SKOR.id – Tak berlebihan rasanya jika Francesco Bagnaia menyandang status King of Mugello. Tiga musim beruntun sang rider Ducati sukses menjadi pemenang MotoGP Italia, termasuk akhir pekan lalu.
Pecco, sapaan akrab Bagnaia, kembali membuktikan kelasnya sebagai juara dunia tiga kali MotoGP dalam balapan kandangnya, Grand Prix Italia, di Sirkuit Mugello.
Setelah sukses memenangi sprint sehari sebelumnya, Bagnaia kembali finis terdepan pada balapan utama MotoGP Italia, meskipun mendapatkan penalti penurunan tiga grid, Minggu (2/6/2024) kemarin.
Start dari posisi kelima, ia mampu melesat untuk segera memimpin balapan di tikungan kedua. Setelah itu Pecco mendominasi, membuat para rival, terutama Jorge Martin (Pramac Racing), frustrasi mengejarnya.
Usai blunder dalam sprint di GP Catalunya sepekan sebelumnya, Bagnaia bangkit dengan memborong tiga kemenangan, termasuk dua podium di Mugello, trek yang telah menjadi teritorinya tiga tahun terakhir.
Dan, kemenangan kali ini terasa istimewa karena beberapa alasan, Pertama, ia terus memangkas gap dari dari Martin di puncak klasemen. Kedua, itu diraih dengan livery spesial Maglia Azzurri di balapan kandang.
“Kemenangan selalu lebih baik dari sebelumnya. Menang di sini (Mugello) dan dengan livery khusus makin menambah nilainya,” ujar Pecco Bagnaia setelah akhir pekan luar biasa GP Italia.
Hat-trick (tiga kemenangan beruntun) di Mugello membuat Bagnaia menyamai rekor tiga legenda MotoGP, Mick Doohan (1994-1998), Valentino Rossi (2002-2008) dan Jorge Lorenzo (2011-2013), yang lebih dulu sukses mengokupasi podium tertinggi di sana tiga kali berturut-turut.
Mengenai keberhasilan finis terdepan pada balapan utama MotoGP Italia 2024, Bagnaia menyebut start yang dieksekusinya secara luar biasa adalah kuncinya.
“Kita tahu betapa krusialnya mendapatkan start yang bagus, jadi saya banyak fokus pada hal itu. Saya ingin segera berada di sisi luar selepas start, lalu coba memimpin di Tikungan 2 dan menyalip Martin,” tuturnya.
“Setelah itu saya bisa mengontrol balapan, tapi hingga Anda sukses melakukannya, Anda tak pernah tahu apa yang mungkin terjadi. Semua sudah diperhitungkan, termasuk manuver. Anda harus selalu melakukan hal yang benar pada waktu yang tepat.”
Lebih lanjut Bagnaia menjelaskan bahwa efektivitas adalah strategi yang diterapkannya guna mengunci kemenangan di Mugello, walaupun tidak mudah melakukan hal tersebut.
“Saya tidak bisa konsisten dengan waktu dan ritme saya yang sebenarnya. Saya harus mengatur kecepatan dengan baik karena grup depan sangat dekat,” Pecco mengungkapkan.
“Strategi terbaik adalah dengan mengambil tikungan dengan cepat setiap lap sehingga gap terjaga. Itu bukan strategi yang umum, namun pasti membuahkan hasil dalam jangka panjang.”
Pecco Bagnaia juga mengatakan dukungan fantastis puluhan ribu penonton yang hadir memadati Mugello memberinya kekuatan tambahan untuk bisa tampil maksimal.
“Penonton Mugello adalah sesuatu, membuat saya sangat bersemangat. Kemarin (Sabtu) saya kebetulan membaca surat dari seorang fans dan saya tersentuh. Saya sangat sensitive belakangan ini,” katanya.
“Semua dukungan seperti itu menjadi hal yang Anda bawa selamanya, setidaknya bagi saya. Tentunya saya akan menceirtakan kepada anak saya kelak tentang kisah-kisah luar biasa seperti ini,” pungkas Pecco.