SKOR.id – Rider Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo harus rela mewariskan podium sprint yang didapatnya di MotoGP Spanyol 2024 kepada Dani Pedrosa setelah diganjar penalti tekanan ban.
Sprint race 12 lap Grand Prix Spanyol di Sirkuit Jerez berlangsung penuh drama, Sabtu (27/4/2024) lalu. Banyak pembalap jatuh, termasuk juara dunia bertahan Francesco Bagnaia hingga Marc Marquez.
Sementara Quartararo tampil sensasional dan mendapatkan hasil impresif dalam sesi tersebut. Memulai dari grid ke-23, El Diablo melesat ke urutan 11 selepas start sebelum akhirnya finis di urutan ketiga.
Fabio Quartararo mengamankan podium ketiga setelah memenangi pertarungan sengit dengan legenda MotoGP, Dani Pedrosa, yang turun sebagai wildcard KTM. Ia hanya unggul tipis, 0,050 detik.
El Diablo menemani pemenang sprint Jorge Martin (Prima Pramac Racing) dan runner-up Pedro Acosta (Red Bull GasGas Tech3) untuk menerima medali berselebrasi di podium.
Namun, juara dunia MotoGP 2021 diketahui melanggar aturan tekanan ban minimum dan dapat penalti delapan detik. Quartararo pun terdegradasi ke P5, sebaliknya Pedrosa yang finis keempat promosi ke P3.
Bagi Little Samurai, julukan Dani Pedrosa, podium yang diwarisinya dari Fabio Quartararo menjadi yang pertama sejak memenangi MotoGP Valencia 2017, ketika masih menjadi pembalap reguler.
Untuk musim ini, para rider harus berkendara di bawah tekanan ban minimum 1,8 bar selama lebih dari 30 persen sprint dan 60 persen balapan utama MotoGP. Jika melanggar maka sanksinya penalti 8 detik di sprint dan 16 detik di grand prix.
Quartararo jadi pembalap pertama musim ini yang menerima penalti karena melanggar aturan tersebut. Menyusul El Diablo, Raul Fernandez (Trackhouse Racing), Alex Rins (Yamaha), dan Jack Miller (KTM) juga dapat penalti 8 detik yang sama.
“Saya kurang lebih berada di sekitar P13 dan saya sudah berada di belakang Fabio (Quartararo). Lalu saya mencoba untuk segera menyalipnya di dua lap pertama,” ujar Pedrosa soal sprint GP Spanyol.
“Tetapi saya melihat ada satu kecelakaan, kemudian pada lap berikutnya terjadi insiden lagi, lalu di lap berikutnya ada lagi. Saya pun berpikir, ‘Oke mungkin jangan terlalu memaksakan karena mungkin bannya belum siap dan treknya rumit.’”
“Jadi saya tetap di belakang Fabio selama sprint, namun setiap dua atau tiga lap, ada yang jatuh. Saya jadi tidak tahu lagi posisi saya karena saat saya melaju di sektor lurus saya coba menyalip Fabio dan saya tak melihat board dengan baik.”
“Karena itu, pada lap terakhir kami tidak tahu bahwa kami berada di P3, P4. Saya kira kami ada di P6, P7.”