SKOR.id - Kampanye LaLiga vs Racism kini telah memasuki edisi keempat, dan gaungnya terasa hingga ke Indonesia.
Kampanye edisi keempat Laliga vs Racism memiliki tujuan mengajak masyarakat untuk melawan rasisme.
Momen ini bertepatan dengan Hari Internasional Penghapusan Diskriminasi Rasial, pada 21 Maret 2025.
Masyarakan diajak untuk berperan aktif melawan rasisme di sepak bola dan di luar lapangan.
Kini kampanye LaLiga vs Racism semakin terasa terutama di Indonesia, karena dilangsungkan di Jakarta.
Pada Rabu (18/3/2025) malam, digelarlah kegiatan fun football yang diikuti 30 jurnalis dari berbagai media di Jakarta.
Hal ini menjadi bukti bahwa perbedaan media, agama, dan status tak memengaruhi persahabatan, sehingga selaras dengan LaLiga yang mengedepankan keragaman.
Pada laga fun football atersebut, para pemain menggunakan bola pertandingan resmi, Puma Orbit.
Bola ini dirancang sebagai edisi khusus untuk kampanye LaLiga vs Racism. Acara ini juga dihadiri Almudena Gomez, delegasi LaLiga di Indonesia yang menegaskan komitmen untuk keberagaman kampanye ini.
"LALIGA, bersama dengan EA SPORTS, memiliki komitmen yang kuat untuk memerangi rasisme. Kami tidak hanya melakukan kampanye ini selama empat tahun berturut-turut, tetapi kami juga memiliki strategi hukum dan keamanan yang intensif untuk mengakhiri masalah ini," kata Almudena Gomez.
"Di LALIGA, kami tidak menoleransi rasisme dan tujuan kami adalah memberantas semua jenis kekerasan di dalam dan di luar stadion," ujarnya menambahkan.
Beberapa jurnalis juga sepakat dan mendukung adanya kampanye ini.
Hal ini menegaskan pentingnya media dalam menyebarkan pesan keberagaman melawan rasisme.
"Kampanye ini adalah inisiatif yang sangat baik dalam dunia sepak bola. Seperti yang kita ketahui, kampanye ini sudah didorong sejak lama. Namun, masalah rasisme masih sering terjadi dan menjadi isu negatif dalam olahraga. Apa yang dilakukan oleh LALIGA merupakan langkah yang sangat positif dan bisa menjadi contoh,” ujar Abdul Harris, MNC Portal.
"Saya sangat mengapresiasi adanya acara Fun Football ini, yang menegaskan komitmen LALIGA dalam melawan rasisme. Kegiatan ini menjadi simbol bahwa berbagai media, mulai dari televisi, media online, hingga radio, dapat bersatu dalam satu tujuan. Apa yang dulunya hanya berinteraksi di lapangan kini bisa berubah menjadi bermain sepak bola bersama. Hal ini menggambarkan semangat kebersamaan dan solidaritas yang sejalan dengan kampanye LALIGA VS Racism. Semoga kampanye ini terus berlanjut di Indonesia dan menginspirasi kita semua," lanjut Diego Basro, CNN Indonesia TV.
LaLiga telah melaporkan semua kekerasan dan pelecehan yang terjadi di luar stadion kepada Komisi Negara Anti kekerasan, rasisme, dan Xenofibia sejak 2015-2016.
Contoh kasusnya adalah pada Juni 2024 tiga pelaku pelecehan rasial terhadap Vinicius Jr, dijatuhi hukuman penjara.
Lalu pada September 2024, pelaku penghinaan rasial terhadap Vinicius Jr dan Samuel Chukwueze dijatuhi 6 bulan penajra, dan larangan ke stadion selama 18 bbilan.
Lalu pada 25 Feburari 2025, fans yang melecehkan Carlos Akapo dihukun satu tahun penjara dan larangan ke stadion 14 bulan.
Kampanye VS Racism kali ini melanjutkan inisiatif-inisiatif sebelumnya, seperti Unity VS Racism, Together VS Racism, dan #1voiceVSRACISM, yang terus memperkuat komitmen untuk memerangi rasisme di sepak bola dan kehidupan sehari-hari.
LaLiga bekerja sama dengan EA Sports dan seniman urban Suso33 pada edisi empat ini, melalui karya seni bertajuk Melting Pot of Cultures, yang menunjukkan bagaimana sepak bola dan seni urban menjadi bahasa universal yang mendorong dialog serta rasa hormat budaya berbeda.