SKOR.id - Atalanta akan menghadapi Real Madrid pada laga Piala Super Eropa di Stadion Narodowy, Kamis (15/8/2024) pukul 02.00 dini hari WIB.
Real Madrid adalah juara Liga Champions musim lalu, sedangkan Atalanta menjadi pemenang Liga Europa, itu sebabnya kedua tim bertemu di Piala Super Eropa.
Atalanta menjadi kekuatan yang kini diperhitungkan di level Eropa, setelah musim lalu berhasil merengkuh gelar besar pertama dalam sejarah klub, di bawah asuhan Gian Piero Gasperini.
Tim dengan sebutan La Dea itu, berhasil mengalahkan Bayer Leverkusen di laga final Liga Europa, sekaligus menghentikan rekor tak terkalahkan tim asal Jerman itu dalam 51 laga beruntun.
Bukan hanya Bayer Leverkusen saja yang menjadi korban Atalanta, dalam proses menuju final, mereka juga mengalahkan Sporting, Liverpool, dan Marseille.
"Menjuarainya bersama Atalanta mungkin merupakan salah satu dongeng sepak bola yang jarang muncul. Ini memberi harapan bagi meritokrasi. Ini tidak terjadi di Liga Super. Anda bisa menunjukkan kepercayaan pada tim lain tanpa biaya dan anggaran yang besar," ujar Gian Piero Gasperini.
"Kami coba nikmati kemenangan ini sebelum memikirkan seberapa jauh kami bisa melaju musim depan. Tim ini telah berkembang dengan hasil. Kami telah melakukannya sambil memastikan kami menyeimbangkan pembukuan atau menghasilkan keuntungan dan itulah elemen paling luar biasa dari klub ini," ujarnya menambahkan.
Mencari Keuntungan di Bursa Transfer
Jelas, Atalanta bukanlah tim yang memiliki sponsor dengan gelontoran dana besar, di saat kemenangan mereka atas Bayer Leverkusen masih diperbincangkan, kiprah mereka di bursa transfer juga menarik untuk dibahas.
Namun, La Dea mencoba peruntungan dengan menjual para pemain muda kepada tim Liga Italia yang lebih besar, bahkan ke klub-klub kaya Inggris.
Penjualan pemain termasuk para pemain muda ini menghasilkan uang dalam jumlah besar, yang memberikan keuntungan finansial kepada klub.
Atalanta menjual Rasmus Hojlund ke Manchester United dan Cristian Romero ke Tottenham Hotspur, jika ditotal La Dea menghasilkan 124 juta euro (sekitar Rp2,14 triliun).
Penjualan Rasmus Hojlund dan Cristian Romero sejauh ini menjadi dua pendapatan terbesar untuk Atalanta.
Transfer Dejan Kulusevski ke Juventus (37 juta euro), Franck Kessie ke AC Milan (32 juta euro), hingga Alessandro Bastoni ke Inter Milan (27.4 juta euro), masuk ke dalam daftar panjang penjualan yang menguntungkan Atalanta.
Dilansir dari laman Transfermarkt, sejak periode musim 2019-2020 Atalanta memperoleh pendapatan sebesar 527,35 juta euro atau sekitar Rp9,1 triliun dari hasil penjualan pemain.
Pendapatan Atalanta ini menjadi tertingi kedelapan di antara klub Eropa lainnya, setelah Benfica (757,45 juta euro), Ajax Amsterdam (747,72 juta euro), Chelsea (720,26 juta euro), RB Leipzig (555,92 juta euro), Juventus (555.81 juta euro), Atletico Madrid (553,70 juta euro), dan Barcelona (542,50 juta euro).
Jika dikurangi dengan pengeluaran sebesar 372,95 juta euro sekitar Rp6,45 triliun, Atalanta masih memiliki pendapatan sebesar 154,41 juta euro sekitar Rp2,6 triliun.
Regenerasi Pemain Muda
Meski Atalanta menjual pemain muda, mereka tetap mampu berkompetisi dan bersaing dengan klub-klub lain.
Kondisi La Dea tak terpengaruh dengan kepergian para bintang mereka, regenerasi pemain yang baik menjadi kunci kesuksesan Atalanta.
"Mereka mempunyai sistem pemain muda yang sangat bagus, salah satu yang terbaik di Italia dan salah satu lembaga kepanduan terbaik di seluruh dunia," ujar pengamat Serie A Transfermarkt, Jatin Dietl.
"Dan yang paling penting, mereka telah memainkan gaya sepak bola yang sama selama bertahun-tahun, jadi pemandu bakat dan direktur olahraga mereka tahu persis karakteristik seperti apa yang harus dimiliki seorang pemain agar bisa tampil di Bergamo. Selain itu, terdapat suasana yang tenang dan tidak banyak tekanan yang membantu pemain untuk tumbuh dan berkembang dengan damai," ujarnya menambahkan.
Kedatangan Roberto Samaden sebagai pelatih akademi Atalanta disebut menjadi salah satu kunci keberhasilan regenerasi Atalanta.
Roberto Samaden disebut termasuk sebagai pelatih akademi terbaik di Italia, yang sebelumnya sempat menjadi bagian dari Inter Milan.