- Romelu Lukaku mendapat kritik setelah minim kontribusi saat lawan Crystal Palace.
- Penyerang Chelsea ini hanya memainkan bola tujuh kali di laga tersebut.
- Lawan Lille, peluang bagi Romelu Lukaku untuk menjawab kritik tersebut.
SKOR.id - Laga Chelsea vs Lille yang akan digelar pada Rabu (23/2/2022) dini hari WIB, memberikan peluang bagi Romelu Lukaku untuk menjawab kritik terhadap dirinya.
Penyerang Chelsea ini memang dalam sorotan setelah menyentuh (memainkan) bola hanya tujuh kali saat lawan Crystal Palace di Liga Inggris.
Dari 90 menit lebih waktu di lapangan, Romelu Lukaku memang sedikit memberikan kontribusi bagi timnya di laga tersebut.
Inilah yang kemudian membuat penyerang timnas Belgia tersebut dalam sorotan. Jelang lawan Lille, rapor Romelu Lukaku sejak bergabung ke Chelsea pun diungkap.
Faktanya, dari 17 laga Liga Inggris, dia hanya mampu mencetak lima gol. Lalu dua gol di ajang Liga Champions, dan satu gol di Piala FA.
Hingga akhirnya, rapornya saat lawan Crystal Palace menjadikan Romelu Lukaku dalam perhatian besar.
Pemain yang dibeli dengan nilai transfer mencapai 97,5 juta pounds ini sangat minim perannya.
Performa tersebut pun memunculkan pertanyaan, apakah sistem yang diterapkan Thomas Tuchel yang membuat minimnya peran Romelu Lukaku.
"Tidak, itu bukan disebabkan karena sistem yang kami terapkan. Jika saya punya jawabannya, saya akan sangat senang sekali," kata pelatih Chelsea, Thomas Tuchel.
Ya, apapun alasannya, keraguan dan pertanyaan tersebut kini mengarah kepada Romelu Lukaku.
Menghadapi Lille, menjadi kesempatan bagi Lukaku mengakhiri perdebatan ini. Romelu Lukaku faktanya memiliki rapor bagus di ajang Liga Champions ketika masih di Inter Milan.
Rekor Romelu Lukaku di Inter Milan dalam ajang Liga Champions cukup mengesankan. Dari 10 pertandingan, Romelu Lukaku mampu mencetak 6 gol.
Total dia tampil dalam 851 menit. Dengan demikian, rata-rata Romelu Lukaku mampu mencetak 1 gol setiap 141,8 menit.
Tentu saja, itu bukan angka yang bagus. Namun, ketika di Inter Milan, produktivitasnya berjalan dengan baik.
Sistem yang diterapkan Inter Milan asuhan Antonio Conte faktanya mampu membuat Romelu Lukaku menjadi mesin gol.
Kini, di Chelsea, situasinya berbeda. Jika di Inter Milan dia memiliki tandem yaitu Lautaro Martinez yang selalu mendukungnya, di Chelsea, dia tidak mendapatkan kemewahan tersebut.
Ini juga PR bagi Thomas Tuchel. Banyak yang menilai, sebagai pelatih, dia seharusnya membangun kekuatan yang mengarah kepada Romelu Lukaku.
Tapi, yang terjadi justru berbeda. Thomas Tuchel tidak menjadikan Romelu Lukaku sebagai pemain utama dari alur serangan The Blues.
Sebelumnya, Chelsea selalu dinilai tidak memiliki mesin gol. Kini, mereka memilikinya dengan kehadiran Romelu Lukaku. Jika kemudian perannya minim, boleh jadi karena sistem yang diterapkan Thomas Tuchel.
Berita Chelsea Lainnya:
Pujian Christensen untuk Hakim Ziyech yang Dianggap Punya Peran Penting untuk Chelsea
Hasil Crystal Palace vs Chelsea: Gol Menit Terakhir Hakim Ziyech Tentukan Kemenangan The Blues 1-0