Giovanna Amati dan Lika-Liku Pembalap Perempuan Masuk Lintasan F1

Aditya Fahmi Nurwahid

Editor: Aditya Fahmi Nurwahid

Giovanna Amati Skor.id
Sosok pembalap wanita terakhir di Formula 1, Giovanna Amati.
  • F1 turut memiliki sejarah berkaitan dengan pembalap perempuan.
  • Sekitar tiga dekade lalu, sosok Giovanna Amati menjadi pembalap perempuan terakhir di lintasan F1.
  • Sejak era Amati, F1 seakan makin mustahil dimasuki pembalap wanita.

SKOR.id - Giovanna Amati menjadi bukti bahwa perempuan pernah membalap di lintasan Formula 1, meski itu terjadi lebih dari 30 tahun yang lalu.

Giovanna Amati membalap untuk tiga grand prix pada F1 1992. Sang pembalap memiliki previlege yang besar, berasal dari keluarga yang sangat kaya dan mampu mendanai karir di berbagai kejuaraan motorsport.

Amati membalap untuk Brabham, tim dengan mobil yang tidak bandel sama sekali. Pengganti Amati, Damon Hill, juga lebih sering gagal kualifikasi saat mengendarai mobil yang sama.

Sosok Amati memang bergabung ke Braham di waktu yang tidak tepat. Usai membawa Nelson Piquet menjadi jawara pada tahun 1983, penurunan Brabham sangat cepat. Hanya lima tahun kemudian menghilang dari grid.

Tapi sosok Giovanna Amati bukan sosok yang tanpa skill. Ia dibekali pengalaman membalap yang cukup, termasuk di balik kemudi F3000 Jepang dan Eropa sebelum masuk ke kokpit mobil F1. Di F3000, Amati membalap sejak 1987-1991.

Debut Formula 1 Amati dibantu oleh sponsor senilai 3 juta dolar AS, jumlah yang fantastis untuk seorang rookie. Pada seri pembuka musim di Afrika Selatan, Amati disorot media seperti Ayrton Senna, yang baru saja dinobatkan sebagai juara untuk ketiga kalinya, atau Nigel Mansell, yang penampilan pramusimnya mengindikasikan gelar tersebut akhirnya berada dalam genggamannya. 

Namun, bagi Amati, perhatian media bernada sinis. Jurnalis bahkan sempat menanyakan karir balap motor seperti apa untuk seorang wanita.

Amati juga menyebut bahwa mobil Brabham yang di bawah performa terbaik sebuah mobil balap adalah kesempatan terbaiknya di lintasan. Ia seakan tak punya pilihan untuk memilih tim, atau mobil yang lebih baik.

“Saya sangat tertarik dengan diri saya karena saya adalah satu-satunya wanita di kejuaraan (F1 1993) tetapi saya tidak bisa tampil maksimal, dengan mobil itu saya tidak bisa tampil maksimal," kata Amati dikutip dari BBC.

“Brabham saat itu kekurangan sponsor dan kekurangan anggaran. Mesin saya bocor oli, air, semuanya, dan ketika saya minta ganti tidak ada suku cadang. Jadi sulit, semua mobil lain tampil banyak. lebih baik dari milik kita." 

"Saya tidak bisa lolos dengan mobil itu dan masalahnya adalah mereka tidak memberi saya kesempatan lagi sesudahnya."

Sulitnya pembalap wanita menembus F1

Atlet wanita memiliki banyak rintangan untuk masuk ke "olahraga pria"; sepak bola wanita dilarang di Inggris selama lima puluh tahun, atlet wanita sering kali dikeluarkan dari kompetisi di acara seperti maraton, bahkan di tingkat amatir. 

Meskipun ada beberapa larangan awal perempuan mengemudi di ajang balap motor, terutama di Perancis, sejak sejarah F1 dimulai perempuan memiliki hak untuk bersaing, pada platform yang sama dan kompetisi yang sama dengan laki-laki.

Secara teori, motorsport seharusnya lebih ramah gender. Tapi kenyataannya, jumlah kesempatan di F1 masih terlampau jauh. Hanya lima wanita pernah mengikuti balapan F1. Maria Teresa de Filippis di tahun 50-an, Lella Lombardi dan Divina Galica di tahun 70-an, Desire Wilson untuk kesempatan satu kali di tahun 80-an dan kemudian tiga balapan Giovanna Amati di tahun 1992.

Hingga Giovanna Amati sempat sumringah ketika Bos Formula 1, Bernie Ecclestone, melempar gagasan untuk memunculkan F1 khusus wanita. Gagasan ini ditolak oleh Toto Wolff dan kepala komisi FIA untuk atlet wanita Michele Mouton, tapi itu adalah ide yang menurut Amati layak untuk dipertimbangkan.

“Saya pikir ide Bernie sangat cemerlang, membuat F1 hanya untuk wanita, karena setidaknya Anda bisa balapan di puncak kompetisi," kata Amati dalam wawancara bersama BBC pada 2015.

"Tapi lalu siapa yang membayarnya (menjadi sponsor)? Itu tidak mudah. Saya lihat gagasa ini membutuhkan banyak uang untuk membuatnya berhasil."

"Saat ini hanya ada 20 mobil di F1 jadi saya tidak bisa memperkirakan ada wanita yang masuk dalam 20 pembalap teratas di dunia. Ketika saya mengendarainya, terdapat 32 mobil, bukan 20."

Amati melihat, pembalap perempuan harus menjadi sosok yang benar-benar luar biasa untuk bisa bersaing di F1 bersama pembalap-pembalap pria. Pembalap tersebut harus mumpuni dari segi teknis dan juga kompetitif.

"Jadi mungkin dia (pembalap perempuan) harus mampu memaksimalkan performa mobil-mobil tua, atau mungkin yang memenangkan balapan kemudian bisa balapan dengan pembalap pria, atau semacamnya. Sulit, tapi ini adalah satu-satunya kesempatan saat ini bagi seorang wanita untuk balapan mobil F1." 

RELATED STORIES

Mark Webber, Wingman Red Bull Racing Generasi Pertama

Mark Webber, Wingman Red Bull Racing Generasi Pertama

Muncul sebagai pembalap generasi pertama Red Bull, Mark Webber menjadi salah satu wingman terbaik Formula 1 versi Skor Indonesia.

Valtteri Bottas, 'Wingman' Petarung di Mobil Mercedes F1

Valtteri Bottas sempat bermasalah ketika dijuluki 'wingman' oleh F1, namun Skor Indonesia melihat sosoknya sebagai 'sayap petarung' di kancah Formula 1.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Liga Champions 2024-2025. (Yusuf/Skor.id).

World

Liga Champions 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Liga Champions 2024-2025 dimulai dengan Fase Liga, berikut jadwal, hasil, dan klasemen yang akan diupdate seiring bergulirnya kompetisi ini.

Irfan Sudrajat | 30 Apr, 03:29

Arsenal kembali ke semifinal Liga Champions setelah 16 tahun. (Deni Sulaeman/Skor.id).

World

5 Fakta Kekalahan Arsenal dari PSG di Semifinal Liga Champions 2024-2025

Arsenal mengalami kekalahan dari PSG pada laga leg pertama babak semifinal Liga Champions 2024-2025.

Pradipta Indra Kumara | 30 Apr, 00:57

Menpora RI, Dito Ariotedjo, memberi keterangan kepada awak media usai menghadiri acara Merah Putih Gala: 73rd NOC Indonesia Anniversary di Jakarta, 11 Maret 2025. (Taufani Rahmanda/Skor.id)

Other Sports

Menpora Jawab Soal Pertina yang Dikeluarkan dari KOI

Dito Ariotedjo mengatakan akan ada pembentukan organisasi baru olahraga tinju Indonesia untuk menggantikan Pertina.

Gangga Basudewa | 29 Apr, 17:16

Budisatrio Djiwandono

Basketball

Perbasi Ingin 3x3 Bisa Lolos Olimpiade LA 2028

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Perbasi Budisatrio Djiwandono pada Selasa (29/4/2025)

Gangga Basudewa | 29 Apr, 17:07

National

Pertandingan Sepak Bola Duta Besar dan Jurnalis, Bentuk Perayaan Jelang FIFA Beach Soccer World Cup 2025

Para Duta Besar negara sahabat mengadakan pertandingan persahabatan sepak bola dengan Jurnalis yang tergabung bersama Seejontor FC.

Nizar Galang | 29 Apr, 16:14

Timnas futsal putri Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Piala Asia Futsal Wanita 2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen lengkap Piala Asia Futsal Wanita 2025 terus diperbarui seiring berjalannya turnamen.

Taufani Rahmanda | 29 Apr, 14:51

Liga 4 Nasional atau Liga 4 putaran nasional. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Putaran Nasional Liga 4 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut jadwal, hasil, dan klasemen putaran nasional Liga 4 2024-2025.

Rais Adnan | 29 Apr, 13:18

PBESI (Dede Mauladi/Skor.id)

Esports

PB ESI Umumkan Timnas EA FC Online untuk SEA Games 2025

Ada tiga atlet yang terpilih mewakili Indonesia untuk nomor EA FC Online di SEA Games 2025.

Gangga Basudewa | 29 Apr, 12:31

best xi liga 1 2024-2025

Liga 1

Skor Stats: Best XI Pekan 30 Liga 1 2024-2025, Lokal Ada Yakob Sayuri dan Kadek Aral

Susunan pemain terbaik dari pekan ke-30 Liga 1 2024-2025 yang membentuk tim disertai pelatihnya versi Skor.id.

Taufani Rahmanda | 29 Apr, 11:42

Gilbert Agius, pelatih PSIS Semarang asal Malta.

Liga 1

PSIS Semarang Pecat Gilbert Agius, Eks Bek Timnas Indonesia Jadi Caretaker

Manajemen PSIS resmi memecat Gilbert Agius dari posisi pelatih pada Selasa (29/4/2025).

Rais Adnan | 29 Apr, 11:26

Load More Articles