SKOR.id - Robbie Gaspar mengenang kedatangannya pertama kali saat berkarier di Liga Indonesia pada 18 tahun silam.
Pemilik nama asli Robert Mark Gaspar itu satu dari 27 pemain asal Australia yang punya karier di Indonesia sampai 2023.
Di Liga Indonesia, dia membela empat klub kasta teratas kompetisi negeri ini era Indonesia Super League.
Robbie Gaspar memiliki karier selama delapan tahun di Indonesia. Dia masuk Indonesia sebagai debutan kala menjadi pemain asing Persita Tangerang.
Dia membela Persita sejak 2005. Kemudian pindah ke Persiba Balikpapan, Persema Malang, dan terakhir menjadi bagian Persib Bandung.
Kini, Robbie Gaspar kembali ke Perth di wilayah Australia bagian barat dan bekerja sebagai petinggi perusahaan rintisan atau startup untuk bidang agrikultur.

Pada Jumat (14/4/2023) petang, Skor.id mendapat kesempatan Wawancara Eksklusif dengan lelaki ramah ini. Berikut interview khusus dengan Robbie Gaspar:
Bagaimana cerita Anda bisa punya karier di Liga Indonesia?
Saya sebelumnya sudah punya karier di luar Australia sejak 1998. Kala itu, saya memulai karier di Kroasia.
Kemudian mulai 2002, saya bermain untuk klub Brunei Darussalam. Jadi, saya memulai karier di Asia dari negara itu.
Mulai 2004 sampai 2005, saya berkarier di Liga Malaysia. Lalu saat di Malaysia, saya dapat tawaran melajutkan karier di Indonesia.
Prosesnya seperti apa?
Ada teman bilang ke saya, kalau ada kesempatan main di Indonesia. Saya pun langsung menapat kontak dari Indonesia.
Prosesnya cepat sekali, mereka hubungi saya pada Selasa. Pada Kamisnya, saya sudah di Indonesia lalu sorenya langsung latihan.
Jumat sore ada uji coba. Oh ya, saat itu yang memberikan kesempatan saya adalah Persita Tangerang.
Kapan Anda dikontrak setelah gabung latihan Persita?
Jumat, kami uji coba di Cilegon. Pada Senin minggu berikutnya, saya sudah tanda tangan kontrak lalu sudah bisa dimainkan mereka.
Apakah ada hal yang membuat Anda kaget saat pertama kali gabung Persita?
Ya, saya selalu ingat. Kami melakukan uji coba lawan Pelita KS di Cilegon dan amazing penontonnya.
Pertandingan persahabatan saja laga uji coba ini disaksikan 15 ribu orang. Saya bicara dalam hati, ini uji coba tapi ramainya luar biasa.
Saya kaget bukan main, penonton tak hanya menyaksikan pertandingan. Mereka juga bernyanyi sambil joget.
Lantas, apakah sebelumnya Anda punya pengalaman tentang Indonesia atau datang ke negara ini?
Saya belum pernah datang seperti berlibur ke Indonesia. Saya juga tak tahu banyak soal sepak bola Indonesia.
Namun saat masih membela Australia U-23, saya pernah lawan timnas U-23 Indonesia dalam uji coba. Tapi, uji coba itu dilaksanakan di Indonesia.
Apa yang Anda rasakan soal pertama kali gabung Persita selain soal penonton?
Lebih ke sepak bola Indonesia. Permainan di sini lebih keras dan itu saya butuh adaptasi lebih.
Selain itu, jarak tur away pertandingan di Liga Indonesia jauh-jauh sehingga itu yang butuh adaptasi.
Kami harus naik pesawat jauh ke berbagai daerah beda pulau. Selain itu, sejumlah perjalanan juga harus ditempuh melalui jalan darat yang melelahkan.
Itu semua saya nikmati walau awalnya tentu tak muda karena semua butuh terbiasa. Tetapi, saya merasa ini bagian dari pekerjaan.