- Hanifan Yudani Kusumah dan Pipit Kamelia membangun padepokan demi melestarikan pencak silat.
- Padepokan pencak silat ini bertujuan untuk menampung mereka yang kesulitan biaya dan administrasi.
- Hanifan Yudani Kusumah senang banyak orang yang mulai mempelajari dan mengenal pencak silat lebih dalam.
SKOR.id – Hanifan Yudani Kusumah dan Pipit Kamelia merupakan pasangan suami-istri dari cabang olahraga pencak silat yang memiliki niat mulia dalam mengembangkan potensi muda.
Pasangan peraih medali emas Asian Games 2018 Jakarta-Palembang itu sedang membangun sebuah padepokan di Soreang, Bandung, Jawa Barat.
Berita Pencak Silat Lain: Paulo Freitas, Penyerang Timor Leste yang Jago Pencak Silat
Pipit Kamelia menjelaskan bahwa nantinya padepokan yang sedang dibangun bersama suaminya itu untuk menampung mereka yang punya kesulitan biaya.
Pasalnya, Pipit Kamelia sudah melihat banyak bakat-bakat muda yang tak mendapat kesempatan untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi di dalam suatu perguruan bela diri karena biaya.
Hal itu terungkap ketika Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menanyakan aktivitas yang ingin dilakukan Pipit Kamelia setelah pensiun sebagai atlet silat.
“Saya bersama suami juga ada beberapa bisnis dan sedang membangun padepokan pencak silat di Bandung. Jadi, saya ingin membangun sekolah khusus olahraga seni bela diri,” kata Pipit.
Mendirikan padepokan bela diri itu juga sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap olahraga yang telah membesarkan nama Hanifan Yudani Kusumah dan Pipit.
“Saya ingin menempatkan mereka yang memiliki talenta besar, tapi terhalang dengan biaya atau administrasi,” ujar Pipit.
“Saya dan suami berniat untuk mengasah mereka hingga memiliki kemampuan untuk menjadi seorang atlet nasional dan internasional,” katanya.
Hanifan Yudani Kusumah yang berasal dari keluarga atlet pencak silat itu, memang ingin membesarkan olahraga yang membuat dirinya dapat mewujudkan impiannya.
Untuk itu, padepokan yang ingin ia bangun bersama istrinya, Pipit Kamelia, diharapkan dapat menghasilkan generasi penerus dengan bakat-bakat besar.
“Setelah Asian Games, semua orang melihat bahwa pencak silat adalah bagian dalam budaya kita. Banyak orang yang juga mulai mendatangi berbagai perguruan silat,” kata Hanif.
“Mulai saat itu juga, banyak orang yang mulai mempelajari dan mengenal seni bela diri pencak silat lebih dalam,” ucapnya.
Hanif juga memberikan saran kepada anak-anak muda yang sedang balajar silat untuk terus memperkenalkan silat yang merupakan budaya Indonesia kepada orang banyak.
Berita Menpora Lain: Piala Menpora E-Sport 2020 Bakal Digelar di Tengah Pandemi
“Saya juga memberi nasihat kepada adik-adik untuk tidak malu belajar silat karena itu salah satu aset Indonesia,” ujar Hanif.
“Saya juga termotivasi ketika pencak silat diakui oleh negara lain, maka saya menunjukkannya dengan prestasi,” kata Hanifan Yudani.