- IOC masih terus memonitor perkembangan kasus pneumonia yang tengah melanda Wuhan, Cina.
- Otoritas Cina dan WHO menepis penularan virus baru penyebab pneumonia di Wuhan terjadi karena adanya kontak antarmanusia.
- Kualifikasi tinju Olimpiade 2020 zona Asia-Oseania akan digelar pada 3-14 Februari mendatang.
SKOR.id – Komite Olimpiade Internasional (IOC) terus memonitor dampak wabah pneumonia (radang paru-paru) jelang kualifikasi tinju Olimpiade 2020 zona Asia-Oseania. Mereka khawatir kasus ini bisa mengganggu penyisihan yang akan berlangsung di Wuhan, Cina, bulan depan.
Kekhawatiran muncul setelah otoritas Cina mengonfirmasi kasus kematian pertama akibat virus yang belum teridentifikasi.
Seorang pria berusia 61 tahun diketahui meninggal setelah terkena pneumonia di Wuhan pada Sabtu (11/1/2020). Penyebabnya diyakini virus korona tipe baru.
Baca Juga: Borneo FC Tak Ingin Sepak Bola Indonesia Kembali ke Zaman Batu
Menurut kantor berita Cina, Xinhua, 41 orang didiagnosa telah terjangkit virus tersebut dan 59 orang lainnya dikarantina.
Namun tidak ditemukan infeksi di antara orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan mereka yang terjangkit, termasuk para pekerja medis.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menepis penularan virus baru penyebab pneumonia di Wuhan terjadi karena adanya kontak langsung antarmanusia.
Meski demikian, kasus ini tetap memunculkan kekhawatiran luas di wilayah tersebut, tak terkecuali IOC.
Baca Juga: IOC Buat Pedoman Baru untuk Atlet Peserta Olimpiade Tokyo 2020
Wabah Pneumonia yang melanda Wuhan berpotensi mengganggu kualifikasi tinju Olimpiade 2020 zona Asia-Oseania. Penyisihan rencananya digelar di Honhsgan Gymnasium pada 3-14 Februari mendatang.
IOC telah berkoordinasi dengan Komite Olimpiade Cina (COC) terkait kemungkinan pengalihan venue. Jika situasi memburuk, IOC dan COC bakal mempertimbangkan untuk memindahkan tempat kualifikasi.
“Kami menaruh perhatian serius terkait kasus pneumonia yang tengah terjadi di Wuhan. IOC akan terus mengikuti dan memantau segala perkembangannya melalui WHO dan otoritas Cina,” ujar pernyataan IOC.