- Hambatan teknis dan nonteknis jadi tantangan NPC Indonesia dalam menggelar latihan virtual.
- Atlet tuna netra sempat kesulitan mengikuti latihan virtual, namun akhirnya terbantu asistennya.
- Beberapa atlet juga terkendala lokasi tempat tinggal yang tak terjangkau jaringan seluler.
SKOR.id - Sejak Selasa (2/6/2020) hingga akhir Desember mendatang, Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia menggelar pelatnas jarak jauh yang dilakukan secara virtual.
Pelatnas (pemusatan latihan nasional) daring (online) adalah upaya NPC Indonesia menjaga kebugaran atlet penyandang disabilitas selama berada di rumah terkait pandemi Covid-19.
Sebenarnya, pelatnas persiapan ASEAN Paragames (APG) 2020 Filipina dan Paralimpiade 2020 di Tokyo sendiri sudah dihentikan dan atlet dipulangkan sejak akhir Maret lalu.
Ini karena memang APG 2020 sudah resmi dibatalkan sementara untuk gelaran Paralimpiade di Tokyo, Jepang diundur tahun depan.
Berita Olahraga Lainnya: Unik, Sumsel Gelar Lomba Balap Sepeda di Rumah
Berdasarkan jadwal terbaru Komite Paralimpiade Internasional (IPC), ajang tersebut akan berlangsung 24 Agustus-5 September 2021.
Dari data yang ada, total 269 atlet yang diproyeksikan mengikuti APG akhirnya menjalani latihan virtual sesuai dengan arahan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Kontrol latihan para atlet termasuk bagian Training Center (TC) jarak jauh ini. Sehingga performa mereka tak turun drastis. Hanya saja, berbagai kendala di awal bermunculan.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) NPC Indonesia Rima Ferdianto menjelaskan ada sejumlah hambatan yang sempat ditemui pihaknya dalam pelaksanaan pelatnas online.
Beberapa kendala misalnya pada atlet tuna netra yang harus beradaptasi dengan bantuan keluarga atau kerabatnya dalam mengoperasikan aplikasi untuk latihan virtual ini.
“Untuk atlet tuna netra, dibantu oleh asisten yang tidak hanya berasal dari keluarga namun juga sosok lain yang memang bisa membantu,” kata Rima Ferdianto.
Masalah lain, perbedaan Waktu Indonesia Timur (WIT) dengan Indonesia Barat (WIB). Namun kemudian atlet yang berada di kawasan WIT mengirim dokumentasi latihannya kemudian kepada pelatih.
Berita Olahraga Lainnya: Ski Air Sumsel Targetkan 3 Medali pada PON Papua 2021
Selain itu, kendala sinyal handphone atau gawai juga dihadapi oleh beberapa atlet yang tinggal jauh dari layanan operator seluler.
“Ada atlet dari Lombok dan juga Papua yang tempat tinggalnya tak ada sinyal. Akhirnya, mereka mendokumentasikan latihannya lalu pergi ke kota untuk mengirimnya ke pelatih,” ujar Rima.
Di sisi lain, Presiden NPC Indonesia Senny Marbun mengakui bahwa antusiasme tinggi tetap diperlihatkan para atlet dalam mengikuti pelatnas jarak jauh secara virtual ini.
“Ternyata, latihan jarak jauh ini mendapatkan respons positif dari para atlet,” kata Senny Marbun.