SKOR.id – Musim lalu, SSC Napoli finis di peringkat ke-10 klasemen akhir Liga Italia, sekaligus mencetak rekor buruk, yakni menjadi salah satu tim dengan upaya mempertahankan gelar terburuk dalam sejarah Serie A.
Musim yang buruk yang dirusak oleh tiga pergantian pelatih, keruntuhan pertahanan yang menyedihkan, dan perekrutan pemain yang salah arah membuat Napoli berada dalam posisi yang tidak aman.
Namun di bawah bimbingan Antonio Conte – mantan pelatih Timnas Italia, Juventus FC, dan Inter Milan – klub yang bermarkas di Stadio Diego Armando Maradona itu kini mencoba bangkit dan mulai memimpin klasemen Liga Italia 2024-2025.
Setelah dikejutkan dengan kekalahan 0-3 dari tuan rumah Hellas Verona pada laga pertama Liga Italia 2024-2025, I Partenopei langsung bangkit dengan mengemas delapan kemenangan, dua imbang, dan sekali kekalahan.
Memuncaki klasemen liga sejak matchday 6, Napoli masih kokoh di posisi teratas setelah 12 pertandingan. Meskipun hanya unggul satu poin atas empat tim di bawahnya (Atalanta BC, ACF Fiorentina, Inter Milan, dan SS Lazio), apa yang sudah dilakukan Conte tetap patut diacungi jempol.
Conte telah merevitalisasi Napoli. Namun, bisakah manajer ikonik itu membuat sejarah dengan memenangi scudetto musim ini? Apa saja yang diubah Conte pada Napoli sehingga mampu bangkit hanya dalam waktu kurang dari lima bulan, dan berpeluang merebut gelar Liga Italia untuk kali keempat (setelah 1986-1987, 1989-1990, dan 2022-2023)?
Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Materi Pemain
Conte selama ini dikenal sebagai pelatih yang sangat menuntut. Namun di Napoli, gaya melatihnya itu telah mengubah sekelompok individu yang lelah dan terpecah menjadi sebuah unit yang ulet dan bersatu.
Setelah kekalahan menyedihkan tiga gol pada hari pembukaan di Verona, I Partenopei semakin memperketat lini belakang. Hasilnya, hingga matchday 12, Napoli baru kemasukan 9 gol, hanya kalah dari Juventus (7).
Kapten tim Giovanni Di Lorenzo yang menjadi incaran sorakan penggemar Napoli sepanjaang musim 2023-2024, telah menebus dirinya secara spektakuler.
Pemain berusia 31 tahun itu mengakui bahwa dia mempertimbangkan untuk meninggalkan klub setelah musim yang terlupakan. Namun dia telah menerapkan metode Conte dan sudah mencetak tiga gol dari 12 kali diturunkan di Liga Italia.
Kini, tidak akan banyak pihak yang berteriak agar right full-back yang kerap melakukan overlap itu segera keluar setelah penampilannya yang luar biasa pada awal musim ini.
Kedatangan bek tengah internasional Italia Alessandro Buongiorno pada musim panas lalu juga menjadi faktor penting Napoli kini menjadi salah satu klub dengan pertahanan terbaik di Liga Italia.
Napoli harus mengeluarkan 40 juta euro untuk mendaratkan Buongiorno dari Torino FC. Namun hasilnya luar biasa. Buongiorno sudah 12 kali menjadi starter di semua ajang dengan mencetak satu gol.
Kehadiran Amir Rrahmani jauh lebih meyakinkan di sisi tengah dari formasi empat bek, sebagian besar berkat upaya luar biasa dari Buongiorno yang dinamis.
Penjaga gawang Alex Meret yang bangkit kembali juga mendapat manfaat dari stabilitas di depannya dengan sudah membuat lima clean sheet dari sembilan kali dimainkan di Liga Italia. Kiper nomor dua Elia Caprile juga mampu menjadi wakil yang cakap.
Tak satu pun pemain baru yang masuk musim lalu memberikan kontribusi berarti – Natan, Jens Cajuste, dan Jesper Lindstrom semuanya dikeluarkan – namun upaya rekrutmen tahun ini berbeda.
Rencana penjualan Victor Osimhen yang seharusnya menjadi dana segar untuk mendanai pembangunan kembali tim, akhirnya memang tidak terwujud. Striker asal Nigeria itu akhirnya bergabung dengan klub raksasa Turki Galatasaray SK dengan status pinjaman.
Kendati begitu, Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis masih mendukung Conte dengan mengeluarkan uang untuk membeli sejumlah wajah baru.
Dampak langsung dari kedatangan gelandang Skotlandia senilai 30 juta euro Scott McTominay sebagian mendorong Conte untuk mengadopsi formasi baru. Penggemar telah memuji mantan pemain Manchester United ini, yang terkesan dengan kecepatan kerja, stamina, dan lonjakan serangannya.
Adaptasinya yang cepat terhadap tantangan taktis dan teknis di Liga Italia membuatnya hampir dijamin menjadi starter di tim asuhan Conte. Dua gol dan dua assist dari sembilan kali diturunkan di liga juga menjadi bukti bahwa kepindahan tersebut dilakukan pada saat yang tepat bagi seorang pemain yang kurang dihargai di Old Trafford.
Kompatiot McTominay, Billy Gilmour, juga mencatatkan torehan dengan absennya Stanislav Lobotka yang cedera. Pemain lini tengah asal Slovakia ini bisa dibilang satu-satunya pemain yang tak tergantikan di starting line-up Napoli.
Namun gelandang tengah langganan Timnas Skotlandia yang baru berusia 23 tahun itu unggul dalam menggantikan Lobotka dan membentuk trio lini tengah baru dengan McTominay dan Andre-Frank Zambo Anguissa dalam kemenangan melawan FC Empoli, US Lecce, dan AC Milan.
Hubungan antara Conte dan penyerang berpengalaman Romelu Lukaku sudah diketahui dengan baik. Sejauh ini, Conte terus berusaha mengeluarkan yang terbaik hingga striker internasional Belgia itu sudah mampu mencetak empat gol dan empat assist dari sembilan laga Liga Italia yang diikutinya.
Pemain sayap eksplosif David Neres, pemain terkenal lainnya dari SL Benfica, telah memberikan dampak penting dari bangku cadangan, dengan mencetak tiga assist dan satu gol dari 10 kali tampil di liga.
Winger genius Khvicha Kvaratskhelia tetap menjadi pemain paling menarik untuk ditonton di Italia. Gol luar biasa pemain asal Georgia itu ke gawang Milan adalah contoh lain dari bakat luar biasa yang dimilikinya.
Sudah mencetak lima gol dan dua assist dari 12 pertandingan liga, Kvaratskhelia diprediksi akan mampu membuat dua digit gol musim ini karena ia dibebaskan bergerak dalam berbagai formasi yang dipakai Conte.
Rekor Luar Biasa Antonio Conte di Liga Italia
Conte adalah salah satu pelatih paling berprestasi dalam sejarah Liga Italia dan sudah memenangi scudetto empat kali – tiga kali bersama Juventus (2012, 2013, 2014) dan sekali bersama Inter Milan (2021). Mantan bos Chelsea FC itu juga memenangi kompetisi tersebut sebanyak lima kali sebagai pemain.
Namun, Conte akan membuat sejarah jika berhasil membawa Napoli meraih gelar musim ini. Conte akan menjadi satu-satunya pelatih dalam sejarah lima liga teratas yang memenangi gelar liga dengan tiga klub berbeda.
Seperti yang diilustrasikan oleh grafik di atas, Conte juga memiliki rekor poin per pertandingan terbaik (2,27) di antara pelatih mana pun dalam sejarah Liga Italia yang telah mengelola lebih dari 50 pertandingan.
Beberapa nama legendaris masuk dalam daftar seperti Fabio Capello dan Carlo Ancelotti tetapi rekor pelatih Napoli sejauh ini masih menjadi yang terbaik.
Selain itu, Conte juga mencetak rekor total poin Liga Italia sebanyak 102 poin bersama Juventus selama musim 2013-2014 dan itu menjadi satu-satunya saat sebuah klub berhasil melampaui 100 poin.
Mampukah Napoli Memenangi Liga Italia Musim Ini?
Conte telah berulang kali menekankan bahwa Napoli tidak menargetkan memenangi liga musim ini. Tetapi hal itu pada akhirnya bergantung pada pemikiran pelatih hebat kelahiran Lecce berusia 55 tahun tersebut.
Inter Milan, bagaimanapun, tetap menjadi favorit untuk mempertahankan gelar mereka tetapi prospek Napoli meningkat secara signifikan dengan tidak bermain di Eropa.
Rekor poin per pertandingan Napoli yang mencapai 2,27 adalah salah satu yang terbaik dalam 10 musim terakhir dan ini merupakan peningkatan yang luar biasa dalam penghitungan poin mereka musim lalu.
Conte telah beradaptasi dari formasi pilihannya 3-5-2 untuk menerapkan 4-3-3 dengan McTominay unggul sebagai gelandang canggih dan Lukaku kembali berkembang di bawah asuhan bos favoritnya.
Setelah kekalahan telak dari Atalanta (0-3) dan ditahan Inter (1-1), dua pertandingan Napoli berikutnya melawan AS Roma dan Torino, serta dua kali beruntun menghadapi Lazio (Piala Italia dan Liga Italia) akan menjadi ujian serius bagi kredibilitas mereka.
Namun jika mereka terus melanjutkan performa terbaiknya maka Conte bisa mendapatkan pencapaian yang luar biasa.