- Arsenal dan Manchester United merupakan dua klub tradisional Liga Inggris, yang sudah bersaing sejak kompetisi pertama kali bergulir.
- Tapi, rivalitas mereka baru memanas ketika Arsene Wenger mengambil alih kepelatihan The Gunners pada 1996.
- Sejak itu, Arsenal seringkali merusak dominasi Manchester United asuhan Sir Alex Ferguson, yang sebelumnya hampir tak tersentuh.
SKOR.id - Sebagai dua klub tradisional Liga Inggris, persaingan antara Arsenal dan Manchester United sudah terjadi sejak kompetisi tersebut masih bernama Divisi Satu.
Namun, intensitasnya melonjak berkali lipat sejak Arsene Wenger datang sebagai pelatih anyar The Gunners pada Oktober 1996.
Manchester United yang saat itu mendominasi era Premier League di bawah asuhan Sir Alex Ferguson, mendapat tantangan serius lewat sepak bola menyerang andalan Wenger.
Sekitar satu dekade sejak itu, pertarungan panas dan sengit akan selalu terjadi setiap kedua tim bertemu.
Bukan hanya di lapangan, tapi juga sampai ke lorong stadion dan ruang ganti. Melibatkan para pemain maupun Wenger dan Ferguson. Dari perang kata-kata sampai bertukar pukulan seolah jadi hal lumrah.
Arsenal berhasil mencuri tiga gelar Liga Inggris di bawah dominasi Man United, bahkan dua di antaranya dobel dengan Piala FA, dan satu lagi tanpa terkalahkan sepanjang musim.
Meski demikian, pasukan Old Trafford tetap mampu memperlihatkan keperkasaan dengan meraih mahkota juara secara reguler.
Secara keseluruhan, termasuk di era Divisi Satu, Arsenal dan Man United telah bertarung dalam 233 laga kompetitif. Meskipun era terpanasnya berlangsung antara 1998-2006.
Dari jumlah tersebut, Setan Merah unggul head-to-head dengan 97 kemenangan, berbanding Arsenal 84. Sedangkan 52 sisanya berakhir sama kuat.
Berita Arsenal Lainnya: Patrick Vieira Sanjung Kualitas dan Kinerja Mikel Arteta di Arsenal
Berikut, Skor.id coba menggambarkan kembali lima pertandingan paling berkesan antara dua raksasa Liga Inggris tersebut, yang mungkin bisa memantik memori masa lalu:
5. Manchester United 0-1 Arsenal, 14 Maret 1998 (Liga Inggris)
Inilah momen di mana Sir Alex Ferguson menyadari bahwa Arsenal asuhan Arsene Wenger merupakan ancaman besar buat Manchester United.
Setan Merah saat itu unggul enam poin di puncak klasemen Liga Inggris, tapi memainkan tiga pertandingan lebih banyak dari sang rival, Arsenal.
Jika mampu menundukkan The Gunners di Old Trafford, mungkin mereka bisa sedikit bernapas. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Arsenal sukses mencuri kemenangan lewat gol tunggal Marc Overmars, membuka peluang untuk mengejar ketinggalan di jalur juara.
Pada akhirnya, mimpi buruk Man United jadi nyata. Arsenal menyalip mereka dengan selisih satu poin, mempersembahkan titel Liga Inggris pada musim penuh perdana Wenger.
Man United gagal mempertahankan mahkota untuk kali ketiga beruntun, sedangkan Arsenal melengkapi sukses dengan gelar Piala FA.
4. Arsenal 1-2 Manchester United, 14 April 1999 (Piala FA)
Setahun berselang, giliran Manchester United yang tertawa lebar. Sebuah kemenangan penting di semifinal (replay) Piala FA yang menjaga asa pasukan Sir Alex Ferguson meraih gelar treble.
Arsenal dipastikan mengutuk diri pada malam itu. Mereka bermain di kandang, unggul jumlah pemain ketika Roy Keane diusir wasit, dan mendapat hadiah penalti pada injury time.
Namun, terlepas dari semua keuntungan tersebut, tim asuhan Arsene Wenger tetap pulang dengan kepala tertunduk.
Setelah David Beckham dan Dennis Bergkamp membuat kedudukan sama kuat, muncul aksi spektakuler Ryan Giggs pada babak tambahan.
Winger asal Wales itu memotong umpan Patrick Viera, berlari separuh lapangan melewati sederet pemain The Gunners, sebelum menghajar bola ke gawang David Seaman dengan tembakan kaki kiri. Man United pun melenggang ke Wembley.
3. Manchester United 0-1 Arsenal, 8 Mei 2002 (Liga Inggris)
Pembalasan manis Arsenal mesti menunggu tiga tahun. Kali ini, pentasnya adalah perebutan gelar Liga Inggris.
Arsenal sukses merangkai 11 kemenangan beruntun di liga domestik, dan hasil maksimal saat mengunjungi Manchester United di Old Trafford bakal memastikan mahkota buat mereka.
Skenario harapan The Gunners berjalan sempurna. Man United, yang baru saja gugur dari semifinal Liga Champions, tak bisa mengimbangi agresivitas Arsenal.
Pasukan Arsene Wenger akhirnya mengunci poin penuh ketika Sylvain Wiltord mampu melesakkan bola ke gawang Fabien Barthez.
Kemenangan tersebut semakin terasa spesial karena beberapa hari sebelumnya, Arsenal juga mampu mengangkat trofi Piala FA usai menaklukkan Chelsea.
2. Manchester United 2-0 Arsenal, 24 Oktober 2004 (Liga Inggris)
Arsenal kembali memenangkan Liga Inggris pada musim 2003-2004. Tak tanggung-tanggung, melewati kompetisi tanpa terkalahkan.
Rangkaian spektakuler tersebut berlanjut ke musim berikutnya, sampai akhirnya terhenti di angka 49 oleh rival bebuyutan, Manchester United.
Wayne Rooney memegang peranan penting setelah pelanggaran terhadap dirinya berbuah penalti yang dieskekusi apik oleh Ruud van Nistelrooy, kemudian melengkapi kemenangan Setan Merah lewat gol penentu.
Namun, pertarungan tak selesai di lapangan. Para pemain Arsenal yang tak senang dengan cara Man United meraih kemenangan, memantik keributan besar di lorong stadion.
Beberapa pemain senior terlibat perkelahian, sementara pelatih Man United, Sir Alex Ferguson, mendapat lemparan piza nyasar ke arahnya. Atas insiden tersebut, laga ini diberi tajuk "Battle of the Buffet" atau "Pizzagate".
Berita Manchester United Lainnya: Manchester United dan Arsenal Berebut Tanda Tangan Ousmane Dembele
1. Manchester United 8-2 Arsenal, 28 Agustus 2011 (Liga Inggris)
Momen di mana Arsenal tak lagi mampu bersaing dengan Manchester United di jalur juara Liga Inggris.
Dana yang terkuras untuk membayar utang stadion baru, ditambah kepergian sederet pilar membuat kualitas The Gunners menurun drastis.
Namun, tak ada yang menyangka bahwa mereka bakal dibantai habis oleh Setan Merah di Old Trafford.
Hattrick Wayne Rooney, dua gol Ashley Young, ditambah masing-masing satu dari Luis Nani, Park Ji-sung, dan Danny Welbeck, memberi kekalahan terbesar bagi Arsenal di era Premier League.
Gol balasan dari Robin van Persie dan Theo Walcott tak bisa menutupi betapa besar masalah yang dihadapi Arsene Wenger saat itu, yang akan berlanjut sampai bertahun-tahun ke depan.