- Gangguan seksual atau kesuburan sama sekali tidak terkait dengan maskulinitas seseorang.
- Ini saatnya bagi pria untuk bicara dan mencari bantuan dalam hal kesehatan seksual dan reproduksi mereka.
- Itu bisa dicapai dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan untuk meningkatkan kesuburan mereka.
SKOR.id - Ada banyak bias yang ada di dunia kita, salah satunya bias gender.
Tetapi sangat penting untuk memahami bahwa gangguan seksual atau kesuburan itu sama sekali tidak terkait dengan maskulinitas seseorang.
Maka itulah, kita perlu mendobrak tabu seputar masalah ini dan membiarkan pria berbicara dan mencari bantuan dalam hal kesehatan seksual dan reproduksi mereka.
Infertilitas mempengaruhi sekitar satu dari setiap 6 sampai 7 pasangan dan dapat diobati hanya dalam beberapa kasus tetapi hanya sampai beberapa tingkat.
Dalam wawancara dengan HT Lifestyle, Dr Sanjay Kalra, Endocrinologist and Expert panel di Kindly, berbagi beberapa tips untuk membantu pria mengoptimalkan fungsi seksual dan reproduksi mereka. Di antaranya:
1. Mengatasi masalah yang terkait dengan stres: Stres dan kecemasan berkontribusi pada masalah seksual dan pria harus mengatasi masalah tersebut untuk meminimalkan dampak pada kualitas sperma mereka serta hasrat seksual.
2. Tambahkan antioksidan ke dalam diet Anda: Stres oksidatif, yang disebabkan karena faktor-faktor seperti polusi, asap rokok, dan diet tinggi gula dan lemak, dapat berdampak negatif pada produksi dan kualitas sperma. Antioksidan dapat membantu mengatasi stres oksidatif dan radikal bebas, memulihkan kesehatan air mani. Makanan seperti sayuran berdaun hijau, beri, jeruk, zaitun, dan tomat mengandung antioksidan yang bisa membantu.
3. Dukung diet Anda dengan suplemen: Penting untuk menjembatani kesenjangan nutrisi dengan suplemen seperti Koenzim – 10 yang telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam motilitas sperma, jumlah dan peningkatan tingkat kesuburan. Anda juga dapat menambahkan lemon dalam diet Anda, yang menjauhkan disfungsi dan kesusahan pria.
4. Hindari merokok dan minum (alkohol) berlebihan: Studi mengenai merokok dan kualitas air mani menemukan bahwa merokok mempengaruhi banyak aspek kesehatan sperma, termasuk penurunan jumlah sperma, penurunan motilitas sperma (kemampuan berenang sperma), dan bentuk sperma. Penelitian terhadap orang-orang dengan gangguan penggunaan alkohol menemukan bahwa hanya 12% pria yang memiliki jumlah sperma dan kesehatan yang benar-benar normal, dibandingkan 37% non-perokok dan non-alkohol.
5. Gaya hidup sehat secara keseluruhan: Pola makan sehat, aktivitas fisik, manajemen stres, dan pola tidur, membantu meningkatkan hasrat seksual dan juga kualitas sperma.
Menambah daftar tipsnya tentang bagaimana pria dapat meningkatkan kesuburan mereka, Dr Saumya Tripathi (MD), Konsultan Demat, menyarankan untuk menghindari lima kebiasaan di bawah ini dalam gaya hidup mereka:
1. Perhatikan berat badan Anda (obesitas) - Memiliki beberapa kilo ekstra selalu menjadi risiko bagi pria tidak subur. Apakah Anda kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan, itu mungkin mempengaruhi kadar testosteron Anda di masa depan dan dapat mengubah struktur sel germinal.
2. Kurangi konsumsi alkohol - Alkohol secara langsung mempengaruhi kesuburan pria. Ini mengurangi libido, dan menurunkan kadar testosteron yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas sperma. Jadi jangan mengambilnya di luar kemampuan Anda.
3. Merokok - Untuk semua yang merokok, periksakan jumlah sperma Anda. Seorang non-perokok akan selalu memiliki jumlah sperma lebih banyak daripada mereka para perokok. Merokok juga menyebabkan disfungsi ereksi dan ejakulasi dini pada pria.
4. Pengobatan sendiri/penyalahgunaan obat - Menggunakan obat-obatan tanpa resep atau tanpa konsultasi dokter bisa berbahaya. Ada obat-obatan tertentu yang berdampak negatif pada pria atau efek sampingnya seperti bisa menurunkan produksi sperma.
5. Stres dan gaya hidup - Kebanyakan pria menghadapi masalah seperti gaya hidup tidak aktif, tidak berolahraga, stres kerja, junk food, dan kurang tidur ketika semua kebiasaan tidak sehat ini mempengaruhi kesejahteraan umum pasien, sehingga mempengaruhi kesehatan seksual dan kesuburannya. .
Kesehatan reproduksi pria tidak boleh dilihat dari prisma khusus pria. Tetapi itu harus dilihat dari lensa couple-centric, seseorang harus memastikan tidak hanya kesehatan pria dan wanita tetapi juga komunikasi dan interaksi yang baik antara kedua pasangan.***
Berita Bugar Lainnya:
Kacang Terbukti Meningkatkan Kualitas Sperma
Apakah Sperma Terpengaruh pada Iklim dan Musim, Berikut Fakta dan Penjelasannya
Manakah yang Lebih Baik antara Celana Dalam atau Boxer untuk Kesehatan Sperma