- Penyerang Harry Kane memberikan isyarat akan meninggalkan Tottenham Hotspur andai klub tak memiliki ambisi juara.
- Spurs sudah tersingkir di Liga Champions, Piala FA dan tertinggal tujuh poin dari empat besar Liga Primer.
- Skor.id merangkum tiga alasan mengapa Kane mesti meninggalkan klub London Utara tersebut.
SKOR.id - Di tengah pandemi virus corona, kecemasan fan Tottenham Hotspur bertambah. Pasalnya, mereka mengkhawatirkan masa depan striker andalan Harry Kane.
Dalam siaran langsung Instagram bersama pandit Sky Sport Jamie Redknapp, beberapa waktu lalu, Kane mengungkapkan bahwa dirinya tak menutup kemungkinan hengkang dari Spurs.
"Saya mencintai Spurs. Tapi jika kami tidak memperlihatkan perkembangan sebagai tim, saya bukan orang yang bisa bertahan dalam kondisi tersebut. Saya pemain ambisius," jawabnya.
Baca Juga: Taktik Serupa Barcelona untuk Gaet Neymar dan Lautaro Martinez
Kane memiliki kontrak dengan Spurs hingga 2024, tapi tak ada yang menjamin bahwa di masih akan merumput di Tottenham Stadium pada saat itu.
Di tengah ketidakpastian masa depan, pemain 26 tahun ini mulai dikaitkan dengan beberapa klub elite Eropa, termasuk duo Manchester City dan Manchester United.
Untuk itu, Skor.id, mengutip sportskeeda, mengungkap tiga alasan mengapa meninggalkan Tottenham pada musim panas nanti bisa menguntungkan Kane.
1. Spurs Tak Lagi Sama
Tottenham tampak berambisi dan penuh gairah pada beberapa musim terakhir. Puncaknya tahun lalu, saat melaju ke final Liga Champions, sebelum kalah dari Liverpool.
Namun, keraguan besar menggelayuti klub London Utara itu di musim ini. Kane sendiri sadar, timnya tidak berada di jalur yang benar, dan ini jadi sebuah pengakuan menyakitkan.
Spurs tertinggal tujuh poin dari empat besar di Liga Primer, juga sudah tersingkir di Liga Champions dan Piala FA.
Baca Juga: Bocah Ajaib Real Madrid Kalahkan Wonderkid Barcelona
Selain itu, tim asuhan Jose Mourinho ini juga tak memiliki stabilitas ekonomi untuk bersaing dengan tim-tim raksasa Eropa dalam beberapa tahun ke depan.
Pengeluaran sebesar 750 juta pounds untuk membangun stadion anyar membuat mereka tak punya kekuatan finansial untuk membentuk skuat juara.
2. Mourinho Bukan Jaminan
Belum ada perubahan signifikan sejak Jose Mourinho menggantikan Mauricio Pochettino, November 2019.
Mantan pelatih Manchester United ini gagal memberikan peningkatan besar pada lini belakang tim dan tampak kebingungan bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada.
Padahal, penunjukkan Mourinho awalnya dianggap sebagai langkah besar, mengingat reputasinya sebagai pemenang bersama klub-klubnya terdahulu.
Baca Juga: Mau Icardi, AC Milan Sempat Tawarkan Piatek ke Inter
Tapi, The Lillywhites masih belum konsisten di bawah komando pria berpaspor Portugal itu.
Masa kerjanya di Man United mungkin bisa dijadikan patokan bahwa tahun-tahun terbaik Mourinho sudah lewat.
Tak ada alasan bagi Kane bertahan di Tottenham dan menunggu The Special One menemukan kembali sentuhannya.
3. Minim Peluang Gelar
Kane cukup vokal soal keinginannya menyabet trofi bersamaTottenham. Tapi komentarnya baru-baru ini menunjukkan bahwa kapten timnas Inggris itu sudah cukup frustrasi.
Dia kemungkinan akan mencari tim lain untuk memenuhi ambisi memenangkan sesuatu yang bergengsi.
Spurs gagal menyabet trofi sejak Piala Liga Inggris 2008. Sejauh ini, Kane cuma mengoleksi medali runner-up di Piala Liga dan Liga Champions.
Baca Juga: Man United Optimistis Bisa Boyong De Ligt ke Old Trafford
Bagi salah satu penyerang paling mematikan di kancah sepak bola Eropa, catatan tersebut tentu tidak sesuai dengan reputasi besarnya.