SKOR.id - Robbie Gaspar adalah satu dari 27 pemain asal Australia yang punya karier di Indonesia sampai 2023.
Namun, pemilik nama asli Robert Mark Gašpar telah gantung sepatu dan meninggalkan Indonesia sejak 2012.
Karier Robbie Gaspar di Liga Indonesia terjadi ketika dia membela empat klub kasta teratas kompetisi negeri ini era Indonesia Super League.
Di Liga Indonesia, Robbie Gaspar memiliki karier selama delapan tahun. Dia masuk Indonesia sebagai debutan kala menjadi pemain asing Persita Tangerang.
Dia membela Persita sejak 2005. Kemudian pindah ke Persiba Balikpapan, Persema Malang, dan terakhir menjadi bagian Persib Bandung.
Kini, Robbie Gaspar kembali ke Perth di wilayah Australia bagian barat dan bekerja sebagai petinggi perusahaan rintisan atau startup untuk bidang agrikultur.
Pada Jumat (14/4/2023) petang, Skor.id mendapat kesempatan wawancara eksklusif dengan lelaki ramah ini. Berikut interview khusus dengan Robbie Gaspar:

Halo Robbie Gaspar, apa kegiatan Anda sekarang selepas tak lagi jadi pesepak bola?
Saya bekerja untuk startup agrikultur Global Iodine Solutions. Saya berperan sebagai business development manager.
Global Iodine Solutions adalah solusi ag-tech berbasis yodium yang baru dimulai di Australia bagian barat untuk biosida, fungisida, perawatan pascapanen, dan disinfektan.
Wow, Anda sekarang menjadi orang kantoran dong....
Benar (Gaspar tertawa). Sejak memutuskan gantung sepatu, perusahaan ini menawarkan pekerjaan ini. Saya pun menerima karena saya suka belajar.
Lantas, apa modal bekerja di bidang yang jauh dari sepak bola yang selama ini Anda jalani?
Sebenarnya sejak kembali ke Australia dari Indonesia lalu memilih pensiun sebagai pesepak bola, saya kembali sekolah.
Saya menamatkan pendidikan tinggi dan mendapat gelar bachelor dari Murdoch University.
Saya kuliah di Murdoch University pada 2013 sampai 2019. Saya lulus dengan gelar Bachelor of Business, Accounting and Indonesian majors.
Apakah kembali ke sekolah tak membuat Anda pusing? Sebab, Anda lama tak belajar secara formal...
Tidak. Saya suka dunia pendidikan. Saya memang punya tekad kembali kuliah selepas tak main sepak bola.
Selama menjadi pesepak bola dan berkarier di Asia termasuk lama di Indonesia, saya rajin belajar terutama baca buku.
Ketika kembali kuliah, itu bagi saya seperti tantangan di lapangan saat main bola. Saya mengejar hasil baik, bedanya ini individu bukan tim.
Lantas, apa rencana Anda ke depan khususnya untuk pendidikan?
Saya mengejar gelar magistesr maupun Phd. Saya tak ingin berhenti selama masih ada kesempatan.
Apa pesan Anda ke pesepak bola utamanya yang masih muda soal pendidikan?
Saya selalu ingin berkembang. Sepak bola juga hal yang sama, terus berkembang dan itu seiring sejalan engan pendidikan.
Kalau ada yang bilang sudah bagi waktu, saya rasa itu tak sepenuhnya benar. Kami bisa menyisihkan waktu tiga sampai empat jam untuk belajar.
Jadi apa inti dari pesan Anda soal pendidikan formal bagi pesepak bola ini?
Saya ingin pesepak bola utamanya di Indonesia itu bagus di lapangan dan bagus di luar lapangan.
Bagus di luar lapangan itu bisa menyelesaikan sekolah dengan baik, karena itu penting untuk masa depan.