- Daniel Ricciardo mengasingkan diri di peternakan keluarganya di Australia selama pandemi Covid-19.
- Pembalap tim Renault itu mengaku merindukan keriuhan dan persaingan Formula 1.
- Daniel Ricciardo mengadaptasi kehidupan yang lebih lambat dan fokus jelang GP Austria.
SKOR.id – Pembalap Formula One (F1) Daniel Ricciardo benar-benar menjalani kehidupan yang sangat berbeda selama pandemi virus corona (Covid-19).
Hampir dua bulan terakhir, pria 30 tahun itu harus mengisolasi dirinya di peternakan milik keluarganya di Australia Barat, yang sangat jauh dari hiruk pikuk arena F1.
"Jujur, merasa saya sangat kehilangan spotlight, chaos-nya F1, dan kompetisinya. Saya ingin itu lagi, segera," Ricciardo mengakuinya kepada Amanda Davies dari CNN World Sport.
Berita F1 Lainnya: Mantan Mekanik Ferrari Sebut 2019 adalah Musim Terbaik Sebastian Vettel
Terkadang, Daniel Ricciardo kesepian. Namun apabila melihat foto-foto di Instagram-nya, dengan 3,1 juta pengikut, driver tim Renault itu tampak bersenang-senang di pedalaman.
Daniel Ricciardo mengunggah konten dirinya saat mengendarai sepeda motor, berlarian melakukan parkour versinya sendiri, dan memacu buggy off-road.
Di lain waktu, dia membuat jalur bermotor di antara rimbunan semak-semak dan pepohonan di sekitar pertanian sebagai latihan untuk mengasah konsentrasi mata dan refleksnya.
“Ya, meski debu dan tanah berpasir tidak menjadikan tempat ini seperti F1, tetapi semua latihan itu berguna untuk melatih reaksi dan refleks saya,” ujar Ricciardo.
Lahan peternakan milik keluarga pembalap kelahiran Perth, 1 Juli 1989 itu dipenuhi oleh berbagai jenis hewan peliharaan, di antaranya domba, sapi, dan juga alpaka.
Masalahnya, meski mengaku bersenang-senang, tampak jelas betapa Daniel Ricciardo tidak terbiasa dengan kehidupan di alam liar.
Dari beberapa foto yang diunggah di Instagram, Ricciardo selalu memastikan dirinya tidak berdiri terlalu dekat dengan binatang-binatang di peternakannya.
"Satu pagi saya punya niat untuk mencukur bulu domba," kata Ricciardo. "Tapi, saat melihat penjaga kami melakukannya, saya tidak lagi merasa percaya diri.”
Setidaknya, kata Daniel Ricciardo, dirinya bisa mengabadikan setiap momennya dalam kamera yang selalu dibawanya ke lapangan.
"Saya suka binatang-binatang itu tetapi tidak berlebihan, karena saya tidak terlalu dekat dengan mereka," ujarnya sambil terkekeh.
Secara umum, pekerjaan Ricciardo di sana bisa dibilang terbatas. "Saya tak akan mengklaim saya sangat pandai mengoperasikan mesin, tapi saya bisa menggali lubang dan beberapa lainnya.”
Lebih Kreatif
Hal penting lainnya, Daniel Ricciardo juga dipaksa menjadi kreatif dengan lingkungan tinggalnya agar tetap bugar sementara kompetisi F1 dalam masa hiatus.
Dia menggunakan tali tambang untuk latihan battle rope, membalik ban besar, dan bahkan mengangkat peralatan mekanis seperti gearbox.
"Jika Anda selalu berada di gym sepanjang waktu, berlari di treadmill, lama-lama itu akan terasa sangat monoton," kata Ricciardo.
Dengan berpikir kreatif, Daniel Ricciardo merasa setiap latihannya selama di peternakan, meski lebih berat, jauh lebih bisa ditoleransinya.
Faktor Orang Tua
Meski tak ada balapan selama tahun 2020, F1 dipanaskan oleh pengumuman dari Sebastian Vettel yang akan meninggalkan Ferrari akhir tahun ini.
Beberapa hari setelah itu, Ferrari mengeluarkan pernyataan bahwa Carlos Sainz Jr yang akan menggantikan posisi Vettel dalam tim mereka musim depan.
Ketika situasi agak mereda, Renault lantas mengonfirmasi tentang status Ricciardo sebagai pembalap baru McLaren, pengganti Sainz, pada musim 2021.
Belakangan Daniel Ricciardo mengaku telah melakukan pembicaraan dengan Ferrari, yang gagal, sebelum dia memutuskan bergabung dengan McLaren.
Berita F1 Lainnya: F1 Dapat Lampu Hijau untuk Gelar Balapan di Sirkuit Red Bull Ring
Ini menarik, karena sepanjang kariernya, dia terus dikaitkan dengan kepindahan ke Ferrari yang bermarkas di Italia. Dan, alasannya adalah faktor darah.
Orang tua Ricciardo adalah keturunan Italia. Ayahnya lahir di Negeri Piza sementara sang ibu yang asli Australia pun lahir dari orangtua yang berkebangsaan Italia.
Sampai kini pun Ricciardo tidak yakin mengapa dirinya tidak pernah bergabung dengan Ferrari yang berbasis di Maranello, Italia Utara.
“Semua orang mengatakan Ferrari akan cocok dengan nama saya dan faktor latar belakang saya, tapi saya berusaha tidak menjadi emosional dan terjebak dalam situasi apa pun.”
"Saya melihat bagaimana Carlos (Sainz) cocok untuk tim itu. Bahwa dia adalah properti panas F1 saat ini, dan saya kira dia cocok di mana pun berada," kata Ricciardo.
Fokus GP Austria
Lucunya, menyebut karantina "aneh", Daniel Ricciardo telah mengadaptasi hidup yang lebih lambat di pedalaman. Ia percaya itu memungkinannya tetap fokus pada tujuannya.
"Saya masih melihat diri saya sebagai pesaing yang sangat kuat selama bertahun-tahun yang akan datang,” Ricciardo menuturkan.
“Saya semakin tua, tetapi saya masih merasa memiliki banyak api di dalam diri saya yang hanya ingin balapan lagi."
Jika jadwal baru F1 berlaku, Ricciardo akan menyalakan kembali api itu pada 5 Juli, di Grand Prix (GP) Austria. “Itu akan jadi balapan yang penuh emosi.”