- Arsenal dalam performa menurun drastis pada 2020-2021 ini setelah ada di posisi ke-15 klasemen sementara Liga Inggris.
- Rapor Mikel Arteta sebagai pelatih The Gunners lebih buruk dibandingkan dengan era Unai Emery.
- Sejak kepergian Arsene Wenger, Arsenal belum pernah lagi bermain di ajang Liga Champions.
SKOR.id - Dari puncak Everest, Arsenal malah terjun bebas ke level terendah. Dari sukses menjuarai Piala FA pada 2019-2020, The Gunners kini berada di trek menuju degradasi.
Kegelapan memang tengah menyelimuti klub asal London ini. Bahkan untuk menentukan apa yang akan dilakukan selanjutnya pun Tim Meriam London terlihat gagap.
Banyak pertanyaan muncul dan tidak terjawab, di antaranya, apakah sudah saatnya mendepak Mikel Arteta dari kursi kepelatihan?
Dengan rapor tidak pernah menang dalam tujuh laga terakhir Liga Inggris, lima di antaranya mengalami kekalahan, Mikel Arteta "harusnya" sudah tidak ada di bangku kepelatihan.
Sebelumnya, tidak sedikit yang mengkritik performa The Gunners, tapi belakangan justru muncul harapan dari sejumlah tokoh agar jangan memecat Mikel Arteta.
Setelah kepergian Arsene Wenger, faktanya baru tiga pelatih menangani Arsenal. Mereka adalah Unai Emery, lalu Freddie Ljungberg sebagai pelatih sementara, dan kini Arteta.
Lalu, apakah belum dipecatnya Mikel Arteta memperlihatkan bahwa manajemen Arsenal masih menaruh harapan kepada pelatih asal Spanyol ini? Boleh jadi.
Yang pasti, persoalan Arsenal saat ini bagai benang kusut yang sulit untuk diurai.
Skor.id mencoba melihat pencapaian Arsenal di bawah kepelatihan Mikel Arteta, pelatih muda yang baru berusia 38 tahun ini, sejak Desember 2019 lalu:
1. Posisi Terburuk
Titik balik dari grafik Arsenal musim ini terjadi setelah mereka mengalahkan Manchester United, 1 November lalu.
"Kami sangat percaya dengan rencana tim ini. Mikel Arteta tengah membangun sesuatu yang indah di Arsenal," kata penyerang The Gunners, Pierre-Emerick Aubameyang, saat itu.
Aubameyang yang mencetak gol kemenangan timnya ke gawang Manchester United pada laga tersebut, dari titik penalti.
Kemenangan itu pun membuat mereka hanya tertinggal empat poin dari Liverpool yang ketika itu memimpin klasemen sementara.
Namun, apa yang terjadi kemudian. Setelah kemenangan tersebut, arah Arsenal justru ke grafik menurun, negatif.
"Kami akan melewati fase yang menyulitkan ini dan saya kira ini bukan saatnya untuk menyerah," kata Mikel Arteta.
The Gunners kini ada di peringkat ke-15 dan hanya unggul empat poin dari jarak zona degradasi.
Meski posisi Mikel Arteta sejauh ini masih aman, tapi The Gunners dalam fase mengkhawatirkan.
Bayangan jatuh ke jurang degradasi kini mulai muncul. Dengan hanya meraih 14 poin dari 14 laga Liga Inggris 2020-2021, ini hasil terburuk yang diraih Arsenal sejak 1974-1975.
2. Lagi, Tanpa Liga Champions
Kali terakhir Arsenal berada di papan atas adalah musim 2015-2016. Ketika itu, Arsenal yang di bawah asuhan Arsene Wenger berhasil mengakhiri musim di peringkat kedua.
Musim berikutnya, mereka ada di peringkat kelima yang berarti gagal meraih tiket Liga Champions untuk kali pertama sejak 19 tahun terakhir.
Kegagalan tersebut bahkan tidak membuat Arsenal meraih hasil lebih baik.
Pada 2017-2018, Arsene Wenger pun meninggalkan Arsenal, menempatkan klub ini kembali di luar zona Liga Champions, tepatnya di peringkat keenam klasemen akhir.
Musim berikutnya di bawah asuhan Unai Emery, Arsenal hanya mengakhiri musim di peringkat kelima klasemen akhir.
Lalu pada musim lalu, dengan kehadiran Ljungberg dan kemudian Mikel Arteta, Arsenal hanya di peringkat kedelapan.
Musim ini, tentu saja mereka hanya berjarak empat poin dari zona degradasi. Berada di posisi ke-15 klasemen sementara setelah 14 pertandingan.
Arsenal kini sudah empat musim beruntun tidak pernah lagi tampil di ajang Liga Champions.
3. Minim Produktivitas Gol
Arsenal kini seperti meriam yang dingin. Mereka hanya mampu mencetak 12 gol dari 14 pertandingan Liga Inggris musim ini.
Arsenal faktanya enam laga tidak mampu mencetak gol pada musim ini. Yaitu saat kalah dari Manchester City, Leicester City, Aston Villa, Tottenham Hotspur, Leeds United, dan Burnley.
Musim ini, mereka sudah mengalami delapan kekalahan. Bandingkan dengan musim lalu ketika mereka hanya kalah dalam 10 pertandingan hingga kompetisi berakhir.
Pierre-Emerick Aubameyang hanya mencetak tiga gol pada musim ini di Liga Inggris, jumlah yang sama juga ditorehkan Alexandre Lacazette.
Minimnya aspek serangan atau produktivitas gol membuat mereka berada di peringkat terbawah dalam peringkat kekuatan menyerang.
Dengan 12 gol, mereka ada di posisi ke-17 dari semua kontestan Liga Inggris musim ini.
Dalam aspek peluang mencetak gol (kemungkinan gol) dalam satu laga rata-rata hanya 0,9 per laga yang menempatkan mereka di posisi ke-14 di antara kontestan.
Mereka total telah melepaskan 146 tembakan, juga hanya menempatkan mereka di posisi ke-14.
Mereka mampu melepaskan 10,5 tembakan per laga tapi yang mengarah ke gawang hanya 3,3 per laga.
4. Lebih Buruk dari Era Unai Emery
Untuk melihat buruknya performa Arsenal musim ini di bawah asuhan Mikel Arteta dapat ditempatkan dengan perbandingan pada era kepelatihan Unai Emery.
Pada 34 laga pertama Unai Emery, Arsenal hanya mengalami delapan kekalahan. Kini, dalam 34 laga awal bersama Mikel Arteta, Arsenal telah mengalami 12 kekalahan.
Pada 2019-2020 ketika Emery dipecat, pelatih asal Spanyol ini berhasil meraih 18 poin hanya dalam 13 laga.
Jumlah tersebut tentu lebih baik dibandingkan dengan yang diraih Mikel Arteta pada musim ini dalam jumlah satu laga lebih banyak.
Bahkan, cukup melihat dari jumlah poin yang diraih, akan terlihat perbedaannya yang jauh.
Dari 34 laga bersama Emery, Arsenal meraih 66 poin sedangkan bersama Arteta dengan jumlah laga yang sama hanya 48 poin.
5. Pemain Baru Tidak Berkembang
Ketika musim ini baru bergulir, pendukung Arsenal antusias dengan sejumlah pemain baru yang datang seperti Gabriel Magalhaes dan Thomas Partey.
Lalu, kehadiran Willian yang didatangkan dari Chelsea juga diyakini bisa menambah dimensi baru dari kekuatan menyerang.
Ketiganya boleh jadi membuat lini pertahanan Arsenal relatif lebih aman, tapi mereka sangat minim dalam membantu serangan, khususnya Willian dan Thomas Partey.
Dari ketiga pemain baru tersebut, justru hanya Gabriel Magalhaes yang mampu menambah daftar gol Arsenal, total dua gol di Liga Inggris.
Yang lebih buruk, ketiganya rata-rata hanya memberikan lima operan efektif sejak awal musim ini. Faktor ini yang menjadi persoalan bagi Arsenal dalam aspek menciptakan peluang.
Rapor Willians lebih mengecewakan. Pemain asal Brasil ini hanya memberikan satu assist sejak awal musim ini dan hanya satu tembakan ke gawang dari total 15 laga di semua ajang.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Piala Liga Inggris: Solskjaer Kritik Cavani meski Cetak Gol Vital ke Gawang Everton https://t.co/rdwH9aAf0e— SKOR Indonesia (@skorindonesia) December 24, 2020
Berita Arsenal Lainnya:
Mesut Ozil Berharap Bisa Bantu Arsenal Keluar dari Krisis
Jelang Arsenal vs Chelsea, Frank Lampard Sampaikan Simpati ke Mikel Arteta