SKOR.id - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan saat ini memiliki harapan tinggi agar Timnas U-23 Indonesia bisa lolos ke Olimpiade 2024.
Seperti diketahui, untuk bisa lolos ke ajang tersebut, Timnas U-23 Indonesia harus berjuang lebih dahulu di Piala Asia U-23 2024 yang akan digelar di Qatar, 15 April-3 Mei 2024.
Jika berhasil lolos ke babak semifinal, peluang untuk lolos ke Olimpiade yang digelar di Paris tahun ini terbuka. Mengingat, peringkat satu sampai ketiga Piala Asia U-23 2024 mendapatkan tiket otomatis lolos ke Olimpiade 2024, sedangkan tim yang berada di peringkat keempat akan menjalani laga play-off melawan wakil Afrika untuk memperebutkan satu jatah tersisa.
Erick Thohir pun memiliki keyakinan tinggi skuad Garuda Muda bisa menggapai impian tersebut. Itu berkaca dari performa Timnas Indonesia yang tampil apik di Piala Asia 2023 awal tahun ini dan lanjutan Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pasalnya, skuad Timnas Indonesia saat ini dihuni banyak para pemain yang bisa memperkuat Timnas U-23 Indonesia. Sebut saja Marselino Ferdinan, Ramadan Sananta, Ernando Ari Sutaryadi, Rafael Struick, Ivar Jenner, Pratama Arhan, hingga Justin Hubner.
Pada Piala Asia U-23 2024, sebenarnya pelatih Timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, ditargetkan minimal lolos dari fase grup alias melaju ke babak delapan besar. Pada fase grup, Timnas U-23 Indonesia tergabung di Grup A bersama tuan rumah Qatar, Australia, dan Yordania.
“Coach Shin tetap menargetkan lolos dari grup, itu saya apresiasi. Kalau bisa semifinal luar biasa, kalau bisa bisa tiga besar ke Olimpiade. Dan ini sesuatu yang menurut saya bukan mimpi di awang-awang,” kata Erick Thohir, saat berbincang dengan media termasuk Skor.id di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (5/4/2024) lalu.
“Kenapa? Dari 24 pemain senior kita kemarin waktu di di kejuaraan AFC (Piala Asia 2023) itu kan ada 9-11 pemain U-23. Artinya, mereka sudah bermain di level yang lebih tinggi. Jadi ya kita harus kasih harapan.”
“Saya juga bukan tipe pemimpin, yang mohon maaf, misalnya tidak menghargai pengorbanan klub dan liga main setop-setop saja. Enggak. Momentumnya ada. Kalau memang kita tidak punya U-23 yang bagus, ya ngapain kita juga habis-habisan. Yang namanya sepak bola itu kan ada golden era, terjadi di Belgia, terjadi di Inggris. Nah, momentum golden generation itu enggak bisa kita prediksi. Nah, hari ini ada, masa kita enggak mau maksimal ketika momentumnya ada?” Erick Thohir menjelaskan.