- Bos Ducati, Claudio Domenicalli menyebut titel juara dunia Francesco Bagnaia lebih baik daripada gelar MotoGP 2007 yang diraih Casey Stoner.
- Hal ini tak terlepas dari comeback menakjubkan yang diperlihatkan Bagnaia sepanjang paruh kedua MotoGP 2022.
- Enea Bastianini bakal jadi tantangan baru Bagnaia dalam mempertahankan gelarnya di musim depan.
SKOR.id - Gelar juara dunia MotoGP 2022 yang diraih Francesco Bagnaia begitu membekas bagi Ducati.
Bahkan sang CEO, Claudio Domenicalli secara jujur menyebut kesuksesan Bagnaia tersebut lebih baik daripada gelar perdana Ducati di MotoGP yang dimenangkan Casey Stoner pada 2007 lalu.
Hal ini tak terlepas dari comeback menakjubkan yang diperlihatkan Bagnaia sepanjang paruh kedua MotoGP 2022.
Tertinggal 91 poin dari juara bertahan MotoGP Fabio Quartararo dengan hanya sepuluh balapan tersisa, Bagnaia menghasilkan comeback terbesar dalam sejarah Grand Prix saat ia malah mengamankan gelar dengan 17 poin.
Setelah melakukan beberapa kesalahan sendiri selama paruh pertama musim, Bagnaia menghasilkan empat kemenangan beruntun yang menakjubkan dari Assen ke Misano.
Murid dari Valentino Rossi itu pun menjadi pebalap pertama yang mencapai prestasi tersebut sejak Marc Marquez pada 2019.
Tanpa gelar MotoGP sejak Stoner mendominasi pada 2007, kemenangan Bagnaia telah diperingkatkan sebagai yang terbaik oleh pimpinan Ducati.
"Itu adalah musim yang tak terlupakan. Kami belum pernah mencapai hasil seperti itu dan ini merupakan kebanggaan yang luar biasa," ujar Domenicalli.
"Ini berbeda dari tahun 2007, ketika kami memenangkan gelar MotoGP bersama Stoner, kami telah melakukannya sebelum balapan terakhir."
"Kemenangan dengan Pecco ini sangat sulit. Pengejaran yang hebat membuatnya lebih baik," pria 57 tahun itu menambahkan.
Saat Bagnaia ingin mempertahankan gelarnya pada tahun 2023, sesuatu yang tidak dicapai oleh Joan Mir atau Quartararo setelah memenangkan kejuaraan dunia perdananya, tantangan baru akan dihadirkan kepada rider Italia itu dalam bentuk rekan setim barunya mulai musim depan, Enea Bastianini.
Bastianini telah menunjukkan kemampuan untuk tidak hanya menantang, tetapi mengalahkan Bagnaia dalam situasi head-to-head.
Bastianini juga tidak terpengaruh oleh upaya Bagnaia untuk memenangkan gelar pertama Ducati dalam 15 tahun selama beberapa balapan terakhir, sehingga dia mengabaikan perintah tim untuk tetap berada di belakang Bagnaia selama balapan di GP Malaysia.
Menjaga persaingan mereka akan sulit bagi Ducati karena kedua pembalap diharapkan untuk memenangkan gelar tahun depan.
"Enea dan Pecco adalah tim yang luar biasa. Kami menginginkan mereka meski tidak mudah untuk memilih," lanjut Domenicalli.
"Kami ragu-ragu tentang Jorge Martin, maka Enea sebenarnya pantas pindah ke tim pabrikan."
"Dia adalah pebalap yang paling banyak menjuarai tahun 2022 setelah Pecco. Ini akan menjadi tim yang gemerlap karena mereka adalah dua orang Italia.
"Tidak mudah membuat mereka tetap tenang, tetapi itu adalah bagian dari permainan," Domenicalli menuturkan.
Baca Berita MotoGP Lainnya:
Enea Bastianini Tak Jamin Ducati Adem Ayem di MotoGP 2023
Francesco Bagnaia Ungkap 'Si Kuda Hitam' di MotoGP 2023, Siapa Dia