- Menerapkan pedoman makan sangat penting pada setiap orang, terutama pada penderita diabetes.
- Studi dalam jurnal JAMA Network Open, menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dapat membantu penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya.
- Hasilnya, mereka yang diet rendah karbohidrat mengurangi hemoglobin A1c sebesar 0,59% lebih banyak daripada yang diet rendah lemak.
SKOR.id - Sekitar 480 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes tipe 2, penyakit yang juga meningkatkan risiko penyakit hati berlemak (fatty liver) non-alkohol (NAFLD), suatu patologi yang dapat berkembang menjadi sirosis dan memengaruhi fungsi hati.
Dalam hal ini, para ahli telah memperingatkan selama beberapa waktu: membuat perubahan pola makan sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes.
Meskipun penting bagi hampir semua orang, diet sehat dan seimbang wajib bagi penderita diabetes, seperti halnya aktivitas fisik yang sehat.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa membatasi asupan karbohidrat dapat meningkatkan kontrol kadar gula darah.
Dan, sebuah penyelidikan yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open, menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dapat membantu penderita diabetes yang tidak diobati, dan orang yang berisiko diabetes untuk menurunkan kadar gula darah mereka.
Namun, belum banyak terbukti apakah makan lebih sedikit karbohidrat dapat memengaruhi gula darah pada penderita diabetes atau pada penderita pradiabetes yang tidak menjalani pengobatan, dan pada nutrisi lain yang harus diprioritaskan.
Sekarang, uji coba terkontrol acak baru terhadap lebih dari 100 orang dengan diabetes tipe 2 telah menemukan bahwa diet rendah karbohidrat, tinggi lemak tanpa pembatasan kalori dapat membantu pasien mencapai penurunan berat badan lebih baik serta meningkatkan kadar glukosa mereka, tidak seperti diet tinggi karbohidrat, diet rendah lemak.
Selain itu, penelitian yang dilakukan selama enam bulan dan dipublikasikan pada Annals of Internal Medicine juga menunjukkan bahwa perubahan tersebut tidak bertahan 3 bulan setelah intervensi, sehingga para ahli menyarankan agar perubahan pola makan pada penderita diabetes harus jangka panjang.
Apa yang harus menjadi diet ideal untuk penderita diabetes?
Seperti yang dilaporkan para peneliti dari University of Southern Denmark, mereka secara acak menugaskan 165 orang dengan diabetes tipe 2 untuk diet LCHF, yang rendah karbohidrat dan tinggi lemak, atau diet HCLF, yang tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
Semuanya diminta untuk menelan jumlah kalori yang sama dengan pengeluaran energinya.
Selain itu, peserta diet rendah karbohidrat diminta untuk mendapatkan tidak lebih dari 20% kalori dari karbohidrat, tetapi bisa mendapatkan 50-60% kalori dari lemak dan 20-60% kalori dari lemak protein.
Di sisi lain, pasien yang menjalani diet rendah lemak diminta mengonsumsi sekitar setengah kalori mereka dari karbohidrat dengan sisanya dibagi rata antara lemak dan protein.
Akhirnya, setelah mengevaluasi hasil dari kedua intervensi itu, penulis menemukan bahwa orang yang mengikuti diet rendah karbohidrat mengurangi hemoglobin A1c sebesar 0,59% lebih banyak daripada mereka yang mengikuti diet rendah lemak.
Selain itu, pasien tersebut rata-rata juga mengalami penurunan berat badan 3,8 kg lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang berada di kelompok rendah lemak.
Mengapa diet harus dipertahankan dari waktu ke waktu?
Para ahli menunjukkan bahwa manfaat yang mereka temukan dalam diet rendah karbohidrat ini tidak dipertahankan dari waktu ke waktu, sehingga indikasi dalam diet pasien diabetes harus bersifat jangka panjang.
Jadi, karena perubahan tidak dipertahankan 3 bulan setelah intervensi, hasil menunjukkan bahwa perubahan pola makan haruslah dipertahankan dalam jangka panjang supaya efek dari diet bermanfaat bagi diabetes.***
Berita Entertainment Bugar Lainnya:
Diabetes Tipe 2: Pelajari Lebih Dalam Gejala Penyakit yang Diderita Aktor Tom Hanks
Langkah-langkah yang Harus DIlakukan jika Diabetes Menurun dalam Keluarga Anda
Ketahui Faktor Risiko Penyakit Diabetes untuk Mencegahnya Membatasi Hidup Kita