SKOR.id - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI), Amir Yanto, membuat berbagai program untuk bisa membawa cabang olahraga anggar berprestasi di pentas internasional.
Mengingat, beberapa atlet anggar telah meraih medali pada ajang Asian Games dan juga menembus Olimpiade. Terakhir, atlet anggar putri Indonesia, Diah Permatasari, tampil di Olimpiade 2012 London.
Teranyar, demi mewujudkan impian itu, PB IKASI membuat program yang dimulai dari usia dini. Program itu diberi tajuk Fencing Goes to School. Bali dijadikan sebagai pilot project (proyek percontohan) untuk menyelenggarakan program ini.
Program ini mendapat sambutan luar biasa. Sebanyak 79 guru olahraga dari 75 SD dan SMP yang berada di Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kotamadya Denpasar telah mengikuti program pelatihan teknik dasar permainan olahraga anggar yang digelar di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, 3-4 Juni lalu.
Dalam program pelatihan ini, PB IKASI melibatkan mantan atlet anggar Spanyol, Eduardo dan pelatih lokal Raldi Mangosa, Ferry dan Ngurah Jaya Kusuma.
Hasilnya pun cukup menggembirakan. Salah satu guru olahraga SDN 9 Sesetan Denpasar yang tercatat sebagai peserta pelatihan pelatih tersebut langsung menerapkan kepada anak didiknya. Apalagi, PB IKASI telah memberikan bantuan 1000 pedang untuk 100 sekolah.
"Suatu kehormatan bagi Bali mendapat kepercayaan dari Pak Amir Yanto selaku Ketua Umum PB IKASI menjadi pilot project pemassalan anggar dengan tajuk Fencing Goes to School dengan mengawalinya lewat program penataran teknik dasar olahraga anggar bagi guru-guru SD dan SMP,” ucap I Gusti Agung Ngurah Susrama Putra, Ketua Pengprov IKASI Bali.
“Kini, Bali telah memiliki 79 guru yang sudah menguasai dasar-dasar pelatihan anggar dan siap mengaplikasikan ilmu yang didapat dari pelatih Spanyol tersebut kepada anak-anak didiknya," dia menambahkan.
Lebih lanjut, I Gusti Agung Ngurah Susrama Putra mengungkapkan, minat dari para guru olahraga sangat luar biasa. Bahkan, salah seorang guru SDN 9 Sesetan sudah mengaplikasikan program Fencing Goes to School dengan mengirimkan video anak-anak didiknya melakukan gerakan dasar bermain anggar.
“Target kami dari setiap guru itu bisa mendidik 5 muridnya untuk menggeluti olahraga anggar. Kalau ini bisa tercapai, Bali nantinya akan memiliki 300 atlet anggar dari kalangan pelajar SD dan SMP," dia menjelaskan.
Menurut Susrama, atlet-atlet yang ada di sekolah tersebut akan dimasukkan ke dalam klub sebagai anggota Pengkab/Kota, sehingga pembinaannya bisa selalu dimonitor dan evaluasi oleh masing-masing pengurus Kabupaten/Kota. Tidak hanya itu, kata Susrama, pihaknya juga merancang bakal menggelar event atau kompetisi antarsekolah pertama yang direncanakan berlangsung bulan September 2023.
Tujuannya, menggairahkan semangat anak-anak didik agar lebih serius lagi dalam menekuni olahraga anggar.
“Jadi dengan pelatihan pelatih ini, kami harap mampu menggali bibit atlet sejak usia dini yang ada di sekolah-sekolah, dalam upaya mencetak atlet yang mampu bersaing dan meraih prestasi, baik di nasional hingga internasional. Apalagi, Bali akan dijadikan Sentra Pembinaan Atlet Anggar Lokal dan Nasional di Canggu sekaligus lokasi pengembangan sports tourism," jelasnya.
Saat penataran berlangsung, para guru olahraga yang mengajar di tingkat SD hingga SMP dari Kabupaten/Kota yang ada di Bali itu tampak terpukau menyaksikan dua atlet anggar beradu pedang.
Karena, hampir sebagian besar dari mereka, baru pertama kali menyaksikan secara langsung olahraga ketangkasan menggunakan bilah pedang ini.
Mereka tampak dengan seksama menyaksikan dan mendengarkan penjelasan dari pelatih tentang teknik dasar anggar. Bahkan saking penasaran, para guru meminta penjelasan detail mulai dari teknik hingga tata cara penilaian.
Seorang guru olahraga dari SD Tri Murthi School, Komang Trianada, mengaku pertama kali mengikuti pelatihan anggar. Menurutnya, cabor ini sangat memungkinkan diberikan kepada siswa, sejak usia dini.
“Saat ini anak-anak awam tentang cabor anggar ini, tapi ini memungkinkan kami didik tentang pengenalan dasar,” tuturnya.
Pihaknya pun yakin, di setiap sekolah terpendam bibit atlet anggar potensial. Namun, terkendala sarana dan prasarana.
“Ini karena membutuhkan alat, seperti pedang dan juga pakaian. Tapi nanti saya akan memperkenalkan secara teori teknik dasar untuk menambah wawasan anak didik kami,” pungkasnya.