SKOR.id - Setiap tanggal 8 Juni diperingati sebagai Hari Tumor Otak Sedunia. Tumor otak adalah pertumbuhan sel-sel di dalam otak atau di dekatnya.
Tumor otak dapat terjadi dalam jaringan otak. Penyakit ini juga dapat terjadi di dekat jaringan otak. Lokasi terdekat meliputi saraf, kelenjar pituitari, kelenjar pineal, dan selaput yang menutupi permukaan otak.
Tumor otak dapat dimulai di dalam otak. Tumor ini disebut tumor otak primer. Kadang-kadang, kanker menyebar ke otak dari bagian tubuh lain. Tumor-tumor ini disebut tumor otak sekunder, juga dikenal sebagai tumor otak metastatik.
Ada banyak jenis tumor otak primer. Beberapa tumor otak tidak bersifat kanker. Tumor ini disebut tumor otak nonkanker atau tumor otak jinak. Tumor otak nonkanker dapat tumbuh seiring waktu dan menekan jaringan otak. Tumor otak lainnya adalah kanker otak, juga dikenal sebagai tumor otak ganas. Kanker otak dapat tumbuh dengan cepat. Sel-sel kanker dapat menyerang dan menghancurkan jaringan otak.
Ukuran tumor otak bervariasi, mulai dari sangat kecil hingga sangat besar. Beberapa tumor otak ditemukan ketika masih sangat kecil karena mereka menyebabkan gejala yang langsung terasa. Tumor otak lainnya tumbuh sangat besar sebelum ditemukan. Beberapa bagian otak kurang aktif daripada yang lain. Jika tumor otak dimulai di bagian otak yang kurang aktif, mungkin tidak menyebabkan gejala segera. Ukuran tumor otak bisa menjadi sangat besar sebelum tumor terdeteksi.
Pilihan pengobatan tumor otak tergantung pada jenis tumor otak yang Anda miliki, serta ukuran dan lokasinya. Pengobatan umum meliputi operasi dan terapi radiasi.
Penyakit ini juga banyak diderita oleh para atlet. Dari banyaknya atlet yang menderita penyakit itu, Skor.id memilih tiga yang merupakan atlet ternama, yang dihimpun dari berbagai sumber. Berikut ulasannya:
Lance Armstrong (Balap Sepeda)
Lance Edward Armstrong adalah mantan pembalap sepeda profesional Amerika. Ia mencapai ketenaran internasional karena memenangkan Tour de France sebanyak tujuh kali berturut-turut dari tahun 1999 hingga 2005, namun gelarnya dicabut setelah penyelidikan menemukan bahwa ia menggunakan obat peningkat performa selama kariernya.
Pada tanggal 2 Oktober 1996, pada usia 25 tahun, Armstrong didiagnosis menderita kanker testikel tahap tiga (karsinoma embrional) yang sudah lanjut. Kanker tersebut telah menyebar ke kelenjar getah bening, paru-paru, otak, dan perutnya. Ia menjalani pemeriksaan diagnostik pada gejalanya, termasuk sakit kepala, penglihatan kabur, batuk darah, dan pembengkakan pada testikelnya. Pada tanggal 3 Oktober, Armstrong menjalani orkiektomi untuk mengangkat testikel yang sakit. Ketika ditanya dalam wawancara tentang kemungkinan kesembuhan Armstrong, dokter urologi Jim Reeves mengatakan hampir tidak harapan.
"Awalnya kami memberi tahu Lance kemungkinan kesembuhan 20 hingga 50%, terutama untuk memberinya harapan. Namun, dengan jenis kanker yang ia derita, dengan hasil sinar-X dan tes darah, hampir tidak ada harapan,” kata Jim Reeves.
Setelah menerima surat dari Steven Wolff, seorang ahli onkologi di Vanderbilt University, Armstrong pergi ke pusat medis Indiana University di Indianapolis dan memutuskan untuk menerima sisa perawatannya di sana. Pengobatan standar untuk kanker Armstrong adalah "koktail" dari obat-obatan bleomisin, etoposida, dan cisplatin (atau Platinol) (BEP).
Siklus kemoterapi pertama yang dijalani Armstrong termasuk BEP, tetapi untuk tiga siklus berikutnya, ia diberikan alternatif, yaitu vinblastin, etoposida, ifosfamida, dan cisplatin (VIP), untuk menghindari toksisitas paru-paru yang terkait dengan bleomisin.
Armstrong mengakui bahwa ini menyelamatkan karier balap sepedanya. Di Indiana University, Lawrence Einhorn telah memperkenalkan penggunaan cisplatin untuk mengobati kanker testikel. Ahli onkologi utama Armstrong di sana adalah Craig Nichols. Pada tanggal 25 Oktober, lesi otaknya, yang terbukti mengandung nekrosis yang luas, diangkat dengan operasi oleh Scott A. Shapiro, seorang profesor bedah saraf di Indiana University.
Pengobatan kemoterapi terakhir Armstrong dilakukan pada tanggal 13 Desember 1996. Pada bulan Januari 1997, secara tak terduga Armstrong muncul dalam kamp pelatihan pertama tim Cofidis di Lille, dan menempuh perjalanan sejauh 100 km bersama rekan-rekan tim barunya sebelum kembali ke Amerika Serikat. Pada bulan Februari 1997, dia dinyatakan bebas kanker.
Sir Bobby Robson (Sepak Bola)
Semasa hidupnya, mantan pemain dan pelatih timnas Inggris, Sir. Bobby Robson pernah menderita beberapa penyakit berat seperti kanker usus pada tahun 1992, melanoma ganas (1995), tumor pada paru-paru kanannya serta tumor otak pada tahun 2006.
Pengobatan untuk kondisi-kondisi ini membuatnya mengalami kelumpuhan sebagian karena stroke yang disebabkan oleh tumor otak, dan juga memiliki rahang atas sebagian prostetik setelah melanoma diangkat secara bedah. Diagnosa kanker kelima yang dia terima pada tahun 2007, yaitu nodul kanker di kedua paru-paru, dinyatakan sebagai penyakit akhir pada Februari 2007, dan per Desember 2008, kanker tersebut dapat dikendalikan melalui sesi-sesi kemoterapi.
Setelah mengalami pengalaman-pengalaman ini, dan setelah menerima diagnosa kanker kelima, Robson mendedikasikan sisa hidupnya untuk membantu memerangi penyakit ini. Pada tanggal 25 Maret 2008, dia meluncurkan Yayasan Sir Bobby Robson.
Yayasan tersebut mengumpulkan lebih dari £1 juta yang digunakan untuk membiayai peralatan untuk Pusat Penelitian Uji Klinis Kanker Sir Bobby Robson, di Rumah Sakit Freeman di Newcastle upon Tyne, dan kemudian akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek kanker lainnya di Wilayah Timur Laut Inggris.
Untuk mendukung Yayasan tersebut, pertandingan semifinal Piala Dunia 1990 antara Inggris dan Jerman Barat yang berakhir dengan kekalahan 4-3 melalui adu penalti, diputar kembali pada tanggal 26 Juli 2009 sebagai pertandingan Piala Sir Bobby Robson di St James' Park, dengan melibatkan pemain dari skuad asli Piala Dunia 1990 dan tamu-tamu istimewa lainnya. Robson diberikan penghormatan sebelum pertandingan dimulai, yang berakhir dengan kemenangan 3-2 bagi tim Inggris.
Pada saat Robson meninggal dunia, Yayasan tersebut telah mengumpulkan £1,6 juta. Donasi sebesar £156.000 diterima oleh Yayasan tersebut dalam 18 hari setelah kematiannya, dan pada tanggal 15 Oktober 2009, diumumkan bahwa Yayasan tersebut telah mengumpulkan lebih dari £2 juta.
Dan sesuai permintaan keluarga Robson, Alan Shearer akan mengambil alih peran Robson sebagai patron Yayasan tersebut. Yayasan tersebut mencapai angka £2,5 juta pada bulan September 2010. Tiga patron lainnya ditambahkan pada tahun 2010, yaitu Steve Gibson, Mick Mills, dan Niall Quinn.
Pada tanggal 31 Juli 2009, Robson meninggal dunia akibat kanker paru-paru di rumahnya di County Durham, pada usia 76 tahun, setelah berjuang lama melawan penyakit tersebut. Setelah berita kematiannya, tokoh-tokoh terkemuka dari dunia sepak bola dan politik memberikan penghormatan kepadanya.
Richard Burns (Pembalap)
Richard Alexander Burns adalah pereli asal Inggris yang pernah memenangkan Kejuaraan Reli Dunia 2001, setelah sebelumnya menjadi runner-up dalam seri tersebut pada tahun 1999 dan 2000. Dia juga membantu Mitsubishi meraih gelar produsen dunia pada tahun 1998, dan Peugeot pada tahun 2002. Rekan pembalapnya sepanjang karirnya adalah Robert Reid.
Da adalah satu-satunya orang Inggris yang pernah memenangkan Kejuaraan Reli Dunia sebagai pembalap.
Pada Jumat malam, 25 November 2005, empat tahun setelah memenangkan Kejuaraan Reli Dunia 2001, Burns meninggal dunia di Rumah Sakit Wellington di St John's Wood, London, pada usia 34 tahun setelah berada dalam keadaan koma selama beberapa hari akibat tumor otak.
Dia dimakamkan di Gereja St Peter and St Paul, Checkendon. Acara televisi Inggris Top Gear menayangkan penghormatan kepada Burns.
Selama Festival Kecepatan Goodwood 2006, yayasan RB, yang dinamai sesuai inisial Burns, diresmikan dengan tujuan untuk menginspirasi dan mendukung orang-orang dengan cedera serius dan penyakit.
Yayasan tersebut juga mengumpulkan dana untuk Dana Michael Park, yang berurusan dengan peningkatan keselamatan dalam acara olahraga otomotif. Grup musik Skotlandia, Travis, juga mendedikasikan album mereka The Boy with No Name (2007) untuk mengenang Burns.