SKOR.id – Selasa (4/9/2023) petang lalu, Gianluigi Buffon memperkenalkan dirinya pada konferensi pers dalam peran barunya sebagai kepala delegasi tim nasional Italia.
“Berada di sini membuat saya menjadi orang yang bahagia. Saya akan kembali ke lingkungan yang cukup saya kenal, saya pulang ke rumah dan akan memberikan kontribusi kecil atas segala dinamika yang akan kita alami ke depannya,” ucap Buffon.
Buffon gantung resmi sepatu pada 2 Agustus 2023 lalu, dalam usia 45 tahun, setelah 28 tahun berkarier sebagai penjaga gawang profesional.
Buffon tercatat 176 kali menjadi kiper timnas Italia serta menjadi sosok penting saat Gli Azzurri merebut Piala Dunia 2006.
Bergabungnya Buffon sebagai kepala delegasi tim tidak lepas dari penunjukan Luciano Spalletti sebagai pelatih timnas Italia sejak bulan lalu, menggantikan Roberto Mancini yang menerima pinangan menangani timnas Arab Saudi.
Mancini sukses membawa Italia merebut Piala Eropa 2020 namun tidak mampu meloloskan Gli Azzurri lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar.
Saat sukses juara Piala Eropa 2020, kepala delegasi timnas Italia diisi oleh Gianluigi Vialli. Mantan striker timnas Italia itu mundur dari jabatannya, hanya beberapa hari sebelum wafat pada 6 Januari 2023 dalam usia 53 tahun karena kanker.
Sebuah “kenangan yang luar biasa dan indah tentang Gianluca Vialli”. Namun ada klarifikasi yang jelas dari Buffon: “Saya di sini bukan untuk mengulang sukses Vialli, saya tidak akan sanggup melakukannya. Saya akan menjadi diri saya sendiri.”
Sebagai mantan kiper—bahkan disebut-sebut salah satu yang terbaik di abad ke-21—Buffon juga memberikan pandangannya tentang sederet penjaga gawang muda potensial yang dimiliki Italia saat ini.
“Saya lahir dan besar bersama legenda Paolo Rossi, Dino Zoff, Azzurri 1982 serta cerita dari ayah. Jadi saat pertama kali saya melihat Gigi Riva, itu seperti melihat monumen,” katanya.
“Dalam 3-4 tahun terakhir, kumpulan penjaga gawang Italia telah berkembang pesat. Gianluigi Donnarumma ditahbiskan. Lalu muncul Guglielmo Vicario, Ivan Meret (keduanya cadangan Donnarumma di timnas Italia), Wladimiro Falcone, dan Michele Di Gregorio.”
Saat berbicara di depan para jurnalis, Luciano Spalletti juga tampak hadir di barisan depan. Buffon pun memberikan pandangannya tentang mantan pelatih SSC Napoli, Inter Milan, dan AS Roma itu.
“Pada hari-hari ini saya cukup beruntung bisa dekat dengan Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), pelatih, dan para stafnya,” tutur Buffon.
“Saya harus mengatakan bahwa saya merasakan pembicaraan tentang konsep, emosi, nilai-nilai yang menurut saya penting jika Anda ingin mencapai suatu tujuan.
“Saya punya perasaan bahwa Italia telah menemukan orang (baca: pelatih) yang tepat pada waktu yang tepat dan saya tidak berbicara tentang diri saya sendiri. Itu menghilangkan kata-kata saya, dengan pelatih seperti ini. Saya tidak akan banyak bicara.
“Saya mencapai usia yang memungkinkan saya untuk mempertimbangkan ide ini. Berhenti itu sederhana, tubuh sayalah yang memberi tahu saya. Saya hanya melakukan hal-hal yang saya suka, itu sebabnya saya belum melakukan dan takkan melakukan lomba perpisahan.”
Gigi Buffon juga menyampaikan pendapatnya mengenai perpisahan Mancini. Ia melihat Presiden FIGC telah berbicara dan itu pilihan yang tidak terduga. Namun, Buffon juga menilai FIGC telah memberikan jawaban yang sangat cepat dan meyakinkan.
“Ini hal yang paling menarik perhatian di timnas Italia. Saya akan melakukannya seperti orang Italia yang dermawan. Kami menang jika bermurah hati, bukan jika hanya kuat,” tutur Buffon.
Presiden FIGC Gabriele Gravina juga berbicara mengenai hal ini di awal konferensi. Gravina mengaku bangga bisa memilih Buffon, pemain dengan penampilan terbanyak untuk Azzurri. Gravina juga menyebut Buffon sebagai pemain dan juga bisa menjadi manajer.
“Kami hidup melalui sebuah masa yang sulit, musim panas yang bergejolak dan itu bukan sepenuhnya kesalahan kami. Saya bangga telah menyerahkan tim nasional kami ke tangan Spalletti dan Buffon,” tutur Gravina.
“Siapa pun yang mengetahui prinsip-prinsip manajemen kami pasti mengetahui nilai-nilai yang kami tekankan. Sering kali kami memberi bobot pada harga, namun kami lupakan nilainya.”