SKOR.id - Max Verstappen benar-benar mendominasi Formula 1 2023. Pembalap Red Bull Racing itu memenangi 10 dari 12 race dan memasuki jeda musim panas dengan keunggulan mencolok.
Sejak menjadi juara dunia F1 untuk kali pertama pada tahun 2021, Verstappen melaju meninggalkan rival-rivalnya. Musim 2022, Super Max menyabet gelar keduanya secara meyakinkan, mencetak 15 kemenangan dalam 22 Grand Prix.
Tahun ini, pemuda asal Belanda tersebut kian menjadi. Ia makin tidak terbendung dan sangat sulit diimbangi oleh pembalap lain, bahkan rekan setimnya, Sergio Perez, di dalam trek.
Dengan catatan 10 kemenangan dan dua kali finis sebagai runner-up, tidak heran Verstappen memasuki libur musim panas dengan keunggulan poin terbesar sepanjang sejarah Formula 1.
Walaupun didukung mobil yang hampir tanpa cela, RB19, kualitas Verstappen sebagai pembalap jelas terus berkembang. Banyak pihak mengakui bahwa saat ini ia berada di level berbeda.
Klasemen mencerminkan hal tersebut. Super Max memimpin dengan koleksi 314 poin. Ia unggul 125 angka atas Sergio Perez di posisi kedua. Belum pernah ada pembalap yang memasuki libur musim panas dengan gap semasif itu.
Sebelumnya, selisih poin terbesar terjadi pada F1 musim 2011. Ketika itu, Sebastian Vettel unggul 85 poin atas rekan setimnya di Red Bull, Mark Webber.
Tahun lalu Verstappen mendekati catatan Vettel dengan membangun jarak 80 angka atas Charles Leclerc (Ferrari). Namun hanya berselang setahun rekor tersebut telah bisa dipatahkannya.
Periode dominan pun pernah dirasakan Lewis Hamilton bersama Mercedes pada 2013-2020. Tetapi juara dunia F1 tujuh kali ini jarang memulai paruh kedua dengan margin poin besar.
Keunggulan terbesar Hamilton memasuki jeda musim panas adalah 62 poin atas tandemnya di tim Silver Arrows, Valtteri Bottas, pada 2019. Setelah kembali berkuasa musim 2020, dominasinya diputus Verstappen di F1 2021.
Penasihat Red Bull Helmut Marko meyakini Max Verstappen bakal mampu menetapkan standar baru dengan mobil F1 manapun yang dikemudikannya, bahkan AlphaTauri atau Haas, di kondisi sulit.
Marko mengatakan Verstappen merupakan sosok pembeda. Di balik kemudi RB19, ia dan Red Bull adalah sebuah kekuatan yang tidak dapat dibendung dalam Formula 1 2023.
"Max akan berada di kelasnya sendiri di mobil mana pun. Dengan kondisi sulit seperti di Spa (GP Belgia), dia bisa menempatkan AlphaTauri atau Haas, yang merupakan mobil (spesialis) kualifikasi, di pole," katanya.
Di awal musim, Verstappen mendapatkan perlawanan sengit dari Sergio Perez. Pembalap veteran Aston Martin, Fernando Alonso, juga sempat memberikan ancaman. Namun, ia bisa mengatasinya.
Satu faktor lain yang dilihat Marko sebagai keunggulan Super Max adalah kedewasaannya. Pada usia 25 tahun, ia sudah sangat matang sebagai pembalap. Kini ia selevel Hamilton dalam urusan membaca balapan.
"Max musim 2020 tak bisa dibandingkan dengan Max versi 2023. Dia telah mendapat kepercayaan diri yang luar biasa. Bagi saya, ahli membaca balapan adalah Hamilton, bagaimana dia mengelola bannya. Max sudah menyamainya sekarang," kata Marko.
F1 2023 masih menyisakan cukup banyak putaran, 10 Grand Prix. Kendati demikian, tampaknya tetap akan sulit bagi para rival untuk mengejar ketertinggalan dari Verstappen.