- Menpora Zainudin Amali mengimbau induk cabang olahraga yang menggelar kompetisi profesional memperhatikan kepentingan atlet.
- Tak ada kompetisi profesional yang bergulir selama pandemi virus corona memang berdampak pada kondisi keuangan klub atau tim yang berlaga.
- Namun Kemenpora berharap federasi dan klub yang menaungi atlet dapat bijak dalam memutuskan pemotongan gaji atlet.
SKOR.id – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, mengimbau induk cabang olahraga memperhatikan kondisi atlet di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Seperti diketahui, hampir seluruh kompetisi olahraga profesional di Indonesia mengalami penangguhan, bahkan ada yang berakhir di tengah jalan, karena Covid-19.
Sebut saja, Indonesian Basket League (IBL) yang berada di bawah naungan Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi).
Kemudian Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dengan Proliga dan kompetisi sepak bola Liga 1 di bawah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Baca Juga: Nasib PON Papua Ada di Tangan Presiden Jokowi
Dengan tak adanya kompetisi, praktis bakal berdampak langsung pada kondisi keuangan tim peserta kompetisi tersebut.
Menpora Zainudin Amali khawatir kondisi ini berimbas pada pemotongan gaji atlet. Ia berharap klub yang menaungi atlet profesional dapat bijak mengambil keputusan.
“Soal kompetisi profesional yang terhenti, pemerintah tak bisa masuk terlalu jauh karena ada aturan masing-masing federasi,” katanya dalam telekonferensi, Selasa (7/4/2020).
“Paling kami hanya bisa berkomunikasi, tolong agar kepentingan atlet dan wasit jangan sampai terlalu dikorbankan.”
Sebelumnya, PSSI telah menetapkan bahwa klub hanya berkewajiban membayar gaji pemain sebesar 25 persen pada Maret, April, Mei, dan Juni 2020.
Sedangkan PBVSI dan PBSI sejauh ini belum mengambil kebijakan apa pun terkait pemangkasan pendapatan pemain.
Baca Juga: Menpora Ingatkan Saddil Ramdani Jaga Nama Baik Timnas Indonesia
Lelaki asal Gorontalo itu juga menyebut kontrak pemain dan klub profesional dapat menjadi acuan dalam mengambil kebijakan.
“Kompetisi sudah dikelola secara profesional, artinya ada kontrak antara pemain dan klub. Jadi sebelumnya sudah ada kesepakatan," tutur Zainudin.
"Kejadian saat ini masuk kategori apa? Pasti ada kategori yang memungkinkan kontrak itu bisa dijalankan secara normal atau ada perubahan, tentu ini kesepakatan kedua pihak.”