tan Boo Heong/Koo Kiat Kien, Lee Zii Jia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, hingga Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.
Para penggemar bulu tangkis dunia pasti tahu soal besarnya nama Rudy Hartono di sejarah All England. Sosok pebulu tangkis Indonesia ini meraih delapan gelar juara, yang tujuh di antaranya didapat secara beruntun pada tahun 1968 hingga 1974.
Lee Chong Wei juga menjadi sosok yang diperhitungkan. Ia masuk sebagai finalis All England pada lima edisi beruntun, pada 2009 hingga 2013, dan memenangkan tiga di antaranya.
Tan Boo Heong/Koo Kiat Kien diingat dengan aksi heroiknya pada All England 2007. Keduanya berhasil memangkas dominasi Cina saat itu dengan mengalahkan Fu Haifeng/Cai Yun di final.
Kesan yang sama didapat oleh Lee Zii Jia yang juga menjatuhkan dominasi Viktor Axelsen pada All England 2021.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga menjadi sorotan. Owi/Butet berhasil muncul sebagai salah satu ganda campuran tersukses yang berhasil juara di tiga edisi beruntun All England. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir adalah satu dari lima ganda campuran yang berhasil mencapai tiga gelar berturut dalam sejarah All England.
Terbaru adalah gelar juara yang diraih Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri pada All England 2022. Bagas/Fikri menjadi salah satu anomali yang jarang terjadi, di mana non-unggulan berhasil menyabet juara All England.