- Greysia Polii membeberkan alasan menerima tawaran sebagai ketua komisi atlet BWF.
- Izin dari suami meyakinkan Greysia Polii menerima tawaran sebagai ketua komisi atlet.
- Bagi peraih medali emas Olimpiade 2020 tersebut, peran komisi atlet adalah bagian dari pelayanan terhadap bulu tangkis dunia.
SKOR.id - Greysia Polii membeberkan proses menjadi ketua komisi atlet Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Setelah menggelar acara perpisahan di lapangan utama Istora Senayan, Jakarta pada Minggu (12/6/2022), Greysia Polii mengadakan jumpa pers.
Dalam momen tersebut, Greysia menjelaskan proses menjadi ketua komisi atlet BWF periode 2022-2025.
Peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu mengatakan bahwa sebelum terbang ke Jepang dirinya mendapat tawaran sebagai kandidat komisi atlet.
Setelah melalui berbagai proses, pertimbangan, dan pemungutan suara, Greysia Polii pun terpilih sebagai ketua didampingi Robin Tabeling (Belanda) sebagai wakil ketua.
"Komisi atlet ini adalah salah satu bentuk kepedulian saya terhadap bulu tangkis, khususnya bulu tangkis dunia," kata Greysia kepada wartawan termasuk Skor.id.
"Sebelum Olimpiade, banyak dari BWF bilang 'Greysia sepertinya kamu role model yang bagus untuk posisi ini. Mau ya untuk kami daftarkan namanya (sebagai komisi atlet)'."
"Setelah itu saya mikir job desk-nya apa karena saya sudah menikah. Dan sebentar lagi saya mungkin akan fokus keluarga," katanya.
"Setelah ngobrol dengan suami, dia akhirnya 'Oke, enggak apa-apa. Boleh." Asalkan seimbang dan tak memakan waktu, akan saya jalani dengan sepenuh hati."
Menurut Greysia, menjadi ketua komisi atlet BWF adalah bentuk pelayanannya kepada bulu tangkis dunia.
Pasalnya, selama ini tidak banyak pemain elite yang bersedia mengemban tugas sebagai ketua komisi atlet karena kesibukan berlatih dan bertanding.
"Dari dulu mereka bilang bahwa setiap orang yang jadi ketua komisi atlet bukan dari pemain level dunia. Karena pemain itu tidak ada waktu untuk mengurusi banyak hal," katanya.
"Mulai dari mengurus atlet atau masukan apa. Itu harus benar-benar atlet yang punya waktu, tidak hanya berlatih dan bertanding tetapi untuk mengurus hal-hal di organisasi ini."
"Memang ribet tetapi karena dijalani dengan senang hati, saya enggak apa-apa dan ini sebagai bentuk pelayanan saya kepada bulu tangkis dunia," ia menambahkan.
Setelah pensiun sebagai atlet, Greysia memastikan bahwa dirinya tidak akan jauh-jauh dari dunia bulu tangkis.
Hanya saja, wanita 35 tahun tersebut belum terpikir untuk menekuni profesi sebagai pelatih meskipun ada beberapa tawaran datang kepadanya.
"Pelatih itu orang yang betul-betul mendedikasikan tidak hanya keluarga tetapi juga atlet," tuturnya.
"Misal di pelatnas ada 12 orang, maka itu yang harus diperhatikan. Belum lagi anak di rumah. Jadi, (pelatih) banyak sekali pengorbanan waktu."
"Bukannya saya tidak mau. Tapi untuk saat ini bagi saya belum waktunya menjadi pelatih karena jadi pelatih ataupun atlet itu sama. Super duper sibuk. Harus full fokus," katanya.
Berita Greysia Polii Lainnya:
Momen Penuh Haru di Acara Perpisahan Greysia Polii
Hadiri Testimonial Day Greysia Polii, Menpora Zainudin Amali Beri Kado Jaket