- Fabio Quartararo menegaskan tidak menargetkan juara dunia pada tahun keduanya di MotoGP.
- Fabio Quartararo merasa tak kecewa posisinya di puncak klasemen digeser oleh Joan Mir.
- Fabio Quartararo akui Suzuki menjadi tim paling konsisten dalam hal manajemen ban.
SKOR.id – Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, mulai merasa geram dengan ekspektasi tinggi dari banyak orang terhadap dirinya pada tahun ini.
Fabio Quartararo difavoritkan menjadi penantang gelar juara dunia MotoGP setelah penampilan impresif di dua balapan awal musim ini.
Namun, pembalap asal Prancis itu gagal menjaga konsistensi dan kerap finis di luar 10 besar. Seperti yang terjadi di Grand Prix (GP) Aragon, pada akhir pekan lalu.
Start dari pole position, Fabio Quartararo hanya mampu finis di urutan ke-18. Setelah dianalisis, ban depan motornya memiliki masalah pada tekanan angin.
Gagal merebut poin membuatnya harus rela turun ke urutan kedua dalam klasemen MotoGP 2020 dengan 115 poin dan berjarak enam angka dari Joan Mir di urutan pertama.
“Balapan yang mengerikan. Tapi saya akan tambah sedih jika Mir menang, Maverick Vinales kedua dan Andrea Dovizioso ketiga,” kata Quartararo.
“Tapi dari seluruh hal negatif, saya hanya ingin melihat hal positif yang mana Alex Rins dan Alex Marquez finis di depan Joan,” ucap Quartararo seperti dilansir Motorsport.com.
Fabio Quartararo sendiri sempat digadang-gadang menjadi juara dunia baru dengan penampilannya yang impresif.
Namun, ia tidak ingin memasang target tinggi karena dirinya merasa masih mempelajari banyak hal di MotoGP.
“Tekanan seharusnya tidak mengarah ke saya. Saya memang memimpin klasemen tapi tim ini baru lahir tahun lalu. Ini tahun kedua saya di MotoGP dan saya juga bukan di tim pabrikan,” ujar Quartararo.
“Seharusnya tekanan ada pada pembalap tim pabrikan. Jadi, saya merasa baik-baik saja. Hanya memiliki balapan sulit dengan masalah teknis.”
Fabio Quartararo mengakui bahwa Suzuki memiliki manajemen ban yang lebih baik daripada Yamaha.
Tetapi, ia yakin Yamaha terus melakukan peningkatan untuk membuat motor dapat melaju lebih cepat.
“Menurut saya, Suzuki memiliki konsistensi yang lebih baik dalam hal manajemen ban dan kami hanya lebih baik di lap-lap awal,” ujar Quartararo.
“Di kualifikasi, kami memang memiliki lap yang bagus. Tapi Alex Rins sangat cepat di balapan dan dia pantas menang,” lanjutnya.
Pria 21 tahun itu mengakui bahwa Suzuki beradaptasi dengan baik pada ban belakang baru yang disediakan Michelin untuk MotoGP 2020.
“Suzuki memiliki daya cengkeram yang bagus sejak lap pertama di balapan ini, dan mereka benar-benar cepat,” ujar Quartararo.
“Inilah mengapa mereka mendapatkan hasil bagus di beberapa balapan terakhir: Podium, podium, podium, mereka terlihat memiliki momen yang bagus,” tambahnya.
Fabio Quartararo akan berusaha menebus kekecewaan pada balapan akhir pekan ini untuk merebut kembali posisi pertama di klasemen.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Alex Marquez Tegaskan Finis di Delapan Besar Merupakan Target Utama Bukan Podium https://t.co/hGnoldNQ3g— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 19, 2020
Berita MotoGP lainnya:
Jeblok di Aragon, Fabio Quartararo Salahkan Ban Depan
Update Klasemen MotoGP 2020: Joan Mir Sukses Geser Fabio Quartararo dari Puncak Tabel