- Meskipun berstatus klub pendatang baru IBL, Louvre Surabaya sudah mampu meraup banyak pemasukan dari penjualan merchandise.
- Ini berkat kreativitas manajemen Louvre Surabaya dalam membangun brand image klub.
- Meskipun bermarkas di Surabaya, pencinta Louvre tak hanya berasal dari Kota Pahlawan.
SKOR.id - Klub pendatang baru di Indonesian Basketball League (IBL), Louvre Surabaya, benar-benar sukses membangun brand image mereka.
Baru tahun pertama ikut IBL pada usim 2020 ini, mereka sudah bisa meraup pemasukan dari penjuaran merchandise.
Bahkan, bisnis pernak-pernik klub ini telah menyelamatkan keuangan milik perusahaan perhotelan, PT Louvre Hotels, tersebut selama pandemi Covid-19.
Berita Basket Lainnya: DBL Academy Siasati Pandemi dengan Inovasi Program
Pemilik Louvre, Erick Herlangga, mengatakan, selama pandemi Covid-19, penjualan jersi Louvre justru meningkat signifikan.
Padahal, harga kostum Tim Buaya Darat lebih mahal dibandingkan dengan klub-klub kontestan IBL lainnya.
Larisnya merchandise Louvre menjadi bukti jika promosi mereka sukses menggaet fans. Meskipun baru semusim tampil di IBL, Louvre sudah memiliki banyak penggemar.
"Branding berhasil kami tonjolkan. Selain itu, koneksi dengan fans sukses kami jalin. Pembuatan konten-konten di sosial media memegang peranan," ucap Erick Herlangga.
"Kami buat reality show yang melibatkan emosi penoton. Kami juga membuat wawancara interaktif sehingga fans bisa lebih dekat dengan Louvre."
Erick Herlangga menyebut hasil kerja keras tim dan manajemen Louvre sekarang bisa dirasakan. "Saat pandemi, jersi laris. Merchandise lain juga terjual semua," katanya.
Berita IBL Lainnya: Sukses Mario Wuysang dan Arki Dikania Wisnu, Bukti Kualitas Didikan Basket AS
Selain itu, dari materi pemain, Louvre diisi oleh nama-nama top di jagat basket Indonesia. Sebut saja Daniel Wenas, Galank Gunawan, Dimaz Muharri, dan Wendha Wijaya.
Pemain-pemain tersebut memiliki banyak fans di Louvre. Terutama Daniel Wenas yang merupakan pemain dengan jumlah followers Instagram terbanyak, 294 ribu.
Meskipun bermarkas di Surabaya, basis penggemar Louvre tidak hanya terpusat di Kota Pahlawan.
Erick Herlangga menyatakan, Louvre berusaha melebarkan sayap di seluruh kota Indonesia dengan cara membuka sekolah basket.
"Jadi, meskipun bermarkas di Surabaya, kami membuka diri untuk sekolah di kota lain," Erick Herlangga.
"Jadi ketika main di Yogyakarta atau Bandung, ada 300 orang yang datang untuk latihan bersama."