- Indonesia menurunkan atlet senior berusia 43 tahun di cabor para atletik, yakni Warmia.
- Meski berusia tidak lagi muda, Warmia menunjukkan kebolehannya dengan menyabet tiga emas dari nomor lempar cakram, lempar lembing, dan tolak peluru.
- Ia berharap pada atlet muda dapat mengikuti jejaknya, dimulai dengan disiplin saat latihan.
SKOR.id - Warmia merupakan salah satu atlet paling senior yang dikirim Indonesia di ajang ASEAN Para Games 2022.
Meski telah berusia 43 tahun, sepak terjangnya di lapangan terbukti masih trengginas.
Tak kurang dari tiga medali emas di ASEAN Para Games Solo 2022 menjadi bukti bahwa baginya usia bukan masalah. Apalagi minder dengan yang muda-muda.
Warmia sukses menyabet tiga medali emas yakni di nomor lempar cakram, lempar lembing dan terakhir tolak peluru. Klasifikasnya F44 (ganguan di sebelah kaki).
Dia pun tidak ciut bersaing dengan atlet yang lebih muda. Seperti pada laga final tolak peluru klasifikasi F42/43/44, pada Kamis (4/8/2022), dua lawan terdekatnya dari Vietnam, Voi Thi Thua Thuan dan Tran Thi Thuy Hang, terpaut 10 dan 13 tahun di bawahnya.
Di duel tolak peluru itu, catatannya jauh di atas rivalnya dari Vietnam dan Brunei Darussalam.
Percobaan terbaik Warmia mencapai 8,12 meter, sedangkan Tran Thi usaha terbaiknya hanya bisa mencapai 6,93 meter.
Rekan senegaranya, Voi Thi lebih rendah lagi di angka 5 meter koma, begitu juga wakil Brunei.
Ini tanda bahwa Warmia masih superior di nomor lempar lembing, cakram dan tolak peluru di level ASEAN Para Games.
Dengan situasi seperti ini, kata pensiun belum ada di kamusnya. Selama generasi muda belum bisa melampaui prestasinya ia tetap akan berkiprah di para atletik.
Karena kepercayaan diri itu juga, Warmia tidak menampik tawaran turun di ASEAN Para Games Solo 2022.
"Kalau saya pensiun, sayang dong. Tiga emas Indonesia hilang," seloroh Warmia, ketika ditanya soal masa baktinya di olahraga.
Di ASEAN Para Games kali ini, Warmia pun menorehkan sejarah baru bagi dirinya. Bila di event sebelumnya hanya meraih satu medali, di ASEAN Para Games 2022 Solo ini, ia meraih tiga medali emas.
"Persiapan sangat keras untuk tahun ini. Enggak main-main. Setelah Peparnas (Pekan Paralimpiade Nasional di Papua 2021) tidak ada jeda langsung lanjut lagi," tuturnya.
"Biasanya latihanya sehari satu kali sehari dua kali, kejar target pokoknya. Latihan delapan bulan," kata atlet asal Kalimantan Selatan ini.
Dia berharap atlet muda terpacu untuk mendorong kemampuannya dengan berlatih keras. Sebab, prestasi tidak bisa didapat dari cara main-main.
"Pesan saya untuk generasi muda, semoga bisa lebih disiplin. Untuk dapat prestasi itu bukan main-main," tuturnya.
"Latihan yang keras dan disiplin itu utama. Anak-anak sekarang saya lihat banyak masih main-main," ujar wanita dengan dua anak tersebut.
ASEAN Para Games akan kembali digelar tahun depan di Kamboja. Soal kemungkinan kembali memperkuat Indonesia di ajang itu, ia menyerahkannya kepada tim pelatih.
Namun, dia memastikan siap membela Indonesia jika dipilih, seiring menunggu generasi baru yang siap menggantikannya muncul.
"Saya untuk target-target jangka pendek saja," katanya.
"Belajar teknik melempar kan tidak bisa sebentar butuh satu atau dua tahun," tuturnya memungkasi.
Berita ASEAN Para Games 2022 lainnya:
ASEAN Para Games 2022: Pecahkan Rekor Angkat Berat, Shebrioni Persembahkan untuk HUT RI
Para Panahan ASEAN Para Games 2022: Indonesia Tambah 2 Emas, Thailand Juara Umum
Jumat Sore Ini, Kirab Perilisan Prangko Edisi Khusus ASEAN Para Games 2022 di Solo