SKOR.id – Mungkin tidak banyak yang mengetahui bila kota San Antonio di negara bagian Texas, merupakan salah satu kota yang terkenal dengan budayanya di Amerika Serikat.
Bagaimana tidak? Kota ini sudah menjadi rumah bagi lebih dari 50 galeri seni, ratusan restoran lokal yang dengan bangga mendukung seniman lokal dengan ahli kuliner lokal.
Sayangnya, kota itu hanya memiliki satu tim di kompetisi bola basket paling bergengsi di dunia, NBA. Namun, warga kota bisa berbangga karena San Antonio Spurs sudah mengoleksi 5 (1999, 2003, 2005, 2007, 2014) gelar juara NBA.
Kini, warga kota San Antonio patut bertambah bangga karena pada pertengahan Mei lalu Spurs memenangi undian draf, yang memungkinkan mereka menerima pilihan pertama dalam draf NBA 2023.
Ini menandai ketiga kalinya mereka memilih secara keseluruhan, setelah sebelumnya memilih David Robinson pada tahun 1987 dan Tim Duncan pada tahun 1997.
Spurs pun memanfaatkan kesempatan menggunakan pilihan nomor satu mereka untuk memilih Victor Wembanyama, yang telah lama diharapkan untuk masuk dalam draf pertama secara keseluruhan.
Kedatangan pebasket berusia 19 tahun itu ke San Antonio memang dirasa tepat. Selain memudahkan pelatih Gregg Popovich menyusun strategi dan meningkatkan kedalaman tim, Wembanyama juga diyakini datang ke kota yang tepat karena mampu menyalurkan hobinya selain bermain bola basket.
Saat warga kota San Antonio menunggu apa yang bakal disumbangkan power forward asal Prancis dengan tinggi 7 kaki 4 inci (2,24 meter), Wembanyama memang dirasa memang cocok untuk Spurs daripada yang diperkirakan sebelumnya – khususnya dalam hal budaya.
Wembanyama dianggap sebagai “Pria Renaisans” (Renaissance Man) menjelang debutnya di Spurs pada NBA musim 2023-2024 ini, setelah terungkap bahwa ia memiliki sisi artistik yang sering dimanfaatkannya.
Setiap malam sebelum tidur, Victor Wembanyama menyisihkan waktu untuk membaca, dan dikenal sebagai penggemar berat fiksi ilmiah.
Wemanyamba juga senang mengunjungi galeri seni, tempat dia dapat menghabiskan waktu melakukan hal lain selain bola basket. Meskipun, karena posturnya, ia tidak jarang harus membungkuk untuk melihat beberapa pameran favoritnya.
Pebasket yang musim ini sudah membuat rata-rata 18,9 poin per gim; 9,7 rebound per gim; dan 2,5 assist per gim di NBA itu bahkan membandingkan permainan bola basketnya dengan seni, membawa sesuatu yang ia sukai ke dalam hasrat terbesarnya.
“Setiap baris, setiap titik (pada buku pedoman clipboard) adalah sebuah operan atau keranjang selama pertandingan. Setiap permainan adalah sebuah karya seni tersendiri,” kata Wembanyama, beberapa waktu lalu.
Jadi, rasanya San Antonio Spurs memang tidak salah mendatangkan Victor Wemanyamba, karena kecintaannya pada permainan dan seni.
Victor Wemanyamba jelas berbeda dari sisi prospek atau dengan pemain lainnya, namun hobinya membuktikan hal itu.
Wembanyama bahkan mampu “menyulap” bola tenis sebelum pertandingan untuk pemanasan. Jika setiap pertandingan NBA adalah karya seni, maka Victor Wembanyama bisa saja menjadi Pablo Picasso milik Spurs pada akhir kariernya nanti.