SKOR.id – Setelah melewati masa jeda selama kurang lebih dua bulan, kompetisi Indonesian Basketball League (IBL) 2023 mulai bergulir kembali dengan memasuki seri keenam yang berlangsung di GOR Among Raga, Yogyakarta pada 24-31 Mei mendatang.
Menyambut seri di Yogyakarta, IBL secara resmi mengumumkan kerja sama dengan Genius Sports dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Senopati, Jakarta pada Selasa (16/5/2023).
Kerja sama ini sebagai upaya IBL untuk meningkatkan kualitas kompetisi dengan menciptakan persaingan yang lebih sehat agar terhindar dari praktik kecurangan seperti match fixing yang dapat merusak sportivitas.
“Kita juga ingin terus memperbaiki kualitas liganya supaya selain kompetitif tapi juga menjadi kompetisi yang sehat,” ujar Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah.
“Hal ini kita lakukan lewat kerja sama dengan Genius Sports, bagaimana kita memberikan edukasi, sosialiasi kepada seluruh stakeholder di pertandingan IBL baik pemain, pelatih, referee, manajemen untuk menghindari hal-hal yang bisa mencoret sportivitas,” lanjut Junas.
Genius Sports sendiri merupakan perusahaan data dan teknologi olahraga yang menyediakan manajemen data, streaming video, dan layanan integritas untuk liga olahraga di Indonesia.
Lewat kerja sama ini, Genius Sports melalui tim analis mereka akan memberikan data yang dibutuhkan dari seluruh pertandingan yang digelar IBL.
Selanjutnya jika ditemukan indikasi kecurangan yang dilakukan oleh tim atau pemain, Genius Sports akan membantu IBL untuk mendeteksi sekaligus menginvestigasi kasus tersebut.
“Ada tiga layanan yang kami berikan. Pertama prevention yang merupakan bagian dari edukasi. Kedua monitoring dalam setiap match. Ketiga adalah investigasi,” kata Mohamed Faizel, Kepala Olahraga dan Penyiaran, APAC di Genius Sports.
Junas menambahkan bahwa kerja sama dengan Genius Sports sejatinya sudah berlangsung cukup lama dalam konteks kebutuhan statistik pertandingan.
Namun terkait program perbaikan kualitas kompetisi serta pencegahan match fixing baru bisa dijalankan pertengahan musim ini lantaran penerapannya membutuhkan proses yang alot.
“Kerja sama dengan Genius Sports ini sebenarnya sudah cukup lama dengan service yang lain seperti statistik,” imbuh Junas.
“Kita ada pembicaraan waktu itu di setelah musim sudah berjalan dimana ingin mengembangkan partnership yang sudah bagus kemudian disampaikan oleh Genius yang memiliki service lain-lain dan salah satunya ini.
“Makanya kita tertarik dengan fasilitas yang ini karena kita tahu ada pengalaman (kecurangan) yang lalu,” tuturnya.
Seperti yang diketahui, beberapa kasus match fixing pernah terjadi di IBL. Pada 2017 lalu, delapan pemain dan satu ofisial Bandung Siliwangi dihukum larangan bermain seumur hidup karena terlibat match fixing. Kemudian yang terbaru pada IBL 2021, enam pemain Pacific Caesar Surabaya juga dihukum karena kasus yang sama.