- Hendra Setiawan merinci enam pasangan ganda putra yang paling ditakuti sepanjang kariernya.
- Lee Yong-dae dan Fu Haifeng masuk daftar tersebut walau sudah berganti pasangan.
- Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo disebut sebagai rival terkuat saat ini.
SKOR.id - Hendra Setiawan jadi salah satu pebulu tangkis Indonesia yang sudah mengoleksi banyak gelar bergengsi seperti Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan tur BWF.
Label tersebut membuat pemain 35 tahun tersebut mendapat julukan Dewa Hendra dari pencinta bulu tangkis nasional.
Berita Hendra Setiawan Lainnya: Susun Prioritas untuk 2021, Hendra/Ahsan Utamakan Olimpiade Tokyo
Memiliki pembawaan yang tenang saat di lapangan, Hendra Setiawan mengaku ada beberapa lawan yang membuatnya khawatir.
Hal tersebut sudah dirasakan pemain kelahiran Pemalang, Jawa Tengah itu sejak masih berpasangan dengan Markis Kido hingga Mohammad Ahsan.
Berikut daftar 6 pasangan ganda putra yang dianggap Hendra Setiawan sebagai lawan tersulit:
1. Koo Kiet Kien/Tan Boon Heong (Malaysia)
"Saya takut tiap bertemu dengan pasangan Koo Kiet Kien/Tan Boon Heong," ucap Hendra Setiawan.
Kemenangan perdananya atas Koo/Kiet terjadi pada perempat final Olimpiade Beijing 2008 atau saat berpasangan dengan Markis Kido.
"Mungkin karena sudah memenangi banyak turnamen, mereka jadi terlalu percaya diri. Sedangkan saya justru lebih tenang dari biasanya."
2. Cai Yun/Fu Haifeng (Cina)
Pertemuan paling epik yang melibatkan Hendra dengan Cai Yun/Fu Haifeng terjadi pada final Olimpiade 2008 di Beijing.
Berstatus tuan rumah, serta unggul pada gim pertama, Hendra yang kala itu berduet dengan Markis Kido nyaris patah semangat.
"Pelatih kami saat itu terus berteriak: 'Semangat! Semangat!' (dari pinggir lapangan)," ayah dua anak itu menambahkan.
Cai Yun/Fu Haifeng dianggap Hendra sebagai pemain yang stabil dengan serangan keras serta memiliki kepercayaan diri.
Namun, momok itu berhasil dilalui Hendra/Kido yang akhirnya mampu menyabet medali emas pada Olimpiade Beijing 2008.
3. Lee Yong-dae/Jung Jae-sung (Korea Selatan)
"Mereka adalah ganda putra dengan pertahanan kuat. Terutama, Lee Yong-dae, pemain spesial karena bisa dipasangkan dengan siapa pun."
Namun, kiprah andalan Korea Selatan itu terhenti karena Jung Jae-sung meninggal dunia pada usia 36 tahun, 9 Maret 2018.
Lee Yong-dae kemudian melanjutkan kariernya bersama Kim Gi-jung.
4. Zhang Nan/Fu Haifeng (Cina)
Kombinasi antara Zhang Nan yang masih muda dengan senior, Fu Haifeng, menghasilkan ganda putra yang lebih tangguh.
Sebelumnya, Fu Haifeng sempat berpasangan dengan Cai Yun.
"Pasangan yang sangat sangat kuat, baik pertahanan dan serangannya. Zhang Nan muda menguasai lebih (sisi) banyak lapangan," ujar Hendra.
5. Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan)
Lagi-lagi, Lee Yong-dae menjadi momok bagi Hendr di lapangan. Bahkan setelah keduanya sama-sama ganti pasangan.
Hendra yang dulu dengan Markis Kido, berduet dengan Mohammad Ahsan. Sementara Lee Yong-dae, dari Jung Jae-sung ke Yoo Yeon-seong.
Dari 13 pertemuan, tujuh kemenangan menjadi milik Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong.
"Salah satu momen luar biasa terjadi di final Asian Games 2014. Akhirnya, kami bisa mengalahkan Lee/Yoo di depan publik mereka sendiri."
6. Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (Indonesia)
"Suka atau tidak, mereka adalah ganda putra terbaik, saat ini. Punya kecepatan dan kuat. Saya hanya dua kali menang dari mereka."
Dua kemenangan Hendra/Ahsan atas Minions, julukan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, terjadi dalam Indonesia Open 2015 dan Malaysia Open 2016.
Hendra pun berharap bisa mengalahkan juniornya tersebut dalam waktu dekat. Apalagi, keduanya dipastikan jadi wakil Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.
Catatan Redaksi: Mohon maaf ada kekeliruan sumber berita. Setelah dikonfirmasi, sumber berita awal adalah Jawa Pos dan bukan Badminton Planet. Terima kasih dan ini menjadi masukan berharga bagi kami ke depannya.