- Muhammad Ali adalah salah satu tokoh muslim yang melegenda dalam dunia tinju.
- Petinju yang lahir dengan nama Cassius Marccellus Clay Jr itu mengaku enggan menyakiti musuh.
- Misi hidup Muhammad Ali adalah memperkenalkan kedamaian yang dibawa oleh Islam ke seluruh Amerika.
SKOR.id - Muhammad Ali mendefinisikan dirinya sebagai seorang petinju yang tidak menyukai kekerasan.
Sebagai seorang petinju, saat masih aktif, dunia Muhammad Ali tidak lepas dari adu jotos dan baku hantam di atas ring.
Namun, siapa yang menyangka jika seorang legenda sekelas Muhammad Ali mengaku sebenarnya tak menikmati momen itu.
Saat berkunjung ke Peshawar pada 1987, pria yang lahir dengan nama Cassius Marccellus Clay Jr itu bercerita hal mengejutkan.
Dia mengaku tak menemukan kedamaian dari uang dan ketenaran yang didapatnya dari dunia tinju.
"Pertarungan saya di ring tinju hanya membuat saya tenar. Tapi, tak pernah menikmatinya," kata Ali di depan eks pejuang Afghanistan, kala itu.
"Saya tak pernah menikmati saat menyakiti seseorang, memukul hingga terkapar. Sayangnya, (tinju) ini hanya mengakui kekuasaan, kekayaan, dan popularitas."
Pria kelahiran Kentucky, Amerika Serikat itu juga membeberkan salah satu impian untuk memperkenalkan kedamaian Islam ke negara asalnya.
Ali merasa bahwa stereotipe masyarakat Amerika Serikat tentang Islam dan Muslim yang saat itu identik dengan pemberontakan serta teror harus diubah.
Petinju yang lisensinya dicabut selama 3,5 tahun karena menolak wajib militer saat Perang Vietnam, 1976, itu meyakini Islam adalah sebuah keindahan.
"Setelah mendengar dakwah, melihat persatuan yang sangat indah di kalangan para Muslim, bagaimana anak-anak diasuh, melihat tata cara salat, cara makan dan berpakaian, serta keseluruhan Islam, rasanya sangat indah."
"Saya bilang ini adalah sesuatu yang seharusnya diketahui lebih banyak orang. Ini adalah sesuatu yang harus lebih banyak diterima dan bergabung bersama jika mereka benar-benar paham," kata Ali.
Tidak hanya untuknya, melainkan untuk semua orang di dunia. "Apakah mereka keturunan kulit hitam, putih, merah, kuning, coklat, Kristen, Yahudi, Hindu, Buddha, atau bahkan atheis."
"Ketika mendengar tentang Islam, membaca Al Quran dan mendengar kebenaran (soal) Muhammad, mereka akan terpengaruh (dengan) apapun caranya," ia menambahkan.
Hingga akhir hayat, Ali terus mengumandangkan cinta ke seluruh Negeri Paman Sam melalui olahraga tinju. Meski dirinya dapat banyak ketidakadilan karena vokal tentang pendiriannya dan keislamannya.
Bagaimanapun, Amerika Serikat adalah negara yang memberinya kesempatan kedua sebagai petinju untuk bangkit dari keterpurukan.
Muhammad Ali meninggal pada 3 Juni 2016 setelah dirawat di rumah sakit Scottsdale, Amerika Serikat karena masalah pada pernapasan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Setelah 30 Tahun, Max Verstappen Ulang Sejarah Ayrton Senna di F1 GP Emilia Romagnahttps://t.co/Xk9rh6uZ2V— SKOR Indonesia (@skorindonesia) April 23, 2021
Berita Muhammad Ali Lainnya:
5 Atlet yang Menjadi Ikon Besar Muslim-Amerika, dari Pebasket hingga Atlet Anggar
Cerita Mike Tyson dan Muhammad Ali, Pernah Jadi Wasit di WWE Wrestlemania