- Dua mantan pemain timnas Indonesia, Bima Sakti dan Charis Yulianto bersuara terkait naturalisasi pemain.
- Naturalisasi hanya untuk mendongkrak prestasi timnas Indonesia dalam jangka pendek.
- Bima Sakti dan Charis Yulianto berharap naturalisasi tidak diberlakukan untuk timnas Indonesia kelompok usia.
SKOR.id - Dua mantan pemain timnas Indonesia, Bima Sakti dan Charis Yulianto memiliki pandangan serupa terkait program naturalisasi pemain.
Seperti diketahui, saat ini PSSI sedang menjalankan program naturalisasi pemain untuk timnas Indonesia.
Proses naturalisasi tiga pemain kelahiran Eropa atas nama Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Shayne Pattinama sudah ditangani di Kemenkumham.
Sementara itu, status naturalisasi dua pemain lain, Emil Audero Mulyadi dan Jordy Warhmann masih dalam tahap negosiasi.
Bima Sakti yang saat ini dipercaya melatih timnas U-16 Indonesia tak masalah dengan program naturalisasi pemain karena tujuannya untuk meraih prestasi lebih cepat.
Proses naturalisasi pemain di level timnas Indonesia senior diharapkan berlangsung dengan pertimbangan yang matang.
Dalam pandangan Bima Sakti, pemain naturalisasi wajib punya kontribusi lebih untuk prestasi timnas Indonesia.
Selain itu, mereka juga diharapkan bisa memberi contoh yang bagus bagi para pemain lokal yang usianya lebih muda.
"Pemain naturalisasi harus bisa memberikan kontribusi besar untuk timnas. Artinya, dia memang bagus dan sesuai dengan yang diinginkan pelatih Shin Tae-yong," ucap Bima Sakti.
"Mereka juga harus jadi role model karena banyak pemain asing enggak memberi contoh dan edukasi yang baik buat pemain-pemain di Indonesia," ia menambahkan.
Namun demikian, Bima Sakti tak sepakat jika program naturalisasi diberlakukan untuk timnas kelompok umur.
Menurut Bima Sakti, di level usia 16 tahun, kualitas para pemain lokal tidak terlalu jomplang jika dibandingkan pemain dari negara lain.
Artinya, pemain timnas U-16 Indonesia mampu bersaing dengan para pemain timnas negara lain ketika bertanding dalam suatu turnamen.
"Untuk naturalisasi level senior sah-sah aja dengan tujuan jangka pendek, prestasi," kata Bima Sakti.
"Tetapi untuk U-16, dalam pemikiran kami, untuk U-16 perbedaannya tak terlalu jauh ketika diadu dengan pemain U-16 dari negara lain, beda dengan di senior," ia menambahkan.
Pelatih berusia 46 tahun tersebut mengaku pernah mencoba untuk menghubungi pemain keturunan yang bermain di Akademi Ajax, Noah Gesser.
Bima Sakti berkomunikasi dengan Noah Gesser karena sang pemain mengaku tertarik untuk bermain di timnas U-16 Indonesia.
Bima Sakti membuka peluang Noah Gesser untuk membela timnas U-16 Indonesia tanpa memberikan keistimewaan.
"Saya memberanikan diri menghubungi Noah Jesser. Dia tanya apakah saya (Noah Gesser) bisa main di timnas u-16? Saya bilang, bisa," ucap Bima Sakti bercerita.
"Tetapi, kamu tetap sama dengan pemain lainnya. Kalau kamu punya prestasi bagus, performamu bagus," ia menambahkan.
Sementara itu, pelatih NZR Sumbersari, Charis Yulianto juga mengharapkan agar program naturalisasi tidak menyentuh timnas kelompok usia muda.
Menurut Charis, Indonesia memiliki banyak pemain muda potensial. Mereka dapat dimaksimalkan pembinaannya agar semakin berkualitas.
"Program naturalisasi jangan sampai ke youth. Ini masa-masa anak muda banyak potensinya," ucap Charis Yulianto.
"Kita kembangkan lagi potensi-potensi pemain muda di kompetisi seperti EPA serta Piala Soeratin," ia menambahkan.
Berita Pemain Naturalisasi Lainnya:
Inilah Aksi Terbaru PSSI untuk Proses Naturalisasi Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Shayne Pattynama
Proses Naturalisasi Emil Audero Mulyadi dan Jordy Wehrmann Tak Berjalan Lancar
Saran DPR RI Agar PSSI Bisa Meminimalisir Naturalisasi Pemain