- Kemenpora menyampaikan keuntungan dan kerugian terkait wacana penundaan PON Papua.
- Menpora Zainudin Amali mengikuti raker virtual dengan Komisi X DPR RI, Selasa (14/4/2020).
- Keputusan soal nasib PON ada di tangan Presiden Joko Widodo.
SKOR.id – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memaparkan untung rugi penundaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua kepada Komisi X DPR RI, Selasa (14/4/2020).
Hal tersebut disampaikan Menpora Zainudin Amali dalam rapat kerja (raker) virtual bersama Komisi X DPR RI. PON Papua sedianya berlangsung 20 Oktober-2 November 2020.
Baca Juga: Selain Jago Balap, Daniel Ricciardo Juga Berbakat Lempar ''Bola'' Jarak Jauh
Namun, dengan berbagai pertimbangan utamanya pandemi virus corona (Covid-19), Menpora memunculkan opsi penundaan hingga Oktober 2021.
"Apabila kita tunda, maka masuk ke 2021. Semoga pandemi Covid-19 sudah selesai dan kami mengancang-ancang waktu sampai dengan Oktober 2021," ujar Zainudin Amali.
Berikut keuntungan jika PON Papua terselenggara sesuai jadwal:
1. Prestis dan momentum politis terpenuhi karena Pemerintah konsisten mendukung penyelenggaraan PON Papua sesuai rencana semula.
2. Secara psikologis, kepastian segera penyelenggaraan PON 2020 di Papua sangat strategis untuk meningkatkan integritas nasional.
3. Penyelengaraan PON 2020 tidak berbenturan dengan event nasional dan internasional lain pada tahun tersebut.
4. Puncak kompetisi olahraga prestasi terlaksana bagi para atlet yang telah berlatih dan mempersiapkan diri sejak lama.
Meski begitu, ada pula kerugian penyelenggaran PON Papua sesuai jadwal. Setidaknya ada lima poin yang harus dipertimbangkan.
1. Pandemi virus corona (Covid-19) tak bisa diprediksi sehingga menggangu banyak aspek persiapan, khususnya penyiapan venue.
2. Kebutuhan anggaran tambahan yang diminta oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua belum tuntas revisinya.
3. Pengadaan peralatan pertandingan belum terpenuhi.
4. Memungkinkan terjadinya pengurangan jumlah cabang olahraga (cabor) yang akan dipertandingkan dalam PON Papua.
5. Bisa jadi ajang penyebaran Covid-19 karena mereka yang sebelumnya dinyatakan positif masih dimungkinkan dapat terkena kembali.
Baca Juga: Kemenpora Munculkan Opsi Menunda PON Papua hingga Oktober 2021
Pada kesempatan ini, Menpora turut menyampaikan keuntungan jika PON Papua ditunda hingga Oktober 2021.
1. Fokus perhatian dan anggaran bisa lebih diutamakan untuk penanganan pandemi Covid-19. Dengan catatan, penyelesaian venue tetap berlanjut meski ada keterbatasan.
2. Daerah peserta dapat lebih fokus mengupayakan penanganan pandemi Covid-19.
3. Pembahasan tambahan anggaran yang diminta Pemprov Papua bisa dilakukan tanpa melanggar ketentuan yang berlaku.
4. Proses pengadaan peralatan masih memiliki cukup waktu, dengan catatan harus tetap dilakukan pada 2020.
Baca Juga: Petinju Milenial AS Yakin Bisa Menjejaki Kesuksesan Muhammad Ali
Begitu pula dengan kerugian jika PON Papua benar-benar ditunda hingga tahun depan.
1. Perlu sosialisasi dan komprehensif bahwa penundaan ini karena alasan khusus. Jika tanpa sosialisasi, berpotensi menimbulkan gejolak politik.
2. Untuk sejumlah venue yang sudah selesai harus didukung keberadaannya melalui anggaran pemeliharaan.
3. Gangguan terhadap pola pembinaan dan kompetisi yang berjenjang yang terpotong bagi para atlet dan stakeholder keolahragaan.
4. Dukungan anggaran APBD dan APBD TA 2021, di mana kapasitas fiskal yang belum pasti untuk membiayai keseluruhan kebutuhan.
5. Oktober 2021 terjepit antara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo (Juli hingga Agustus 2021) dan SEA Games XXXI Hanoi (November 2021).
Kendati demikian, Menpora mengatakan keputusan soal nasib PON Papua menjadi kewenangan Presiden Joko Widodo.