SKOR.id - Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur (Jatim) telah melangsungkan kongres tahunan di Hotel Sheraton, Surabaya, pada Rabu (17/7/2024).
Diikuti 52 klub dan 37 Asosiasi Kabupaten atau Asosiasi Kota (Askab/Askot), beberapa aspek telah dibahas, salah satunya terkait target dan program peningkatan kualitas sepak bola Indonesia, khususnya di Jatim.
Ketua Asprov PSSI Jatim, Ahmad Riyadh, mengungkapkan, meskipun semua program sudah terlaksana, namun ada satu ang harus segera dilaksanakan yaitu Workshop Askab/Askot maupun klub.
“Untuk program kerja sudah terlaksana, mulai dari grassroots, kelompok umur 13, 14, 15 hingga Liga 3. Cuma satu yang belum, dan ini sangat penting, yaitu Workshop. Dan setelah Kongres ini bisa kami prioritaskan,” ujar Ahmad Riyadh.
Menurutnya, profesionalisme dalam pengelolaan sepak bola Askab dan Askot akan melahirkan pemain yang berkualitas dan tentunya dapat berkontribusi untuk sepak bola Tanah Air.
Selain itu, Asprov PSSI Jatim juga merupakan satu-satunya asprov di Indonesia yang sudah membentuk Asosiasi Pelatih.
“Jumlahnya 680 anggota, yang akan menjadikan silabus kepelatihan yang kami sah-kan pada Kongres tahun lalu bisa dilaksanakan ya kurikulum sesuai,” Ahmad Riyadh menjelaskan.
Tidak hanya itu, jumlah wasit di Asprov PSSI Jatim juga terbanyak, yaitu 400 pengadil yang siap ditugaskan.
Selanjutnya, untuk pengembangan kualitas sepak bola, Ahmad Riyadh tidak ingin hanya berkutat di Jatim. Saat ini, Asprov PSSI Jatim sudah melakukan komunikasi terhadap 6 Asprov lainnya, termasuk Maluku dan Papua.
“Jadi kami bisa saling tukar pelatih dengan daerah-daerah lain, begitu juga pemain. Memang persatuan dan kerja sama sangat penting, dan output-nya untuk Indonesia,” kata Riyadh.
Pada Kongres PSSI Jatim 2024, ia juga berpesan kepada pimpinan daerah bahwa untuk meningkatkan kualitas sepak bola agar tidak membangun stadion yang terlalu megah, melainkan lebih mengedepankan pembangunan tempat latihan.
Kongres PSSI Jatim 2024 juga dihadiri Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria, yang menyatakan bahwa ada empat tipe anggota dalam PSSI. Pertama, anggota yang menurut.
Kedua, anggota yang suka mencontoh. Ketiga, anggota yang selalu menurut, mencontoh dan memberikan kritik. Keempat adalah anggota yang menurut, mencontoh, mengkritik dan memberikan solusi.
“Untuk Asprov PSSI Jatim ini berada di urutan teratas, urutan keempat. Jadi tidak hanya diam, tapi mengkritik, juga mengeluarkan program baru,” kata Ratu Tisha.
Ia pun menambahkan ada program yang sedang dan harus dikejar oleh PSSI. Salah satunya terkait kepelatihan. Jika di luar negeri pertumbuhan pelatih hingga 80.000 tiap tahun, sementara di Indonesia hanya 6.000 per tahun.
“Saat ini sistemnya yang harus kami bongkar, dan saya minta ini di diskusikan oleh Asprov Jatim agar kita membuat suatu terobosan yang berbeda,” Ratu Tisha memungkasi.