- Liga TopSkor melakukan wawancara ekslusif dengan legenda Persib Bandung, Aji Nurpijal.
- Aji Nurpijal kini menggeluti dunia kepelatihan khususnnya usia muda.
- Aji Nurpijal bercerita terkait keputusannya untuk terjun di dunia kepelatihan, kompetisi Liga TopSkor, hingga menemukan bakat pemain seperti Ginanjar Wahyu.
SKOR.id - Aji Nurpijal adalah salah satu legenda sepak bola Persib Bandung. Ia sempat membawa Pangeran Biru berada di posisi keempat saat Liga 1 masih berlebel Indonesia Super League (ISL) di musim 2009-2010.
Keresahannya untuk membangun generasi pesepak bola muda yang berkualitas membuat Aji Nurpijal memilih jalan untuk terjun ke dunia kepelatihan.
Lelaki kelahiran 26 Mei 1981 itu kini menjadi salah satu bagian dari kompetisi Liga TopSkor musim 2022-2023.
Aji Nurpijal melatih tim Sukabumi FA di Liga TopSkor U-18 musim 2022-2023 yang kini bertengger diposisi ketiga klasemen sementara.
Sebagai informasi, dalam dunia kepelatihan, Aji juga berhasil menciptakan pemain berkualitas yakni Ginanjar Wahyu.
Kepada redaksi Liga TopSkor, ia bercerita soal alasannya terjun di kepelatihan, mengarungi kompetisi Liga TopSkor, hingga menemukan bakat Ginanjar Wahyu.
Berikut ini adalah wawancara eksklusif Liga TopSkor bersama Aji Nurpijal:
Kapan awal mula Anda terjun ke dunia kepelatihan?
Awal terjun di kepelatihan itu tahun 2013, saya ambil lisensi kepelatihan D Nasional, tapi ketika itu saya juga masih sambil main di Liga 2 dan liga 3.
Jadi, saya pensiun sebagai pemain di tahun 2016 ketika itu usia saya 34 tahun. Saya terkahir bermain bersama Persikotas Tasik.
Event terakhir saya itu ketika membawa tim Persikotas menjuarai Liga Nusantara Jabar.
Alasan yang membuat Anda ingin berkecimpung di kepelatihan khususnya usia muda?
Pertama tentu karena faktor usia dan tidak bisa untuk terus menjadi pemain sepak bola, kemudian saya memang sangat mencintai dunia sepak bola sulit untuk lepas dari lapangan.
Akhirnya saya ambil keputusan untuk menekuni dunia pelatih. Saya juga mempunyai harapan menciptakan pemain muda yang berkualitas dengan mental bertanding yang baik.
Kemudian selain ambil lisensi D itu, saya juga banyak belajar ikut lisensi kepelatihan fisik level 1, kepelatihan tekhnik, juga rutin ikut coaching klinik dari Danurwindo sampai Indra Sjafri.
Semua itu saya juga sekalian praktikan kepada di SSB hingga pemain-pemain muda yang private dengan saya juga.
Setelah mendapat lisensi kepelatihan, SSB apa saja yang Anda latih?
Tim SSB pertama saya itu Bone FC anggota PSSI Bandung di tahun 2013 hingga 2015.
Dua tahun disana saya ke Pro Duta untuk menjabat sebagai pelatih kepala dari 2016-2019, ketika itu saya juga sebagai kepala sekolah SSB Pro Duta juga.
Dari sinilah awal mula saya mengikuti Liga TopSkor. Pro Duta ini main di Liga TopSkor Bandung, lalu saya bawa juga ke Liga TopSkor Jakarta usia 14 dan 17 tahun.
Setelah itu, memasuki tahun 2021 sampai sekarang saya menjadi Direktur Teknik dari Sukabumi Football Academy (FA) dan musim ini kami kembali berpartisipasi di kompetisi Liga TopSkor U-18.
Adakah pemain didikan Anda yang kini sukses di sepak bola profesional Indonesia?
Saat saya di Pro Duta, saya menemukan Ginanjar Wahyu. Dia salah satu pemain Pro Duta yang saya bawa sejak kecil dan saat ini berkembang dengan pesat.
Dahulu itu Ginanjar angkatan 2003 yang ikut bermain di Liga TopSkor U-13 Bandung. Saya tentu senang dengan perkembangan Ginanjar yang sampai saat ini sudah berada di Persija Jakarta hingga Timnas Indonesia muda.
Bagaimana anda menilai soal kompetisi Liga TopSkor?
Saya memang mengikuti Liga TopSkor ini sudah lama karena saya lihat kompetisinya bagus untuk membangun mental pemain dan tentunya pengalaman untuk para pesepakbola muda, juga para pelatih baru dalam menghadapi pertandingan.
Kita semua tahu dulu itu ada kompetisi saingan Liga TopSkor yakni Liga Kompas, tetapi berjalannya waktu Liga TopSkor bisa konsisten untuk terus berkembang.
Bahkan kini kompetisi Liga TopSkor sudah meluas, bisa dibilang sudah hadir di setiap kota.
Saya sangat apresiasi terhadap Liga TopSkor yang terus berjuang dengan perkembangannya zaman, menjadi wadah bagi para pemain muda meniti kariernya untuk kejenjang yang lebih tinggi lagi.
Apa tujuan Anda saat ini bersama Sukabumi FA?
Saya tentu ingin menjadi pelatih yang bertanggung jawab dengan tim yang saya pegang.
Banyak aspek yang harus diedukasi, tentunya membangun dan menciptakan pemain berkualitas di SSB ini.
Kemudian saya juga harus memberikan edukasi kepada para orang tua dan manajeman. Saya ingin dunia sepak bola muda ini tidak melulu mengedepankan kemenangan, karena menurut saya mengembangkan kualitas pemain lebih penting ketimbang hasil di pertandingan.
Jadi, saya juga berharap semua bisa memahami bahwa karier para pemain di SSB ini tidak ditentukan oleh sebuah kompetisi seperti Liga TopSkor saja, masih ada level tertinggi yang harus mereka kejar.
Maka dari itu percayakan semua kepada pelatih dan pemain saling bersinergi untuk berkembang menuju kesuksesan.