- Petembak asal Yunani, Anna Korakaki, jadi pembawa obor pertama Olimpiade Tokyo dalam seremoni di Ancient Olympia, Kamis (12/3/2020).
- Dia menjadi perempuan pertama dalam sejarah yang menjadi pembawa obor pertama Olimpiade.
- Atlet lompat galah, Ekaterina Stefanidi, akan jadi pembawa obor kedua di Stadion Panathenaic, 19 Maret.
SKOR.id – Kamis (12/3/2020) akan jadi sejarah bagi Anna Korakaki. Petembak asal Yunani itu merupakan perempuan pertama yang membawa obor pertama Olimpiade.
Awal bulan lalu, Komite Olimpiade Yunani (HOC) memutuskan peraih emas Olimpiade 2016 itu sebagai torchbearer (pembawa obor) perempuan pertama pada seremoni penyulutan api abadi di Ancient Olympia.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang perempuan ditunjuk membawa api pertama Olimpiade, tak lama setelah dinyalakan oleh High Prientess, Xanthi Georgiou.
Anna Korakaki girang bukan kepalang. "Ini merupakan kehormatan besar. Saya senang dan saya pikir perasaan ini akan makin intens saat berada di Ancient Olympia."
"Momen itu akan terukir dalam benak dan hati saya selama sisa hidup saya," kata peraih emas nomor pistol 25 m dan perunggu pada air pistol 10 m Olimpiade Rio de Janeiro itu.
Terpilihnya atlet 23 tahun itu bukan tanpa alasan. Korakaki telah mencatatkan namanya dalam sejarah ketika tampil perdana di Olimpiade saat usianya baru 20 tahun.
Dia jadi atlet putri pertama Yunani yang memenangi dua medali Olimpiade dalam kompetisi yang sama atau atlet pertama secara keseluruhan sejak 1912.
Ekaterina Stefanidi, peraih medali emas lompat galah Olimpiade 2016 akan membawa obor Olimpiade di Stadion Panathenaic, 19 Maret dan meneruskannya ke tim Tokyo 2020.
Presiden HOC yang juga Anggota Komite Olimpiade Internasional, Spyros Capralos, mengungkapkan alasan di balik pemilihan kedua juara Olimpiade itu.
Baca Juga: Skuad Olympiacos Dinyatakan Negatif Virus Corona
"Ini adalah momen bersejarah karena untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang atlet putri akan menjadi pembawa obor pertama."
"Saya percaya Anna Korakaki telah menghormati bendera Yunani dan negara kita. Dia layak mendapatkannya, berkat dua medalinya di Rio dan keberhasilannya setelah 2016."
Soal keterlibatan atlet putri dalam rangkaian Olimpiade 2020, tak lepas dari peran Komite Olimpiade Internasional (IOC) maupun Pemerintah Jepang.
Pasalnya, mereka bertekad menjadikan Olimpiade Tokyo sebagai pesan untuk kesetaraan gender. Bayangkan, jumlah panitia wanita hampir mencapai 50 persen.
"Saya juga bangga untuk Ekaterina Stefanidi, atlet Yunani luar biasa yang lain. Kami bangga dengan kesuksesan bangsa kami yang berkelanjutan. Selamat untuk kedua atlet ini."