SKOR.id – Daniel Ricciardo kehilangan status sebagai pembalap Visa Cash App RB F1 Team usai Grand Prix Singapura. Tetapi Penasihat Motorsport Red Bull Helmut Marko sudah berniat mendepaknya jauh lebih awal.
Hal itu diungkapkan Prinsipal Tim Red Bull Racing Christian Horner dalam podcast 'F1 Nation' baru-baru ini. Ia menjelaskan lebih lanjut mengenai dikeluarkannya Ricciardo dari line-up pembalap sister team Red Bull.
Karier Honey Badger, julukan Ricciardo, di Formula 1 tampaknya sudah berakhir setelah petinggi RB memutuskan untuk menggantinya dengan Liam Lawson selama sisa musim ini selepas GP Singapura, 22 September lalu.
Tentu ini bukan cara yang diinginkan pembalap Australia yang sukses meraih delapan kemenangan Grand Prix, tujuh kali saat memperkuat Red Bull (2014-2018) dan satu lainnya dengan McLaren (2021-2022).
Kritikan pun diterima Red Bull karena tidak mengizinkan Daniel Ricciardo menyelesaikan F1 2024. Horner memahami itu karena banyak fans menyukai Honey Badger, baik karakter ataupun gaya balapnya.
Karena ia adalah salah satunya. Tak lama setelah Red Bull resmi mencoret Ricciardo, pekan lalu, Christian Horner menceritakan soal upayanya untuk mempertahankan pembalap 35 tahun di kursi RB.
Itu tidak mudah sebab terdepaknya Daniel Ricciardo dipicu oleh kurangnya konsistensi performa yang menguji kesabaran Helmut Marko pada paruh pertama 2024, dengan dua kali gagal finis (DNF) di GP Jepang dan Cina.
“Dia (Ricciardo) memulai musim dengan kurang baik, dan kemudian (GP) Miami menjadi akhir pekan yang terbagi dalam dua babak. Jumat dan Sabtu (pagi) sangat fantastis. Daniel seperti yang dulu, bisa menahan Ferrari dan menguasai mobil,” kenang Horner.
“Tapi Sabtu sore (kualifikasi) dan Minggu adalah bencana. Jadi, kira-kira di Barcelona (GP Spanyol, 21-23 Juni), Helmut (Marko) menginginkannya keluar dan sudah ada banyak tekanan padanya di sana,” pria Inggris itu menambahkan.
Lebih lanjut Christian Horner menuturkan nasib Daniel Ricciardo sebenarnya ditentukan oleh sang pembalap sendiri. Ia tidak mencapai puncak performa yang diharapkan Red Bull untuk membuktikan layak dibawah kembali ke tim.
Walau Sergio Perez kerap membuat Red Bull frustrasi musim ini sehingga menyebabkan posisinya sebagai tandem Max Verstappen diragukan, Ricciardo tak cukup meyakinkan untuk menjadi kandidat pengganti.
“Saya sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk memberinya lebih banyak waktu di mobil agar bisa tampil maksimal. Kalau tidak, dia pasti sudah keluar setelah akhir pekan di Barcelona,” ujar Horner.
“Semua pembalap berada di bawah tekanan untuk tampil maksimal. Masalahnya adalah mereka berdua punya isu dengan performa di waktu yang berbeda. Checo (Perez) memulai musim dengan sangat baik sedangkan Daniel kesulitan.”
“Lalu, jelas saat Checo kehilangan performanya, Daniel menemukan sedikit peningkatan. Namun, itu tidak pernah cukup meyakinkan untuk mengatakan, ‘Oke, kita harus menukar kedua pembalap’.”
Dari 18 Grand Prix yang telah bergulir tahun ini, Daniel Ricciardo hanya tiga kali finis di zona poin. Ia kalah dari rekan setimnya di VCARB, Yuki Tsunoda, yang tujuh kali mampu menembua Top 10.