- Federasi Otomobil Internasional (FIA) terancam mendapat tuntutan hukum dari tujuh tim kontestan Formula 1 (F1).
- Tuntutan itu dilayangkan setelah FIA mengumumkan hasil investigasi terhadap Ferrari yang dinilai tak transparan.
- Mercedes dan Red Bull Racing menjadi kubu yang paling vokal menyuarakan keberatan soal hasil investigasi FIA terhadap Ferrari.
SKOR.id - Federasi Otomobil Internasional (FIA) terancam mendapat tuntutan hukum dari tujuh tim Formula 1 (F1) terkait hasil investigasinya terhadap Ferrari.
Pada Jumat (28/2/2020), FIA mengumumkan hasil investigasi terkait dugaan manipulasi piranti bahan bakar mobil SF90 yang digunakan Ferrari pada F1 2019.
Alih-alih memberikan penjelasan gamblang soal investigasi, FIA justru menyebut masalah itu telah diselesaikan secara tertutup dengan Ferrari.
Pernyataan FIA itu jelas menyulut amarah dari tujuh tim kontestan F1, yakni Mercedes, Red Bull, McLaren, Racing Point, Renault, AlphaTauri dan Williams.
Sedangkan Alfa Romeo dan Haas yang menggunakan power unit produksi Ferrari tak ikut dalam aksi protes tersebut.
Baca Juga: Investigasi Terhadap Ferrari Tak Transparan, 7 Tim F1 Layangkan Protes
Dua kompetitior utama Ferrari dalam persaingan papan atas F1, Mercedes dan Red Bull Racing, menjadi pihak yang paling vokal dalam polemik ini.
Melalui petinggi masing-masing tim, Mercedes dan Red Bull Racing mengeluarkan pernyataan keras terkait keputusan FIA yang dinilai menguntungkan Ferrari.
"Seluruh polemik ini adalah sebuah kesalahan besar," kata pimpinan tim Mercedes, Toto Wolff.
"Apa yang dilakukan Ferrari tidak benar, tetapi respons FIA juga tak kalah salah. Semua tim kesal dengan hal ini," Toto Wolff menuturkan.
View this post on Instagram
Komentar yang tak kalah keras juga dilontarkan oleh penasihat balap tim Red Bull Racing, Dr. Helmut Marko.
"Sikap FIA dalam kasus ini adalah skandal yang sesungguhnya. Apa yang telah mereka sepakati merupakan sesuatu yang tak bisa dipercaya," kata Helmut Marko.
Bahkan Helmut Marko, dengan nada menyindir, meminta Christian Horner (pimpinan tim Red Bull Racing) menuntut hadiah tambahan karena telah finis kedua pada klasemen F1 2019.
Pada musim lalu, Red Bull Racing finis ketiga dengan koleksi 417 poin atau terpaut 87 angka dari Ferrari yang tampil sebagai runner up.
Baca Juga: Kimi Raikkonen Berharap Ferrari Bisa Memutus Dominasi Mercedes
"Seharusnya Christian Horner menuntut hadiah uang 24 juta dolar Amerika Serikat (sekitar Rp340 miliar) sebagai hadiah karena kami finis kedua," ucap Helmut Marko.
"Hal itu bisa dilakukan jika Ferrari dihukum terkait polemik ini," Marko menuturkan.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari FIA atau Ferrari terkait tuntutan tujuh tim kontestan F1 terkait polemik tersebut.
FIA dan Ferrari tampak ingin lebih fokus menghadapi seri perdana F1 2020 yang akan digelar di Sirkut Albert Park, Melbourne, Australia, pada 13-15 Maret 2020.