SKOR.id – Ducati berkuasa dalam balapan utama MotoGP Argentina akhir pekan lalu. Tiga rider pabrikan Borgo Panigale berdiri di podium. Salah satunya, Johann Zarco, menjelaskan alasan kesuksesan tersebut.
Pemandangan yang tidak lazim terlihat di Sirkuit Termas de Rio Honda pada Minggu (2/4/2023) lalu. Tiga pengendara Ducati Desmosedici GP merebut podium.
Tiga wakil brand Italia tersebut berada di podium hanya terjadi dua kali di MotoGP, yakni dalam Grand Prix Valencia 2021 dan Argentina 2023, yang baru berlangsung akhir pekan kemarin.
Dua tahun lalu di Ricardo Tormo, Valencia, Francesco Bagnaia keluar sebagai pemenang. Runner-up diklaim Jorge Martin dan P3 ditempati oleh Jack Miller, yang ketika itu membalap untuk Ducati Lenovo Team.
Akhir pekan lalu di Termas de Rio Hondo, Marco Bezzecchi (Mooney VR46 Racing Team) menjadi pemenang, diikuti Johann Zarco (Prima Pramac Racing) sebagai runner-up dan Alex Marquez (Gresini Racing) di posisi ketiga. Mereka adalah pembalap tim satelit Ducati.
Dalam beberapa tahun terakhir, terutama customer team Ducati, telah menunjukkan bahwa mereka pun bisa finis di podium, bahkan berjuang untuk meraih kemenangan balapan MotoGP.
Musim 2022, Enea Bastianini membuktikan dengan empat kemenangan bersama Gresini Racing. Rider yang kemudian dipromosikan ke tim utama Ducati itu finis ketiga di klasemen akhir.
Pada MotoGP 2023, persaingan internal Ducati tampaknya makin dekat dan intens. Hal ini diamini oleh Zarco, yang telah menggeber Desmosedici GP sejak direkrut Pramac Racing pada 2020.
“Sejauh menyangkut sisi teknis, pabrikan (Ducati) sudah bisa melihatnya selama tes musim dingin. Ducati tahun lalu sudah membuktikan mampu menyediakan tidak hanya delapan, tapi 16 motor yang kompetitif. Karena setiap pembalap punya dua motor,” tutur Zarco dikutip dari Motorsport.
Sebelum musim 2022, Ducati sudah melengkapi dua tim satelit, Pramac Racing dan VR46. Gresini lalu bergabung tahun lalu. Bersama dua pembalap Ducati Lenovo Team, grid MotoGP kini diisi delapan penunggang Desmosedici GP.
“Itu adalah tantangan besar, memberi tim materi yang cukup untuk menjadi kompetitif. Tidak hanya Pramac, yang adalah ‘tim satelit lama’, memiliki banyak pengalaman dan telah punya motor resmi selama bertahun-tahun, tetapi juga semua tim lain telah terbiasa dengan Ducati,” kata Zarco.
“Pembalap juga memahami cara terbaik untuk memaksimalkannya. Senang rasanya menjadi bagian dari perkembangan ini. Anda harus memberi selamat kepada pabrik di Borgo Panigale.”
“Sungguh luar biasa apa yang dapat mereka lakukan pada akhir pekan untuk mempersiapkan kami menghadapi balapan dengan cara terbaik,” pembalap asal Prancis tersebut memuji pekerjaan yang telah dilakukan pabrikan.
Tak hanya sukses mengamankan gelar juara dunia pembalap MotoGP pertama, sejak Casey Stoner pada 2007, lewat Francesco Bagnaia, Ducati juga menyabet titel pabrikan dan tim, yang memastikan mereka mengeklaim Triple Crown.