- Kronologi Bom Boston Marathon pada 15 April 2013.
- Tragedi Senin Berdarah terjadi hanya sekitar tiga jam setelah pemenang Boston Marathon menyentuh garis finis.
- Untuk memperingati tragedi bom Boston Marathon, sebuah tugu di lokasi kejadian, dibangun.
SKOR.id - Boston Marathon 2013 menjadi salah satu momen kelabu dalam dunia olahraga, khususnya cabang olahraga (cabor) lari jarak jauh atau maraton.
Seperti agenda tahunan yang lain, Boston Marathon selalu digelar pada Senin ketiga bulan April atau acap disebut Patriot's Day sejak 1897.
Tak hanya peserta yang antusias, penonton memadati Hopkinton, Massachusetts, sebagai titik start dan Copley Square, Boston, area finis.
Boston Marathon 2013 yang digelar 15 April atau bertepatan dengan libur nasional Amerika Serikat (AS), diperkirakan dipadati 500 ribu orang.
Para peserta yang terbagi dalam berbagai kategori, memulai lomba seperti telah dijadwalkan, pukul 09:00 waktu setempat.
Adapun untuk Boston Marathon, para peserta menempuh jarak 26,2 mil atau setara dengan 42,1895 kilometer (km).
Lomba berlangsung lancar seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, para juara pun bisa menyentuh garis finis dengan aman.
Lelisa Desisa dari Ethiopia, keluar sebagai kampiun Boston Marathon 2013 untuk kategori putra dengan catatan 2 jam 10 menit 22 detik.
Sedangkan pada kategori putri, medali tertinggi menjadi milik Rita Jeptoo (Kenya) usai membukukan 2 jam 26 menit 25 detik.
Namun, tiga jam setelah para juara menyentuh garis akhir, dua bom pressure cooker meledak sekitar 190 meter dari titik finis di Copley Square.
Bom pertama meledak di daerah Boylston Street nomor 671–673 sekitar pukul 14:49 waktu setempat. 14 detik berselang, bom kedua meletus sekitar satu blok dari lokasi pertama.
Akibat ledakan itu, wajah gembira yang tadinya menghiasi area finis Boston Marathon 2013, berubah menjadi kepanikan.
Bahkan, ada sekitar 5.700 pelari yang belum menuntaskan perlombaan, terpaksa menghentikan aktivitsnya di tengah jalan.
Pasca Tragedi
Tak lama setelah dua ledakan, pihak berwenang di Amerika Serikat bertindak cepat menyelamatkan korban dan mengejar pelaku pengeboman.
Dalam siaran media, tiga orang dinyatakan meninggal dunia dengan 264 orang lainnya mengalami luka-luka. Mereka dirawat di 27 rumah sakit lokal.
Biro Investigasi Amerika Serikat (FBI) langsung memburu para pelaku yang kemudian diidentifikasi kakak beradik, Dzhokhar dan Tamelan Tsarbaev.
Dzhokhar Tsarbaev tewas terkena timah panas saat berupaya kabur dari pengejaran. Lalu, sang adik, Tamelan Tsarbaev, dijatuhi hukuman mati.
Untuk mengenang tragedi Senin berdarah itu, Pemerintah Boston mengadakan konser Boston Strong (Boston Kuat), sekaligus jadi ajang galang dana untuk para korban.
Tidak hanya itu, untuk menghormati para korban, dibangun sebuah tugu di Boylston Street yang menjadi lokasi kejadian tragedi berdarah itu.
Trauma mendalam dirasakan oleh warga Boston khususnya yang mulai was-was ketika melihat kerumunan di tempat-tempat umum.
Perubahan kebijakan pun diambil Pemerintah Boston demi mencegah kejadian serupa, di antaranya melarang penggunaan tas punggung di area publik.
Pemerintah Boston juga menambah petugas keamanan berpakaian preman untuk mengawasi beragam kegiatan yang melibatkan banyak orang di area umum.
Meskipun dihantui tragedi berdarah, Boston Marathon tetap digelar setiap tahun. Namun, untuk 2019, dibatalkan karena pandemi Covid-19.
Boston Marathon diharapkan kembali mewarnai kalender olahraga, musim depan, di waktu yang sama yaitu Senin ketiga bulan April 2021.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Pandemi Covid-19 Belum Mereda, F1 Siap Susun 23 Seri untuk Musim 2021 https://t.co/hgkqiwWTZt— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 28, 2020
Berita Olahraga Lainnya: