SKOR.id - Piala Dunia U-20 2023 batal digelar di Indonesia dan pada momen ini keluarga korban Tragedi Kanjuruhan bersuara.
Mereka bersuara agar Tragedi Kanjuruhan selepas batalnya pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 kembali disikapi serius oleh Pemerintah Indonesia.
"Suara kami sudah mulai serak dan habis. Kami minta perhatian dan keadilan yang kami perjuangkan selama ini didengarkan pemerintah," ujar Juariyah, Ibu korban Shifwa Dinar Artamevia.
"Ini terlihat pada putusan-putusan pengadilan yang sungguh menyakiti hati dan merusak rasa keadilan."
"Keputusan pembatalan dari FIFA ini selayaknya disikapi pemerintah sebagai hal serius," tuturnya saat berada di Posko Tim Gabungan Aremania (TGA).
Menurut Juariyah, yang diungkapkan mewakili perasaan mereka, para korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
"Ini sebagai pengingat bahwa ada hal yang belum selesai di negeri ini," ujarnya dalam rilis dari TGA.
Sebab, dampak tragis Tragedi Kanjuruhan yang mereka rasakan, selama ini sepertinya mulai tak dapat perhatian serius.
"Kami sangat berharap adanya perhatian dan keseriusan Pemerintah Indonesia untuk penyelesaian tragedi tersebut," kata Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA), Dyan Berdinandri dalam pernyataannya.
"Kami juga meminta kembali Pemerintah Indonesia untuk lebih serius memperhatikan para korban dan keluarga korban serta mengupayakan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan secara tuntas."
Ditegaskan oleh Dyan, bagi mereka, ini sudah bukan lagi persoalan sepak bola atau suporter semata.
Ini adalah tragedi kemanusiaan yang memberikan dampak buruk bagi semua secara umum, khususnya untuk masyarakat Malang Raya.
Lebih lanjut, TGA juga membuka tangan dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengupayakan pengusutan dan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan dengan sebaik-baiknya.
"Sudah saatnya kita singkirkan dulu perbedaan pandangan maupun kepentingan sendiri-sendiri dan golongan," katanya.
"Mari menyatukan upaya agar #usuttuntas Tragedi Kanjuruhan benar-benar dapat terwujud," ujar Dyan tegas.
Tim Gabungan Aremania (TGA) selama ini sudah bertindak, berbuat, dan bersikap dengan komitmen penuh terkait Tragedi Kanjuruhan.
Mulai dari penanganan korban, pendampingan keluarga korban, penanganan dampak psikologis, penyaluran bantuan, hingga pendampingan proses hukum.
Inisiatif selanjutnya dari TGA adalah upaya terwujudnya Kanjuruhan Memorial. Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang dijadikan sebagai monumen.
Semua itu dengan tujuan agar tragedi kemanusiaan yang telah terjadi dapat menjadi pelajaran bersama dan tidak terlupakan begitu saja.