- Asia Tenggara dikenal sebagai gudangnya seni bela diri tradisional.
- Skor Indonesia merangkum 10 seni bela dari Asia Tenggara sejak zaman dahulu hingga sekarang.
- Pencak Silat dan Tarung Derajat yang berasal dari Indonesia, terus berkembang dari tahun ke tahunnya.
SKOR.id - Asia, terkhusus Asia Tenggara, memiliki berbagai seni bela diri tradisional dan itu berlangsung sejak zaman dahulu sampai sekarang.
Beberapa seni bela diri masih bertahan hingga sekarang, bahkan populer hingga ke luar Asia. Namun, tak sedikit pula yang di ambang kepunahan.
Di antara ratusan jenis dan aliran bela diri tradisional yang ada di Asia Tenggara, Skor Indonesia coba merangkum beberapa di antaranya.
Berikut ini adalah 10 bela diri tradisional yang berkembang di Asia Tenggara:
1. Pencak Silat (Indonesia)
Indonesia memiliki berbagai jenis olahraga bela diri tradisional. Salah satunya adalah pencak silat yang diperkirakan muncul pada abad 17 di Sumatra dan Jawa.
Pencak silat fokus pada gerakan pukulan, kuncian, dan lemparan. Setiap aliran pencak silat di berbagai daerah di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing.
Seni bela diri ini sering ditampilkan dalam acara pernikahan maupun ritual keagamaan. Pencak silat merambah ke pentas multievent dunia seperti SEA Games dan Asian Games.
2. Tarung Derajat (Indonesia)
Bela diri ini diperkenalkan oleh Achmad Dradjat di Bandung pada era 1960-an. Olahraga ini berfokus pada tendangan dan pukulan.
Tarung Derajat mulai dipertandingkan dalam turnamen nasional pada era 1990. Lalu, 2011, seni bela diri ini dikenalkan di SEA Games.
3. Muay Thai (Thailand)
Muay Thai adalah seni bela diri dan bertarung paling populer dari Thailand yang mengombinasikan kekuatan tulang kering, lutut, siku, dan tinju.
Seni bela diri ini mulai mendunia di awal abad 20-an ketika orang Eropa mulai mempelajari dan menyebarkannya.
4. Pradal Serey (Kamboja)
Pradal Serey atau disebut juga Kun Khmer adalah bela diri tarung bebas khas Kamboja. Hampir mirip dengan tinju, Pradal Serey juga bertumpu pada kekuatan tangan dan kaki.
Seiring berjalannya waktu, Pradal Serey kemudian berkembang dan menelurkan satu aliran baru yaitu Bokator yang lebih banyak menggunakan alat bantu seperti bambu atau tongkat.
5. Bando (Myanmar)
Seni bela diri asal Myanmar ini meniru gerakan beberapa hewan seperti banteng, monyet, macan, ular kobra, dan elang.
Bando lebih fokus pada pertahanan ketimbang menyerang musuh.
Tak hanya tangan kosong, Bando juga acap menggunakan alat bantu seperti pisau, tombak, tongkat, hingga pedang.
6. Lethwei (Myanmar)
Lethwei memiliki nama lain Burmese Boxing yang identik dengan adu jotos tangan kosong alias hanya menggunakan tape untuk membalut tangan petarung.
Aturan dasar dalam Lethwei adalah boleh melakukan tinju, sikutan, tendangan dengan lutut, kaki, hingga sundulan selama pertarungan.
7. Eskrima (Filipina)
Eskrima sering disebut dengan Arnis atau Kali yang biasanya menggunakan tongkat.
Selain tongkat, Eskrima juga melatih atletnya untuk bertarung dengan tangan kosong atau menggunakan benda tumpul lainnya.
8. Muay Lao (Laos)
Muay Lao adalah seni bela diri tradisional asal Laos yang mengadaptasi kebudayaan India.
Dari segi gerakan, Muay Lao memiliki banyak kemiripan dengan Muay Thai dari Thailand.
9. Tomoi (Malaysia)
Tomoi adalah seni bela diri dari Malaysia yang berkembang di Kelantan. Seni bela diri
tangan kosong ini mengadopsi budaya India dan Cina yang berkembang di wilayah itu.
Seni bela diri ini lebih menonjolkan gerakan gabungan antara tendangan, pukulan, serangan lutut dan siku dalam sebuah pertarungan.
10. Vovinam (Vietnam)
Vovinam adalah seni bela diri Vietnam yang mengedepankan teknik pertahanan. Aliran ini tak mengajarkan cara menyerang tapi bagaimana menghadapi serangan balik dari lawan.
Jadi, Vovinam mengajarkan refleks ketika kondisi bahaya dan bagaimana cara untuk mempertahankan diri dari serangan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Adik Tirinya Kecelakaan, Ini Respons Valentino Rossi https://t.co/NZ7yG7RDyu— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 10, 2020
Berita Olahraga Lainnya:
Eko Roni Saputra Beberkan Kunci Sukses di ONE: REIGN OF DYNASTIES