SKOR.id - Sepak bola Jakarta tidak hanya the Jakmania dengan Persija Jakarta sebagai klub kebanggannya. Tapi ada juga NJ Mania, suporter setia Persitara Jakarta Utara.
Kelompok suporter NJ Mania menjadi bagian penting dari perjalanan Persitara di kancah sepak bola nasional, termasuk dalam rivalitas sekota dengan Persija bersmaa the Jak.
Dibandingkan dengan the Jakmania yang punya warna kebesaran oranye, NJ Mania punya perbedaan yang mencolok, yakni hadir dengan biru sebagai warna kebesarannya.
Kehadiran NJ Mania tidak hanya sekadar mendukung Persitara di atas lapangan, tetapi juga memperlihatkan loyalitas dan semangat kebersamaan yang tak tergoyahkan.
Sejarah Berdirinya NJ Mania
Kelompok suporter ini dibentuk sebagai wadah bagi pendukung Persitara. Nama "NJ" pun diambil dari singkatan North Jakarta atau Jakarta Utara sebagai markas klub.
Itu sekaligus menguatkan identitas kedaerahan sebagai suporter yang bangga dengan Jakarta Utara. NJ Mania pun telah melewati berbagai fase bersama dengan Persitara.
Mulai dari kejayaan klub yang pernah berlaga di Liga Indonesia, hingga masa-masa sulit di kasta bawah. Meskipun Persitara tidak lagi berada di Liga 1, NJ Mania tidak pernah meninggalkan klub kesayangannya.
NJ Mania juga dikenal sebagai kelompok suporter yang mandiri dan tidak terkait langsung dengan manajemen klub. Mereka menempatkan diri sebagai kekuatan independen yang fokus pada dukungan terhadap tim tanpa terlibat dalam urusan internal klub.
Hal itu membuat mereka mampu menjaga semangat perjuangan, meskipun tim sedang berada dalam kondisi yang sulit. Musim lalu, NJ Mania setia mengawal Persitara di level Liga 3.
Lolos ke babak Nasional bersama ASIOP, tim berjuluk Macan Priok itu tergabung dalam Group G bersama PSGC Ciamis, Labura Hebat, Perseden Denpasar, dan Persim Maros.
Dengan sistem home turnamen dan dipusatkan di markas PSGC Ciamis, perjalanan Persitara tidak jauh sebab gagal lolos ke babak 32 besar usai berada di posisi empat.
Memasuki musim baru 2024-2025, NJ Mania dan Persitara sekali lagi harus menjalani tahun yang penuh ketidakpastian karena buramnya penyelenggaraan Liga 3 regional Jakarta.
Pada awal tahun 2024, NJ Mania mempertanyakan keseriusan federasi terutama Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dalam memperbaiki sistem sepak bola nasional.
Bagi NJ Mania, Liga 3 bukan hanya tentang kompetisi semata, tetapi juga kesempatan bagi klub-klub kecil seperti Persitara untuk berkembang dan berkompetisi.
Keresahan memuncak ketika NJ Mania bersama kelompok suporter lainnya mendatangi kantor PSSI untuk menyampaikan protes dan harapannya terkait penyelenggaraan Liga 3.
Harapannya PSSI dan pihak berwenang bisa memberikan perhatian lebih kepada klub-klub papan bawah, walaupun hanya mentas di kompetisi level ketiga.
Menurut mereka, sepak bola bukan hanya tentang Liga 1 atau Liga 2, tetapi juga ada pembinaan di level bawah yang menjadi fondasi bagi perkembangan sepak bola nasional.
Tanpa perhatian yang serius terhadap Liga 3, suporter seperti NJ Mania akan terus menghadapi ketidakpastian dan kegelisahan tentang masa depan klub kesayangannya.