SKOR.id – Para pemain keturunan atau diaspora di Timnas Indonesia kini sedang disorot warganet. Banyak yang memuji dan mengidolakan mereka, meski tidak sedikit pula yang mengkritik.
Sebagai salah satu bentuk perhatian, warganet Tanah Air memiliki panggilan kesayangan kepada para pemain diaspora yang terkadang terdengar kocak.
Biasanya panggilan tersebut mengacu pada kepribadian masing-masing. Sejauh ini dari 14 pemain diaspora yang resmi bergabung (hingga tulisan ini dibuat), 8 di antaranya memiliki julukan unik dari warganet.
Siapa saja mereka? Simak selengkapnya artikel Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
1. Jay Idzes (Bang Jay/Bang Jayadi)
Warganet Indonesia menjuluki Jay Idzes sebagai Bang Jay atau Bang Jayadi. Alasannya sederhana, agar panggilannya terdengar lebih melokal.
Kebetulan pula nama aslinya memang ada unsur “Jay”-nya. Bek yang saat ini memperkuat klub Liga Italia (Serie A), Venezia FC, itu begitu bangga dengan julukan Bang Jay.
Pemain 24 tahun itu pernah menjelaskan kepada fans Venezia FC mengenai julukan tersebut. “Bang artinya saudara atau ‘bro’,” kata Jay dalam sebuah video saat berbincang dengan fans wanita Venezia.
2. Jordi Amat (Prince/Pangeran)
Jordi Amat dijuluki “Pangeran” oleh warganet karena memang memiliki darah biru. Bek kelahiran Canet de Mar, Spanyol, 21 Maret 1992, ini memiliki darah keturunan dari Raja Siau, Sulawesi Utara.
Jordi, yang kini memperkuat klub Malaysia, Johor Darul Ta’zim, mengaku mendapatkan cerita tentang darah raja yang mengalir dalam tubuhnya dari sang nenek.
Namun, ia menilai darah raja di Indonesia tidak bisa disamakan dengan negara-negara yang menganut sistem kerajaan. “Saya juga tidak tahu fungsi dari darah raja yang saya miliki,” ujarnya.
3. Justin Hubner (Preman)
Bek muda ini dijuluki warganet sebagai “Preman”. Justin Hubner memang memiliki karakter keras bak preman saat tampil di lapangan. Kartu kuning jadi hal biasa baginya.
Warganet juga menjuluki pemain 21 tahun ini sebagai Sergio Ramos-nya Indonesia. Karakter main keras ini memang bisa membuat nyali lawan ciut, namun terkadang malah menjadi bumerang baginya.
Selain berpotensi mendapatkan kartu, juga membuat dirinya rentan cedera karena kerap terlibat kontak fisik dengan pemain lawan.
Tidak jarang pula Hubner mengekspresikan pernyataan kerasnya di media sosial pribadinya, yang terkadang agak blunder.
4. Mees Hilgers (El Nyengir)
Mungkin julukan yang diberikan warganet kepada Mees Hilgers paling lucu dibanding pemain diaspora lainnya, yakni El Nyengir.
Nyengir merupakan kosakata bahasa gaul yang berasal dari kata cengar-cengir. Arti cengar-cengir menurut KBBI adalah tersenyum-senyum kecil atau tertawa-tawa kecil.
Hilgers memang terkenal dengan keramahannya. Bek FC Twente ini kerap melemparkan senyumannya dalam berbagai situasi.
Lantaran sering terlihat tersenyum itulah, Hilgers, yang kini berusia 23 tahun, dijuluki El Nyengir oleh warganet.
5. Thom Haye (Profesor)
Wajahnya terkesan "kebapakan" dibanding pemain Timnas Indonesia lainnya. Maklum, Thom Haye merupakan salah satu pemain paling senior di Skuad Garuda.
Usia Thom Haye saat ini 29 tahun, sebuah usia matang bagi seorang pemain profesional. Kedewasaannya itulah salah satu alasan dirinya dijuluki Profesor oleh waraganet.
Sebenarnya Haye sudah lama mendapatkan julukan tersebut, bahkan sebelum ia menjalani proses naturalisasi.
Hal itu terungkap dalam wawancara Thom Haye dengan akun Youtube Indosat Ooredo Hutchison.
Haye menjelaskan, julukan Profesor didapatnya dari klub sepak bola yang diperkuatnya di Belanda, NAC Breda (2020-2022).
Menurut Haye, julukan itu merujuk pada karakter Profesor dari serial La Casa de Papel. “Orang-orang di klub (Breda) bilang saya mirip The Professor," kata Haye.
6. Rafel Struick (El Klemer)
Julukan El Klemer disematkan oleh warganet kepada Rafael Struick karena penyerang 21 tahun ini terlihat kurus dan klemar-klemer, apalagi saat ia baru bergabung dengan Timnas Indonesia.
Klemar-klemer merupakan kosakata Bahasa Jawa yang bisa berarti lemas, lesu, tidak bersemangat atau terlalu lambat (dalam hal gerakan).
Seperti itulah warganet menilai pergerakan Struick saat bermain di lapangan, meski mungkin sekadar bercanda.
Sebab kenyataannya, kehadiran Struick di lini depan penting karena ia sebenarnya bisa bergerak lincah untuk membuka ruang bagi para pemain depan lainnya.
7. Ragnar Oratmangoen (Wak Haji)
Dari deretan pemain naturalisasi yang memperkuat Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen satu-satunya yang beragama Islam.
Itu sebabnya Ragnar, yang notabene menjadi mualaf pada usia remaja, dijuluki Wak Haji oleh warganet.
Ketekunannya dalam beribadah juga membuat warganet terkesan dengan penyerang 26 tahun yang saat ini membela FC Dender itu.
Dalam lawatan ke Arab Saudi pada laga perdana penyisihan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ragnar bersama pemain Muslim lainnya juga menyempatkan diri menunaikan ibadah umrah.
8. Sandy Walsh (Es Krim)
Sandy Walsh merupakan pemain yang cepat beradaptasi dengan lingkungannya. Bek berusia 29 tahun ini dianggap sebagai "jembatan" antara pemain lokal dan diaspora.
Walsh memang kerap menunjukkan sikap melokalnya dalam berbagai akun media sosial pribadinya. Termasuk mempelajari Bahasa dan budaya Indonesia.
Mengenai julukan Es Krim yang disematkan oleh warganet, itu bukan karena dirinya penggemar es krim, melainkan karena namanya mirip dengan merek es krim yang cukup dikenal di Indonesia.
Nah, itulah tadi julukan yang disematkan warganet kepada 8 pemain diaspora Indonesia. Masih ada beberapa nama pemain keturunan lainnya yang belum mendapatkan julukan.
Mereka adalah Maarten Paes, Shayne Pattynama, Calvin Verdonk, Ivar Jenner, Nathan Tjoe A-On, Eliano Reijnders, termasuk yang akan dinaturalisasi, Kevin Diks Bakarbessy. Kira-kira julukan yang pas untuk mereka apa ya, Skorer?