Rabu Kelabu: Bulu Tangkis Indonesia Dapat Pukulan Telak di Olimpiade 2012

Doddy Wiratama

Editor:

  • Olimpiade 2012 yang digelar di London, Inggris, menjadi salah satu periode kelabu bagi skuad bulu tangkis Indonesia selama berkiprah di ajang itu.
  • Jangankan medali emas, skuad bulu tangkis Indonesia pada saat itu juga gagal mempersembahkan satu pun medali untuk kontingen Merah Putih.
  • Pukulan untuk bulu tangkis Indonesia makin telah setelah Meiliana Jauhari/Greysia Polii turut mendapat diskualifikasi.

SKOR.id - Sejak bulu tangkis resmi diperlombakan dalam Olimpiade (musim panas) pada 1992, Indonesia nyaris tak pernah absen mendapat medali emas dalam cabang olahraga itu.

Akan tetapi, tradisi medali emas yang dimulai oleh Susy Susanti dan Alan Budikusuma di Olimpiade Barcelona 1992 sempat terhenti dalam satu periode.

Masa kelabu bagi bulu tangkis Indonesia tersebut terjadi saat Olimpiade 2012 digelar di London, Inggris.

Kala itu, kontingen bulu tangkis Merah Putih tak hanya gagal melanjutkan tradisi medali emas untuk Indonesia tetapi juga pulang tanpa satu pun medali dari Olimpiade 2012.

Skuad bulu tangkis Indonesia punya enam amunisi di Olimpiade 2012. Tunggal putra mengirim dua, sementara sisanya dibagi rata pada empat nomor pertandingan lain.

Pada nomor tunggal putra, Indonesia diwakili oleh Simon Santoso dan Taufik Hidayat yang datang dengan status unggulan di luar delapan besar.

Simon Santoso dan Taufik Hidayat kompak meraih dua kemenangan dan lolos ke babak 16 besar dengan status juara grup.

Akan tetapi, langkah mereka juga sama-sama terhenti di babak 16 besar. Simon Santoso disingkirkan Lee Chong Wei (Malaysia) sedangkan Taufik Hidayat dikalahkan Lin Dan (Cina).

Lee Chong Wei dan Lin Dan kemudian terus melaju hingga menciptakan laga final ideal.

Lin Dan yang datang sebagai unggulan kedua pada akhirnya sukses menyabet medali emas berkat kemenangan rubber game, 15-21, 21-10, 21-19.

Pada nomor tunggal putri, Indonesia mengirimkan Adriyanti Firdasari yang saat itu datang dengan status non-unggulan.

Sama seperti dua wakil di nomor tunggal putra, langkah Adriyanti Firdasari terhenti di babak 16 besar setelah lolos dari fase penyisihan sebagai juara grup dengan dua kali menang.

Adriyanti Firdasari tersingkir di babak 16 besar setelah kalah 15-21, 8-21, dari salah satu wakil Cina, Wang Xin.

Nasib tersisih di babak pertama fase gugur Olimpiade 2012 juga dialami wakil ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Bona Septano.

Bedanya, Mohammad Ahsan/Bona Septano lolos dari Grup B sebagai runner up dan menuju babak perempat final.

Perjalanan ganda putra Indonesia itu pun terhenti setelah kalah 12-21, 16-21, dari juara Grup D, Jung Jae-sung/Lee Yong-dae.

Jung Jae-sung/Lee Yong-dae yang datang sebagai unggulan kedua akhirnya harus puas menyudahi petualangan dengan raihan medali perunggu.

Sementara itu, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi wakil Indonesia dengan langkah terjauh pada gelaran Olimpiade 2012.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir membuka langkah dengan empat kemenangan straight game, tiga di fase grup dan satu di babak perempat final.

Pada babak semifinal, Owi/Butet pun bertemu rival mereka yang saat itu menjadi unggulan kedua turnamen, Xu Chen/Ma Jin (Cina).

Sempat merebut gim pertama, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akhirnya harus takluk dengan skor 23-21, 18-21, 13-21.

Meski kalah, Owi/Butet masih menyisakan laga perebutan medali perunggu dengan menghadapi Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark).

Sayangnya, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kalah dengan skor identik, 12-21, 12-21, dan gagal pulang membawa medali dari Olimpiade 2012.

Skandal ganda putri Olimpiade 2012

Pada sisi lain, sebuah skandal turut mengiringi tersingkirnya Meiliana Jauhari/Greysia Polii dari Olimpiade 2012.

Tak hanya Meiliana Jauhari/Greysia Polii, skandal ini juga melibatkan tiga pasang ganda putri lain yang pada akhirnya mendapatkan diskualifikasi.

eun/Kim Min-jung (Korea Selatan) yang jadi ganda putri unggulan ketiga.

Kedua pasangan ini pun sama-sama telah berhasil memastikan diri lolos ke fase gugur setelah mengalahkan wakil Australia dan Afrika Selatan yang ada di grup itu.

Meiliana Jauhari/Greysia Polii dan Ha Jung-eun/Kim Min-jung pun tinggal saling berhadapan pada 31 Juli 2012 untuk menentukan status juara dan runner up Grup C.

Kondisi yang sama persis terjadi di Grup A. Saat itu, Wang Xiaoli/Yu Yang (Cina) dan Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korea Selatan) sudah dipastikan lolos ke fase gugur.

Mereka pun tinggal saling berhadapan untuk menentukan juara dan runner up grup. Laga penentuan itu pun diselenggarakan di Wembley Arena pada 31 Juli 2012.

Saat itu, Meiliana Jauhari/Greysia Polii tergabung ke dalam Grup C bersama Ha Jung-

Pada babak 16 besar, peserta yang lolos dari Grup A akan bertemu dengan perwakilan Grup C. Pemain yang lolos sebagai juara grup akan menghadapi runner up dari grup lainnya.

Hal ini memungkinkan pemain untuk "memilih" calon lawan yang akan mereka hadapi di babak 16 besar. Tentu saja mereka mengincar lawan yang lebih mudah.

Hal aneh pun terjadi dalam laga Wang Xiaoli/Yu Yang kontra Jung Kyung-eun/Kim Ha-na yang digelar terlebih dahulu pada Selasa, 31 Juli 2012.

Ganda putri nomor satu dunia saat itu, Wang Xiaoli/Yu Yang, tampil tak segarang biasanya. Mereka banyak melakukan kesalahan sendiri dan seolah sengaja bermain untuk kalah.

Menyadari gelagat aneh dari sang lawan, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na pun meladeni dengan ikut-ikutan boros dalam melakuan unforced errors.

Kedua ganda putri ini pun sempat mendapat teguran keras dari pengawas pertandingan. Namun, laga tetap berlanjut dan Jung Kyung-eun/Kim Ha-na menang 21-14, 21-11.

Dengan hasil itu, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na berada di peringkat pertama Grup A disusul Wang Xiaoli/Yu Yang sebagai runner up.

Situasi aneh di Grup A pun memicu efek domino di Grup C. Sebab, seperti dijelaskan sebelumnya, perwakilan dari dua grup tersebut akan saling berhadapan di babak 16 besar.

Ha Jung-eun/Kim Min-jung dan Meiliana Jauhari/Greysia Polii juga seolah main tak serius pada laga terakhir mereka di fase grup Olimpiade 2012.

Mereka seolah tak mau menang dan lolos sebagai juara Grup C demi menghindari unggulan pertama, Wang Xiaoli/Yu Yang, pada babak 16 besar.

Kedua pasangan ini juga tampak bermain tidak serius dan juga mendapat teguran keras dari pengawas pertandingan.

Meski begitu, laga tetap dilanjutkan dan pada akhirnya dimenangi oleh pasangan Korea Selatan dengan skor 18-21, 21-14, 21-12.

Setelah semua pertandingan penyisihan grup berakhir, pihak penyelenggara pun membahas yang terjadi pada dua pertandingan tersebut.

Langkah tegas pun diambil. Wang Xiaoli/Yu Yang, Ha Jung-eun/Kim Min-jung, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na, dan Meiliana Jauhari/Greysia Polii diputuskan mendapat diskualfikasi.

Dengan demikian, hasil Olimpiade 2012 begitu menyesakkan bagi skuad bulu tangkis Indonesia yang mendapat pukulan telak.

Tak hanya gagal melanjutkan tradisi medali emas, mereka juga tak bisa sama sekali meraih medali ditambah terlibat dalam skandal pengaturan hasil pertandingan.

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita Fitur Lainnya:

Senin Adrenalin : Mengenal Paragliding

Selasa Bahasa: Slam Dunk, dari Basket hingga Idiom

Source: bwfbadminton.com

RELATED STORIES

11 Gelar yang Bikin Kento Momota Tercatat di Guinness World Records

11 Gelar yang Bikin Kento Momota Tercatat di Guinness World Records

Berikut daftar 11 gelar yang dimenangi Kento Momota pada musim 2019 yang membuatnya tercatat dalam buku Guinness World Records 2021.

Pebulu Tangkis Putri Inggris Ini Ngaku Idolakan Hendra Setiawan dan Nova Widianto

Pebulu Tangkis Putri Inggris Ini Ngaku Idolakan Hendra Setiawan dan Nova Widianto

Lauren Smith mengaku sangat mengidolakan Hendra Setiawan tapi berharap memiliki kesempatan berduet dengan Nova Widianto.

Gubernur Tokyo Makin Yakin Olimpiade 2020 Berlangsung Aman karena Hal Ini

Gubernur Tokyo sebut pemakaian masker akan ampuh mencegah penyebaran Covid-19 hingga Olimpiade 2020 berlangsung aman.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Timnas putri Indonesia vs Timnas putri Kamboja (Indonesia vs Kamboja) dalam Grup A Piala AFF Wanita 2025 atau ASEAN Women's Championship 2025 di Vietnam pada 12 Agustus 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Timnas Indonesia

Timnas Putri Indonesia Akhiri Fase Grup Piala AFF Wanita 2025 sebagai Juru Kunci

Hanya imbang 1-1 lawan Kamboja, Selasa (12/8/2025), Timnas Putri Indonesia berakhir sebagai juru kunci Grup A Piala Asia Wanita 2025.

Teguh Kurniawan | 12 Aug, 15:08

Cover ASEAN MISG Serenity Cup 2025 atau ASEAN Women’s Championship 2025 atau Piala AFF Wanita 2025. (Foto: Dok. AFF/Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Timnas Indonesia

Piala AFF Wanita 2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen ASEAN Women's Championship 2025, yang terus diperbarui seiring berjalannya turnamen.

Taufani Rahmanda | 12 Aug, 14:47

Kolaborasi PUBG Mobile x Bernadya. (PUBG Mobile)

Esports

Puncak Kolaborasi PUBG Mobile dan Bernadya Hadirkan Hal Ini

Set atau kostum spesial Bernadya Elegance Set, secara resmi hadir di dalam game mulai Senin (11/08/2025).

Gangga Basudewa | 12 Aug, 12:17

Berlari tidak melibatkan peralatan mewah apa pun. (Hendy AS/Skor.id)

Other Sports

Ajak Masyarakat Lampaui Batas, Amartha 10X Run 2025 Tambah Kategori Lari

Gaungkan Beat Your Best, Amartha 10X Run tahun ini resmi menambah nomor kategori lari dan jumlah peserta.

Taufani Rahmanda | 12 Aug, 12:01

Pemain Timnas Putri Indonesia, Claudia Scheunemann, resmi dikontrak FC Utrecht Vrouwen. (Foto: Dok. FC Utrecht/Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Beri Kontrak Jangka Panjang, FC Utrecht Nilai Claudia Scheunemann sebagai Aset Berharga

Pemain Timnas Putri Indonesia, Claudia Scheunemann, resmi dikontrak FC Utrecht Vrouwen hingga 2028.

Rais Adnan | 12 Aug, 10:36

Persib vs Manila Digger (AFC Champions League 2 2025-2026). (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Prediksi dan Link Live Streaming Persib vs Manila Digger di Play-Off AFC Champions League 2 2025-2026

Laga Persib vs Manila Digger akan digelar di Stadion GBLA, Bandung, Rabu (13/8/2025).

Rais Adnan | 12 Aug, 08:31

aji santoso legenda sepak bola indonesia

Liga 2

Grup Timur Ketat, Aji Santoso Coba Beberapa Formasi untuk Persela Lamongan

Pelatih Persela, Aji Santoso, terus mempersiapkan timnya untuk Championship 2025-2026.

Rais Adnan | 12 Aug, 07:03

Gervane Kastaneer (Persib Bandung). (Hendy Andika/Skor.id)

Liga 1

Ini Faktor yang Buat Eks Striker Asing Persib Gabung Persis Solo

Gervane Kastaneer resmi dikontrak Persis Solo hingga akhir musim 2025-2026.

Rais Adnan | 12 Aug, 06:32

cover persib

Liga 1

Alasan Persib Gunakan Jersey Alternatif Lawan Manila Digger

Persib bakal menghadapi Manila Digger pada play-off ACL 2 2025-2026 di Stadion GBLA, Rabu (13/8/2025).

Rais Adnan | 12 Aug, 06:19

Update bursa transfer Liga Italia (Serie A) musim 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id).

Liga Italia

Update Bursa Transfer Liga Italia 2025-2026

Update bursa transfer Liga Italia (Serie A) musim 2025-2026, Napoli, Inter Milan, Juventus, hingga AC Milan berburu pemain baru.

Pradipta Indra Kumara | 12 Aug, 04:21

Load More Articles