SKOR.id - Final ideal tersaji kala Carlos Alcaraz (Spanyol) bersua Novak Djokovic (Serbia) pada Minggu (16/7/2023) untuk memperebutkan gelar tunggal putra Wimbledon 2023.
Predikat final ideal layak disematkan mengingat status Carlos Alcaraz sebagai petenis tunggal putra nomor satu dunia sedangkan Novak Djokovic tepat satu setrip di bawah.
Dua petenis beda generasi itu juga punya rekor head-to-head imbang 1-1 sehingga final Wimbledon 2023 jadi salah satu ajang pembuktian siapa yang terbaik di antara mereka.
Duel di Centre Court AELTC, London, Inggris hari ini makin penting karena pemenangnya bakal memuncaki ranking ATP terbaru yang dirilis Senin (17/7/2023).
Setelah melewati duel lima set berdurasi 4 jam 42 menit, Carlos Alcaraz keluar sebagai pemenang dengan skor akhir 1-6, 7-6(6), 6-1, 3-6, 6-4.
Carlos Alcaraz pun berhak tampil sebagai juara tunggal putra Wimbledon 2023 yang jadi gelar Grand Slam keduanya setelah US Open 2022.
Ia juga berhasil mengakhiri dominasi Novak Djokovic yang selalu jadi juara tunggal Wimbledon dalam empat edisi terakhir, yakni 2018, 2019, 2021, dan 2022.
Jalannya Pertandingan
Final tunggal putra Wimbledon 2023 dibuka dengan sengit di mana gim pertama harus melewati dua kali deuce sebelum dimenangi Novak Djokovic.
Namun, Nole setelah itu langsung mampu memperlebar jarak menjadi 5-0 sebelum menutup set pertama dengan skor 6-1 dalam waktu 34 menit.
Laga alot baru benar-benar tersaji pada set kedua di mana Carlos Alcaraz mampu melakukan break pertamanya untuk unggul 2-0 sebelum disamakan sang lawan.
Setelah itu, kedua petenis silih berganti memanfaatkan jatah servis yang dimiliki untuk memenangi gim hingga kedudukan imbang 6-6 dan tie break pun terjadi.
Pada babak tie break, Djokovic langsung melejit dengan torehan tiga poin beruntun sebelum Alcaraz bangkit dan menyamakan kedudukan menjadi 3-3.
Pertandingan pun berjalan alot sebelum akhirnya Alcaraz mampu memenangi set kedua dengan skor 7-6 tie break 8-6 dalam waktu satu jam 15 menit.
Kemenangan dramatis yang diraih pada set kedua membuat rasa percaya diri Alcaraz makin meningkat.
Sebaliknya, Djokovic yang sempat beberapa kali terpeleset di lapangan tampak mulai keteteran mengimbangi intensitas permainan lawan.
Set ketiga pada akhirnya jadi milik Alcaraz yang menang dengan skor 6-1 seolah membayar kontan apa yang dialaminya pada set pembuka.
Meski demikian, petenis 20 tahun itu merebut set ketiga dengan cara yang tak mudah karena harus meladeni perlawanan alot Djokovic selama 60 menit.
Perlawanan alot itu salah satunya berlangsung pada gim kelima yang berlangsung 26 menit dengan 13 deuce terjadi dan kedua petenis silih berganti mendapat advantage.
Walau balik tertinggal, Djokovic tak mau begitu saja menyerah. Petenis 36 tahun itu pun mampu bangkit dan menunjukkan kualitasnya sebagai pemilik 23 gelar Grand Slam.
Setelah bergantian merebut gim hingga kedudukan imbang 2-2, Djokovic akhirnya mendapat momentum dengan melakukan break pada gim kelima untuk unggul 3-2.
Alcaraz yang tak kunjung bisa balas melakukan break pun sempat menunjukkan rasa frustrasinya dengan memukul tasnya saat beristirahat di kursinya.
Sebaliknya, Djokovic kembali mampu mematahkan servis sang lawan pada gim kesembilan untuk memenangi set keempat dengan skor 6-3.
Memasuki set kelima, momentum pertandingan kembali berubah lebih memihak kepada Alcaraz.
Momentum itu terjadi usai Alcaraz mendapat break pada gim ketiga untuk unggul 2-1 yang bikin Djokovic frustrasi dan meluapkannya dengan memukul tiang net dengan raket.
Djokovic seolah tahu bahwa kegagalan memaksimalkan jatah servis tersebut bakal menyulitkan dirinya di sisa laga terlebih jika gagal balas melakukan break.
Hal yang dikhawatirkan Djokovic pun terjadi. Meski terus bisa merebut gim di mana dirinya melakukan servis, break balasan dari petenis Serbia itu tak pernah terjadi.
Alcaraz yang memiliki servis solid mampu terus melakukan hold termasuk pada gim ke-10 yang menyudahi set kelima dengan skor 6-4.